NovelToon NovelToon
Kau Rebut Pacarku, Kunikahi Papamu

Kau Rebut Pacarku, Kunikahi Papamu

Status: tamat
Genre:Kehidupan di Kantor / Cinta Terlarang / Poligami / CEO / Balas Dendam / Konflik etika / Tamat
Popularitas:61.3k
Nilai: 5
Nama Author: misshel

"Ini putri Bapak, bukan?"
Danuarga Saptaji menahan gusar saat melihat ponsel di tangan gadis muda di hadapannya ini.
"Saya tahu Bapak adalah anggota dewan perwakilan rakyat, nama baik Bapak mesti dijaga, tapi dengan video ini ditangan saya, saya tidak bisa menjamin Bapak bisa tidur dengan tenang!" ancam gadis muda itu lagi.

"Tapi—"

"Saya mau Bapak menikah dengan saya, menggantikan posisi pacar saya yang telah ditiduri putri Bapak!"

What? Alis Danu berjengit saking tak percaya.

"Saya tidak peduli Bapak berkeluarga atau tidak, saya hanya mau Bapak bertanggung jawab atas kelakuan putri Bapak!" sambung gadis itu lagi.

Danu terenyak menatap mata gadis muda ini.

"Jika Bapak tidak mau, maka saya akan menyebarkan video ini di media sosial!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon misshel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 30. Meremehkan Mertua

"Ayah kemana, Bu?" Revan duduk di meja makan, mengambil kopi yang tersedia disana. Kakinya dinaikkan ke kursi. Ia baru saja tiba di rumah, setelah makan malam di sebuah restoran bersama Clara.

Oh, ya! Clara setelah dikatain dongo, marah tak karuan, akhirnya sedikit redam setelah diingatkan soal uang 100 juta dari Beby yang sedianya hari ini diantar ke rumah. Sekarang anak itu duduk di ruang tamu, menelpon Beby dan tampaknya belum mendapatkan balasan.

"Keluar tadi," jawab Evi datar, "tadi dia ngomel sampe bikin Ibu mumet," keluhnya benar-benar. Wajah Evi mengatakan segalanya.

Revan meletakkan kopi ke tatakan, tampak ia menahan diri agar tidak tersedak. Biasanya kalau ibunya mumet, urusannya dengan berahi bapaknya yang luar biasa besar. Kadang Revan saja merasa dirinya kalah.

"Samara lagi?" tebak Revan hati-hati. "Kalau Samara harusnya Ibu abaikan sajalah."

Evi berdecak. "Soal mobil barunya yang ringsek! Apa-apaan bahas Samara itu? Kalau Ibu masih mikir Samara, Ibu udah mati kemarin dulu, Van! Terserah Bapakmu aja kalau soal wanita, Ibu udah nyerah, selama dia masih ingat pulang dan ngasih makan Ibu."

Revan memicing dan menggaruk kepalanya. "Bukannya kebalik, ya?"

Evi sedikit tertawa mendengar jawaban anaknya. "Itu kenapa Ibumu ini memilih diam aja, biar Samara itu makin kesel karena bapakmu yang sebenarnya uangnya nggak seberapa."

Revan tersindir, lagi-lagi dibuat salah tingkah, sebab dia sama seperti Bapaknya. Beby kurang apa? Tapi Revan malah macam-macam. Pikirnya, Beby tidak akan tau apa yang dia lakukan dibelakangnya, toh nanti hanya Beby yang akan dia ratukan. Satu-satunya wanita yang akan jadi istrinya. Sayangnya, keadaan berkembang jadi tidak terkendali dan dia tidak tahu harus bagaimana setelahnya.

Evi menatap anaknya, ada gurat kekecewaan disana. Ia pikir, Beby yang salah tetapi ternyata Revan yang kurang ajar.

"Laki-laki emang kudu dibeli sama wanita biar tau rasanya tidak terlalu berguna."

Revan kehilangan selera ngopinya seketika. Menatap ibunya yang kin terlihat lebih kaku wajahnya meski kerap tersenyum.

"Sudah kejadian semuanya, Bu ... kita berharap saja Beby mau menerima aku kembali."

"Harapan kamu sia-sia kalau lawanmu adalah mertuamu sendiri, Van ... lagian Ibu yakin, Pak Danu tidak akan melepas dengan mudah istri mudanya yang cantik jelita." Evi duduk. "Bapakmu yang uangnya dikit aja susah sekali melepas Samara yang jelas kualitas nya kaya apa. Beby apalagi? Kamu sebaiknya siap-siap urus anak kamu, fokus untuk besarin anak biar nggak sesat kaya kamu. Kerja yang bener, majukan perusahaan Pakde kamu itu. Stop urusin cewek mulu."

Jika dipikirkan kata ibunya ini benar. Tapi selama Beby masih beredar disekitarnya, rasanya sulit sekali. Apalagi Beby suka mancing-mancing.

"Cukup Bapak kamu saja yang morat marit hidupnya, kamu dan anak kamu jangan!" sambung Evi kemudian seraya beranjak. Apalagi Clara sepertinya akan menuju ke meja makan, Evi akan menyiapkan minuman untuk menantu nya itu.

"Duduk, Cla ... Ibu tadi buat jus alpukat, kamu katanya suka."

Evi mencoba ramah, rasanya tidak mungkin membenci Clara saat ini meski telah mengetahui semuanya. Bagaimana pun juga, sebentar lagi, Clara akan melahirkan cucunya. Ia hanya mencoba bersabar, mungkin dia pernah berbuat salah dimasa lalu sehingga sekarang dia benar-benar panen apa yang mereka tanam dahulu.

"Nggak usah! Saya nggak lama di sini, Tante ... ini cuma nunggu Om Galih pulang, karena kata Beby uangnya dibawa Om Galih."

Revan menaikan pandangan ke arah Clara. Perasaannya jadi tidak enak. "Kok bisa dikasih ke Ayah sih?"

"Katanya hanya Om Galih di rumah, jadi dia titip ke Om Galih!" Clara menaikkan bahu. "Siapapun yang nerima bukan masalah selama uangnya genap."

Evi memilih segera pergi. Ini bukan ranahnya untuk ikut campur.

"Atau Tante dititipin sama Om?" Clara mendadak memberi tuduhan yang membuat Evi tidak jadi beranjak pergi. Wanita setengah baya itu mematung di tempat. "Kasih ke aku sini, Tan ... itu uangku!"

Clara sedikit tidak suka pada ibunya Revan. Dia terlalu ikut campur. Semua yang Evi katakan, Clara dengar semuanya. Terkesan, Evi berada di pihak Beby.

Evi memutar badan, menatap menantunya datar, cenderung heran. Mempertanyakan sikap dan perilaku anak muda satu ini. Ini bar-bar dan sulit ditata ke jalan yang benar.

Astaga, Revan benar-benar ketimpa sial! Anak itu apa bisa mengatur istrinya agar kembali ke jalan yang benar.

"Uang apa sih?" Evi bertanya. "Berapa?"

"100 ... juta!" Clara sedikit mengejek. "Tante pasti belum pernah lihat uang sebanyak itu, ya?"

Evi sedikit berdecih. Menertawakan Clara yang merendahkan dirinya.

"Kamu boleh merasa paling punya uang disini, Clara!" Evi tersenyum tipis, "Mungkin juga aku belum pegang dan lihat uang sebanyak itu, tapi aku pernah menghasilkan uang dari keringatku sendiri, bisa jadi sebanyak itu atau lebih."

Senyum Clara lenyap seketika. Tau apa wanita ini soal dirinya? Dia juga menghasilkan uang dari keringatnya sendiri.

"Saya juga bekerja—"

"Tapi tidak dengan cara yang baik kan, Sayang?" Evi kini tidak tahan lagi. "Sebaiknya kamu diam dan jangan banyak tingkah, saya tau semuanya, Clara!"

1
Jamayah Tambi
Ah habis
Jamayah Tambi
Mengarut la korang ni.Mandi 7 jenis bunga.Kenapa dipetik di kuburan.Nanti kena badi mayat.Beli saja di florist.Jangankan 7 jenis.100 pun dapat
𝙋𝙚𝙣𝙖𝙥𝙞𝙖𝙣𝙤𝙝📝: Halo kak baca juga d novel ku 𝘼𝙙𝙯𝙖𝙙𝙞𝙣𝙖 𝙞𝙨𝙩𝙧𝙞 𝙨𝙖𝙣𝙜 𝙜𝙪𝙨 𝙧𝙖𝙝𝙖𝙨𝙞𝙖 atau klik akun profilku ya. trmksh🙏
total 1 replies
Jamayah Tambi
Check in saja Psk Danu
Jamayah Tambi
Ayah anak2 kamu mana Mila
Jamayah Tambi
Sebentar saja B.
Jamayah Tambi
Tua2 tak sadar diri Mila.Jahat terus.Bila nak tobatnya.Kubur dah kata mari,Rumah dah kata pergi
Jamayah Tambi
Ingat umur Mila
Jamayah Tambi
Beby ni betul ke tidak ni.Lurus bendul ke apa
Jamayah Tambi
Nak berhenti spa.Go on saja.Nikmati saja Beby
Jamayah Tambi
Teruskan aksi romantus kalian
Jamayah Tambi
Malu la sikit
𝙋𝙚𝙣𝙖𝙥𝙞𝙖𝙣𝙤𝙝📝: Halo kak baca juga d novel ku 𝙖𝙙𝙯𝙖𝙙𝙞𝙣𝙖 𝙞𝙨𝙩𝙧𝙞 𝙨𝙖𝙣𝙜 𝙜𝙪𝙨 𝙧𝙖𝙝𝙖𝙨𝙞𝙖 atau klik akun profilku ya, trmksh🙏
total 1 replies
Jamayah Tambi
Lanjut saja
Jamayah Tambi
Dgn mertua pun musuh.
Jamayah Tambi
Galih yg tua gatal dan tak ada malu
𝙋𝙚𝙣𝙖𝙥𝙞𝙖𝙣𝙤𝙝📝: Halo kak baca juga d novel ku 𝙖𝙙𝙯𝙖𝙙𝙞𝙣𝙖 𝙞𝙨𝙩𝙧𝙞 𝙨𝙖𝙣𝙜 𝙜𝙪𝙨 𝙧𝙖𝙝𝙖𝙨𝙞𝙖 atau klik akun profilku ya, trmksh🙏
total 1 replies
Jamayah Tambi
Nah,ambik kau Clara.Kau hanya bermodal canyik,kaya,sombong dan jalang.Bukan cinta yg tulus
Jamayah Tambi
Jadilah ibu tiri yg kejam Beby.Bslas apa yg dia buat padamu
Jamayah Tambi
Minta kau.
Jamayah Tambi
Mereka hanya suami isteri atas kertas saja
Jamayah Tambi
Makan di warung aja
Jamayah Tambi
Nanti Mila akan menyeksa Beby.Bukan Mila saja tapi Clara juga
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!