Di dunia ini manusia terbagi menjadi beberapa golongan, yaitu fells, Aether, dan Halflings. Fells merupakan manusia biasa yang tidak memiliki kemampuan apapun, dan hanya menjalani hidup seperti manusia biasa Sedangkan Aether adalah manusia yang memiliki kemampuan pengendalian elemen, setiap orang hanya bisa mengendalikan 1 elemen. Namun ada spesies khusus di dalamnya yaitu dark dan light yaitu pengendali elemen kegelapan dan cahaya Halflings adalah manusia yang bisa merubah dirinya menjadi hewan Dan itulah penjelasan singkat tentang cerita ini selanjutnya akan dibahas didalam
Bagian 17
Setelah turnamen kemarin mereka kini diberikan hari libur.
Dan Arsen berencana hanya ingin rebahan saja di kamarnya tanpa melakukan apapun. Ia hanya ingin tiduran di kamar, rebahan, makan snack sambil nonton Metflik di kamarnya.
Ia sudah merencanakan dengan matang dan menyiapkan beberapa makanan berat, ringan dan snack dan menaruhnya di atas meja di samping kasurnya.
“Oke, sudah siap semuanya” ucapnya sambik berkacak pinggang menatap hasil karyanya untuk mendapatkan liburan idamannya.
Satu satunya tempat libur idaman adalah kasur. Itulah ideologi yang selalu ia tanam. Karena dari dulu ia sudah belajar bekerja dimulai jadi pemulung dan pembersih jalanan.
Jadi satu satunya yang ia tunggu adalah kasur.
Ia langsung melompat ke atas kasurnya dan membuka laptopnya.
Jangan heran kenapa Arsen bisa memiliki laptop ataupun hape, karena di Akademi Aetheris memberikan laptop dan hape untuk muridnya, bukan meminjamkan, tapi memberikan laptop dan itu terserah mereka ingin menggunakannya untuk apa.
Ia langsung membuka Metflik dan menonton drama negara Alandeer yang merupakan negara yang sangat maju di bidang entertainment.
Ia mulai menonton episode satu dengan seksama.
Drama ini sama seperti drama lainnya, diawal si karakter utama bertemu lawan mainnya dan membantunya, yah seperti template film drama cinta lah.
“BABYYYY KITA AKAN APA HARI INI!!!!” Ucap Axel yang baru saja memasuki kamar Arsen.
Axel memang memiliki kunci kamar Arsen karena ia memaksa meminta kunci serep dari kamar Arsen semalam.
Arsen sebenarnya masih agak kesal dengan Axel karena bekas semalam masih sakit dan mungkin permanen karena belum ia tangani dan tidak diperbolehkan untuk ditangani oleh Axel.
Axel memberi bekas gigitan yang besar dibelakang leher Arsen yang katanya itu merupakan tanda kepemilikan.
“Aku tidak akan melakukan apapun, sedangkan kau terserah!” Ucap Arsen dengan galak karena masih kesal.
“Yasudah aku ikut saja denganmu” Axel menutup pintu dan langsung menaiki kasur Arsen.
Asrama putra putri disini memang sudah satu gedung dan memang biasa saja jika melihat dua lawan jenis di dalam kamar yang sama.
Ia menutupi tubuhnya dengan selimut yang sama yang menutupi Arsen dan menarik kepala Arsen ke dadanya agar bersandar kepadanya.
“Ihh, aku sedang menonton drama ini jangan menggangguku” keluh Arsen.
“Aku tidak akan mengganggumu Arsen, kau lanjutkan saja kegiatanmu aku hanya akan mengikuti menonton tontonanmu ini”
Arsen pun kembali menonton dramanya sedangkan Axel juga ikut menonton sambil mengelus kepala Arsen yang kini meniduri dada Axel.
Arsen pun membuka snacknya dan juga diikuti oleh Axel yang ikut memakan snack yang Arsen buka.
Sampai ada adegan dimana dimana sang karakter utama diangkat menjadi prajurit peperangan sedangkan sang perempuan yang tidak bisa menunggu memutuskannya.
Arsen pun menatap tajam ke arah Axel.
Kenapa Arsen terlihat marah kepadanya atas apa yang si karakter utama lakukan?
“Kalau sampai hanya salah satu dari kita yang menjadi permata dewa apakah kita akan putus?” Tanya Arsen memandangnya meminta jawaban.
“Tentu saja tidak, kalau sampai hanya kau yang menjadi permata dewa aku akan tetap menunggumu dan berusaha untuk menjadi permata dewa.
Tapi kalau hanya aku yang menjadi permata dewa maka kau akan ku kurung di dalam rumah kita nanti agar kau tidak bisa berpaling hati dariku” jelas Axel.
“Kau benar benar gila” ucap Arsen dan kembali menonton dramanya itu.
“Tapi kalau kita berdua yang menjadi Permata Dewa, maka aku akan leluasa di sampingmu dan berkuasa untuk menghukum siapapun yang berani mendekatimu” sambung Axel.
“Waktu itu saja kau bilang bahwa kau sudah punya duniamu sendiri dan aku hanyalah penghambat, sekarang kau menjadi wanita posesif gila” ledek Arsen.
“Tidak ada yang salah dalam menjaga hubungan kita bagaimanapun caranya”
Mereka pun lanjut menonton sampai akhirnya sama sama ketiduran di kasur yang sama.
Benar benar seperti pasangan yang baru nikah yang nempelnya sangat erat.
//////////
Sudah empat hari masuk sekolah dan Arsen masih tetap sama duduk di bagian belakang sedangkan Axel duduk di bagian depan.
Axel masih sama tertawa bercanda dengan teman teman sebangku dan sekelasnya.
Dan bahkan mereka seakan memiliki circle sendiri di dalam kelas mereka.
Orang orang circle Axel yang dari sekelasnya berjumlah 6 orang termasuk Axel, Razen dan Rize.
Ketiga orang lainnya yaitu dua lelaki dan satu perempuan.
Yang perempuan merupakan ketua kelas yaitu Lexy Tryff yang merupakan elemen angin dan salah satu prianya yang merupakan wakil ketua kelas yaitu Darren Walker elemen tanah.
Dan satu lagi yaitu anak bangsawan juga yaitu Gregory Smythe elemen angin.
Komplit lah kumpulan mereka yang merupakan kumpulan anak bangsawan.
Arsen tidak risih sama sekali melihat Axel yang seakan memiliki dunianya sendiri, justru ia senang karena ia tidak membebani Arsen untuk melangkah maju dan juga ia lega karena Axel terlalu clingy jika bersamanya jadi ini semacam istirahatnya.
Dan sudah empat hari pula kini Arsen menjadi sedikit tenar di kalangan kelasnya, bahkan kini ia jadi sering diajak ngobrol dengan para perempuan di kelasnya.
Axel yang melihat itu memang cemburu namun Arsen selalu mengatakan bahwa mereka hanya memujinya karena penampilannya kemarin hebat dan mereka tidak menyangka bahwa Arsen bisa melakukan itu.
Axel pun hanya bisa pasrah melihat pacarnya sendiri didekati cewek cewek gatal.
Namun ketika sudah pulang sekolahnya barulah kembali lagi keluhan keluhan Axel.
Ketika ia ke kamarnya Axel mengikutinya dan selalu menempel dengannya dan merengek karena tadi Arsen didekati banyak cewek.
“Oii sobat!!, kau sehat hari ini?” Sapa Shaka dan langsung duduk di kursi disamping Arsen.
“Apakah sapaan pagimu itu memang tidak pernah berubah yah?” Ucap Arsen dengan nada sarkas.
Karena sudah tujuh bulan lebih mereka bersama dan kini ia mulai bosan dengan sapaan Shaka tersebut yang selalu diucapkan setiap pagi.
“Ya Shaka, aku yang berada dibelakang kalian pun sudah mulai bosan mendengarnya” ucap Trix yang berada di belakangnya.
Trix merupakan murid dengan kacamata yang memiliki elemen air sama seperti Arsen. Dengan bando berwarna biru dan rambut hitam yang sebahu.
Orang orang pintar memang memilih duduk dibelakang karena mereka lebih bisa melihat semuanya dengan jelas dari belakang.
Sedangkan Axel tidak terlalu depan. Dia berada di bagian tengah pojok paling kiri yang juga sebarisan dengan Arsen.
Ia memilih tempat itu merupakan tempat paling strategis. Karena di depannya ada murid yang tubuhnya sangat besar dan bisa menutupinya ketika ia tertidur. Dan bagian itu pula berada di bawah AC langsung dan membuat tidurnya nyaman.
“Yah jadi menurutmu aku harus merubah sapaanku menjadi apa?” Tanya Shaka.
“Kau bisa merubah menjadi ‘halo princess snow white untukku dan prince charming untuk Arsen” jawab Trix.
Arsen pun terkekeh mendengar jawaban dari Trix.
Trix memang sudah mengenal Arsen di hari pertama sekolah makanya mereka tidak canggung dengan Arsen.
Arsen itu terlalu introvert sampai sampai Trix harus terus mengajaknya mengobrol selama hampir empat bulan sampai akhirnya bisa mengobrol santai seperti ini.
Namun dari depan.
“Hohoho sepertinya ada yang cemburu” goda Rize yang melihat ke arah mana pandangan Axel.
Dan dari mata Axel seakan sudah jelas adanya api kecemburuan dan kekesalan.
“Hehehei, sepertinya benar, jangan jangan kau menyukai Arsen itu. Kau menyukainya karena ia memenangkan pertandingan kemarin kah?” Tanya Greg.
“Dia pacarku” gumam Axel yang terdengar oleh mereka.
Razen dan Rize pun bahkan belum tau jika mereka sudah jadian.
“HAAAAAAH?!!”