5 tahun bukan waktu yang lama bukan untuk membuka hati lagi setelah merasakan rasa sakit yang pernah di kecewakan dan sia siakan oleh sang kekasih yang di anggap tulus tapi tidak pada kenyataanya.
Rasa muak dan tidak akan percaya cinta di rasakan oleh wanita muda yang cantik dan mandiri bernama caramel ardiana namun dirinya mulai kembali terjebak dalam cinta yang rumit, dirinya bertemu dengan seorang pemuda yang menyakinkan bahwa masih ada cinta yang tulus tapi lagi dan lagi ucapan manis hanyalah di awal.
pria yang di temui caramel masih terperangkap dalam masalah lalunya. selalu berbicara mengenai masalalunya,selalu menyamakan caramel dengan masalalunya,dan membuat caramel merasa dirinya hanyalah bayang bayang wanita di masalalunya.
akankah caramel tetap bertahan bersama pria itu?? atau caramel memilih untuk pergi??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon karavel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BDTA 018
Di rumah sakit caramel di rawat perlahan caramel membuka kedua matanya mendengar suara tangis yang tak asing baginya dan suara berat pria yang tak asing untuknya.
"bapa,bita"kata caramel perlahan membuat semuanya terkejut
"om caramel bangun om"kata bita menghapus airmatanya dan berlari memanggil dokter
Caramel di periksa kembali oleh dokter dan membuat caramel tersenyum setelah dokter pergi dan memberikan nasihat kepada caramel segera caramel bangun dari tidurnya mengingat bayi yang tadi dirinya selamatkan tidak ada di sisinya.
"mau kemana kamu"tanya ender sambil memegang kedua lengan caramel
"bayi bayi yang tadi camel selamatin dimana dia kasian pa"kata caramel sambil memegang kepalanya yang masih pusing akibat terlalu banyak menghirup asap
"tuh kan sakit lagi kan bayi itu ada udah tenang ajah"kata ender sambil membenarkan posisi kaki caramel dan menata bantal agar caramel tak merasa sakit untuk menyenderkan punggungnya
"kamu tuh ya pikirin keselamatan kamu kamu hampir ajah mati masih mikirin nyawa orang lain"kata bita sambil menghapus airmatanya
"tapi bit kasian bayi itu dimana bayi itu"kata caramel sambil menatap ke arah bita dan ender
"bayi itu ada di"kata ender terpotong oleh suara pria yang masuk kedalam kamar caramel
"ada di sini"kata seseorang membuat tiga orang itu menatap ke arah pintu masuk
"cari dia?"tanya pria itu sambil memberikan bayi itu kepada caramel
"kamu lagi?"kata caramel menatap wajah pria itu sambil mengambil bayi dari pria di hadapannya
"itu alan dia yang selamatin kamu"kata bita berisik di telinga caramel
"dia itu yang numpahin kopi di baju aku yang gak mau minta maaf sama aku usir gih muak aku liat mukanya"bisik caramel membuat bita tertawa kecil
"perkenalkan nama saya alan danurdara dari petugas pemadam kebakaran saya ingin berterimakasih atas bantuannya untuk menyelamatkan anak anak ini dan kami dari pemadam kebakaran akan menanggung semua biaya pengobatan pasien sampai sembuh total"kata alan sambil tersenyum menatap ke arah caramel sedangkan caramel menatapnya dengan tatapan tak suka
"sebelumnya makasih nak alan sudah menyelamatkan anak saya, dia memang suka memaksakan diri untuk berbuat hal hal di luar nalar. Sekali lagi terimakasih"ucap ender membuat alan tersenyum
"tak apa pak saya yang seharusnya berterima kasih karena putri bapak 5 nyawa bisa terselamatkan"kata alan menatap caramel yang masih menatapnya dengan tatapan tak suka
"sebelumnya maaf akan sikap saya sebelum pertemuan ini"kata alan membuat caramel terkejut
"ya tak apa"jawab caramel sambil menatap ke arah bayi di gendongnya
"camel jangan seperti itu bilang makasih"kata ender sambil menoel pipi caramel membuat caramel menghembuskan nafasnya dan menatap ke arah alan
"terimakasih sudah menyelamatkan saya,lalu bagaimana dengan bayi ini?? Saya di minta oleh ibunya untuk merawatnya?"kata caramel dengan nada yang lembut dan menatap ke arah alan
"untuk sementara ini saya minta tolong untuk kamu merawat bayi ini sampai kami menemukan keluarganya"kata alan sambil memberikan surat untuk caramel merawat bayi tersebut.
"lalu kalo gak ketemu keluarganya?"tanya caramel membuat alan menatapnya dan tersenyum
"bisa di atur nanti,kalau begitu sa"
"kakak"teriak anak kecil berlari ke arah caramel
"terimakasih kakak sudah menyelamatkan kita makasih"kata salah satu anak yang di selamatkan oleh caramel
"sama sama luka kalian gimana udah sembuh?"tanya caramel sambil tersenyum
"kita sehat semua kak"
"aka maaci ya uda celamati aku, aka uda tendong aku temimaaci"
Suara yang lucu membuat caramel gemas dan tertawa caramel hanya mengangguk dan mengelus pipinya
"makasih ya mba udah nyelamatin cucu cucu saya makasih banyak"
"sama-sama nek,lalu bagaimana dengan ayah dan ibu mereka?"tanya caramel sambil menatap wajah sendu wanita paru bayah di hadapannya
"ibu mereka meninggal sedangkan ayah mereka sudah meninggal bulan lalu"
"innalilahi maaf yaa nek"kata Caramel sambil menatap ke 4 anak yang menatap ke arahnya dengan senyum mengembang
"tidak apa apa nak, kalo begitu kami pamit dulu ya ayo pamit dulu kakaknya mau istirahat itu"
"boleh saya minta nomer yang bisa saya hubungi nek?"tanya caramel dan di anggukan nenek itu dan memberikan nomer handphonenya dan pamit untuk pulang bersama 4 cucu cucunya.
"kalo begitu saya juga pamit karena masih ada beberapa tugas"kata alan memotong percakapan dan di anggukan oleh caramel,bita,dan ender
"mari saya antar"kata ender dan di anggukan oleh alan
Ender dan alan keluar dari kamar tersisa bita dan caramel perlahan caramel menatap bayi di hadapannya kulitnya yang masih berwarna merah dan mata yang sipit membuat caramel tersenyum dan mengelus pipinya.
"mau kamu kasih nama siapa?"tanya bita sambil tersenyum menatap ke arah bayi di gendongan caramel.
"Cello Raditya Setia cahaya matahari untuk tetap dan teguh hati menuju surga"jawab caramel membuat bita tersenyum
"aku bantu jaga cello ya"kata bita sambil meneteskan airmatanya
"makasih bita maaf aku malah buat kamu ikut kerepotan"kata caramel membuat bita menggelengkan kepalanya
"enggak kamu jangan gitu okey sekarangg kamu istirahat dan biar cello aku yang pegang"kata bita sambil menggendong cello dan membaringkan tubuh caramel.
Caramel membaringkan tubuhnya sedangkan bita menggendong cello sambil duduk di sofa membuat bita tersenyum menatap wajah cello dan mengeluarkan handphonenya untuk memilih dan pesan beberapa barang untuk cello.
Keesokan harinya caramel sudah di perbolehkan pulang caramel bersama cello dan bita pulang ke kostnya sedangkan eder dirinya menyusul nanti setelah pulang kerja nanti. Caramel berjalan bersama bita menuju kamar caramel perlahan caramel membuka pintu kamarnya dan betapa terkejutnya caramel melihat kamarnya yang sudah di tambahkan beberapa prabotan dan tempat tidur untuk cello caramel tersenyum dan memeluk tubuh bita.
"makasih"kata caramel sambil memeluk tubuh bita
"sama sama ibu anak 1"kata bita sambil tertawa dan membuat caramel memukul lengannya
"ibu ibu aku ini kakaknya dia ya bukan ibunya"kata caramel sambil menatap ke arah cello
"kenapa kamu gak adopsi dia aja?"tanya bita membuat caramel menjitak kepalanya
"pikir dong pake otak kamu bit, kalo aku adopsi dia aku kan gak ada suami ya kali aku kerja juga dia gimana ini ajah aku bingung kalo aku kerja dia gimana gak mungkin aku bawa bawa dia"kata caramel sambil meletakan perlahan cello ke dalam tempat tidurnya
"titip ke mama aku aja dia pasti mau"kata bita dan menggelengkan kepalanya
"gak usah gila mamah kamu udah cukup jagain ria sama lila apa lagi warung gak gak"kata caramel
Perlahan caramel dan bita berbaring di tempat tidur dan perlahan memejamkan matanya namun suara sepatu dan ketokan pintu membuat caramel dan bita terkejut menatap ke arah pintu bersamaan
Bersambung