NovelToon NovelToon
Terperangkap Dimensi Lain

Terperangkap Dimensi Lain

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Akademi Sihir / Fantasi Wanita / Fantasi Isekai
Popularitas:561
Nilai: 5
Nama Author: Sunny Rush

Elara dan teman-temannya terlempar ke dimensi lain, dimana mereka memiliki perjanjian yang tidak bisa di tolak karena mereka akan otomatis ke tarik oleh ikatan perjanjian itu itu sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sunny Rush, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1

Terdengar suara musik menggema di sebuah mobil, para cewek akan pergi bertamasya ke dekat danau.

Tapi tiba-tiba musik berhenti dan di ganti dengan pembawa berita bahwa hari ini akak terjadi penomena alam dan para remaja jangan pergi keluar rumah.

"Penomena alam apa sih ?" tanya Selena sedang menyetir.

"Ya paling hujan angin, badai, atau hujan es kan." jawab Elara santai..

"Internet mati." timpal Mira..

"Serius ?! Eh tahu gak ? orang tuaku pernah menghilang saat ada penomena alam seperti ini. " ucap Selena

"Terus?" tanya Mira dan Elara.

"Pulang-pulang bawa anak dan suami . " jawab Selena .

Mira dan Elara saling tatap tak percaya..

"Heh, gak usah dipikirin itu hanya cerita dongeng." jawab Selena yang membuat wajah teman-temannya itu terkejut

"Sialan, seharusnya dari tadi gak di dengerin." kesal Elara.

"Eh, tapi beneran sih aku pernah denger tentang cerita, bahwa dunia kita itu bersatu dengan dimensi lain " jelas Mira

"bersatu gimana ?" tanya Selena..

"Seperti dongengmu itu , manusia biasa menikah dengan dimensi lain. Klan Luminara dan manusia biasa menikah dan itu sudah lama, mungkin di antara kita ada cuma kita saja yang gak kepo." jelas Mira..

"gak usah cerita aneh-aneh mira." ucap Elara gak percaya

"emang orang tua lo gak cerita tentang itu ?" tanya Mira

"gak , mana mungkin mereka cerita orang ketemu saja jarang." jelas Elara

"Eh, mira ,tapi pernah gak di ceritain tentang klan iblis ? Penguasa klan yang memiliki tingkat paling tinggi, bahkan gak ada yang berani berurusan dengannya ." jelas Selena sambil nyetir..

"Ya ,aku pernah dengar dan bahkan dia punya keabadian hingga saat ini masih hidup ,mungkin ada umur 200 tahunan." timpal Mira..

"Denger cerita kaya gini dimana sih ?" tanya elara ,

"orang tua kita lah ." jawab selena dan Mira.

Ciitttt...

suara ban mobil berdecit, selena memberhentikan mobilnya tiba-tiba dan melihat sebuah kecelakaan mobil beruntut di depan.

"putar balik selene !" titah Mira

selena mencoha untuk memutar balik tapi ternyata ada mobil yang menghalangi juga.

"apa itu ?" terlihat sebuah gumpalan hitam yang membuat para mobil itu menghilang,

"apa itu portal ke dimensi lain ?" pikir Mira.

selena langsung membuka pintu dan di ikuti yang lain..

"ayo pergi !" ajak selena..

mereka bertiga berlari untuk pergi tapi tubuhnya malah ketarik ..

arggghhhh..

teriak mereka dan menghilang begitu saja..

*

Tubuh mereka terhempas keras ke tanah. Daun-daun kering beterbangan, aroma hutan lembap langsung menusuk hidung.

Elara mengerang, mencoba mengangkat tubuhnya yang terasa sakit. "Sakit sekali... di mana kita?" suaranya serak, penuh kebingungan.

Di sampingnya, Mira membuka mata dengan wajah kusut. "Ini... kaya mimpi!" ucapnya, matanya masih setengah terpejam.

Namun Elara mendesah kesal. "Mira, minggir!" titahnya keras. Rupanya tubuh Mira menindih badannya.

"Ouhh, maaf... di mana Selena?" tanya Mira buru-buru sambil bergeser.

Elara akhirnya bisa bangkit. Ia menyapu pandangan ke sekeliling ,pepohonan menjulang tinggi, cahaya rembulan menembus celah dedaunan. Tidak ada tanda-tanda mobil, jalan raya, atau dunia yang mereka kenal.

"Apa dia sudah pergi?" tanya Elara pelan, suaranya penuh keraguan.

Tiba-tiba, cahaya putih menyilaukan muncul di depan mereka. Dari dalamnya, sosok Selena muncul... namun tidak sendirian. Ada orang-orang asing berdiri di sampingnya, dengan jubah aneh dan aura misterius.

"Selamat datang, para remaja bandel!" sapa seorang pria dengan nada ramah, namun setiap katanya menusuk telinga, seolah mengandung ejekan.

"Di... mana ini?" tanya seorang cowok remaja yang juga terlempar ke tempat itu. Wajahnya pucat, jelas sama bingungnya.

Pria tadi melangkah maju, berdiri di samping Selena. Senyumnya tipis, penuh makna. "Kalian berada di tempat yang seharusnya. Perkenalkan, dia adalah putri dari sebuah klan Luminara... Selena Ardan."

Dunia seolah berhenti berputar bagi Mira dan Elara. Mereka saling tatap, sulit percaya.

"Klan Luminara? Selena? Apa benar?" tanya Mira dengan suara tercekat, menoleh ke Elara.

Elara menelan ludah, berbisik lirih. "Ini negeri dongeng?"

Mira mendekat, nada suaranya tegang. "Sepertinya... Selena memang sudah tahu."

Udara di sekitar mereka bergetar, dan cahaya putih itu makin menyilaukan. Perlahan, hutan di sekeliling mereka berubah. Pohon-pohon tinggi itu berputar, dedaunan luruh, lalu berganti dengan bangunan menjulang megah, dindingnya dari batu hitam berkilau, menara-menara tinggi seolah menusuk langit.

Di depan berdiri sebuah gerbang raksasa, ukirannya berlapis cahaya biru keperakan. Dari dalam, suara lonceng berdentang panjang, bergema sampai ke dada.

Selena melangkah lebih dulu, wajahnya tenang, seolah sudah sangat mengenal tempat itu.

"Selamat datang buat kalian semua... penghuni baru Asrama Akademi Klan Luminara dan Veyra," ucap pria yang berdiri di sampingnya. Nada suaranya penuh wibawa, seperti seorang pemimpin.

Para remaja, termasuk Mira dan Elara, hanya bisa menatap takjub sekaligus takut.

Mereka melewati gerbang, dan pemandangan di dalamnya membuat mereka terdiam.

Lapangan luas terbentang, dengan rumput berwarna hijau bercahaya. Di kejauhan, air mancur menjulang, airnya tidak jatuh ke bawah, melainkan melayang ke udara dan membentuk simbol-simbol aneh yang berkilau.

Asrama terbagi dua sisi:

Sayap Kiri dipenuhi cahaya hangat, bangunan putih keemasan dengan jendela besar dan hiasan seperti kristal. Itu adalah wilayah Luminara.

Sayap Kanan diselimuti kabut tipis, bangunan hitam berornamen merah, seolah berdenyut dengan energi. Itu adalah wilayah Veyra.

Di antara keduanya, sebuah aula utama berdiri megah, dengan kubah raksasa yang bercahaya bagai langit malam bertabur bintang.

“Ini... gila banget,” bisik Mira, matanya berbinar campur takut.

“Kayak... negeri dongeng beneran,” tambah Elara, wajahnya masih pucat.

Di sekeliling mereka, remaja-remaja lain muncul dari cahaya yang sama, beberapa masih meringis kesakitan, ada juga yang langsung kagum melihat bangunan itu. Mereka semua tampak sebaya, seolah-olah memang dipanggil ke tempat ini secara bersamaan.

Pria itu kembali bicara, suaranya menggelegar tanpa perlu berteriak:

“Kalian yang terpilih... tidak akan lagi menjadi manusia biasa. Mulai hari ini, kalian adalah bagian dari sejarah dua klan besar. Pelajari, pahami, atau... hancur ditelan tempat ini.”

Aura dingin menyapu mereka. Mira dan Elara saling meremas tangan, sementara Selena berdiri tegak, pandangannya lurus ke depan, seolah sudah siap menghadapi semuanya.

Langkah-langkah mereka bergema ketika akhirnya sampai di depan aula utama. Pintu raksasa terbuka perlahan, memperlihatkan ruangan yang begitu luas. Langit-langitnya bukan dinding, melainkan hamparan bintang yang berputar perlahan, seolah mereka sedang berdiri di bawah alam semesta.

Di tengah aula, berdiri sebuah kursi takhta besar, namun kosong. Di sampingnya, sebuah meja panjang penuh gulungan perkamen.

Pria yang membawa mereka ke sini berdiri tegak, lalu membuka gulungan tersebut. Suaranya berat, bergema ke seluruh ruangan:

“Aturan Akademi Klan Luminara dan Veyra.”

Hening seketika. Semua remaja yang hadir menegakkan tubuhnya.

Kalian terikat pada dua klan besar.

Tidak ada jalan pulang, kecuali akademi yang mengizinkan.

Belajar adalah kewajiban.

Siapa pun yang gagal dalam ujian tahunan akan dikeluarkan dan tidak ada yang tahu apa yang terjadi pada mereka setelah itu.

Kekuatan tidak boleh dipakai sembarangan.

Pertarungan antar murid hanya diperbolehkan di arena resmi. Pelanggar akan dihukum di hadapan seluruh akademi.

Rahasia akademi tidak boleh bocor.

Barang siapa mencoba melarikan diri atau menghubungi dunia luar... akan lenyap bersama ingatannya.

Kalian akan dipisahkan.

Sebagian ditempatkan di sayap Luminara, sebagian lagi di sayap Veyra. Pemisahan ini bukan pilihan, melainkan takdir yang sudah ditentukan sejak kalian dipanggil.

Setelah membaca aturan itu, pria tersebut menggulung kembali perkamen, lalu menatap mereka dengan mata tajam berkilau.

“Mulai hari ini, kalian bukan lagi anak-anak biasa. Di tempat ini, kalian akan menemukan siapa diri kalian sebenarnya... atau hancur karena tidak mampu menanggung beban warisan yang kalian bawa.”

Seketika, para remaja mulai berbisik panik. Beberapa terlihat gemetar, ada yang hampir menangis.

Mira menelan ludah, suaranya bergetar. “El... kita gak bisa pulang.”

Elara memandang ke arah Selena dengan wajah campur aduk, marah, bingung, dan takut. Selena hanya diam, namun sorot matanya menunjukkan sesuatu yang belum pernah ia tunjukkan sebelumnya: sebuah rahasia yang berat.

1
Flynn
Ngakak!
Melanie
Romantis banget!
Android 17
Jlebbbbb!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!