Dikutip dari kisah nyata kehidupan suamiku sebelum bertemu denganku sampai saat ini.
Yanu pemuda berumur 27 tahun yang tak kunjung menikah karena terlalu fokus dengan pekerjaan dan ibu nya.
Pada suatu ketika saat ia sedang berkunjung kerumah teman sebaya nya yang berjarak seratus meter dari rumahnya,tanpa sengaja ia melihat seorang perempuan cantik melintas depan rumah teman nya tersebut. Ia pun menanyakan siapakah perempuan cantik yang baru saja ia lihat kepada teman nya.
Simak terus kisah nya dalam novel karyaku ya...
Terimakasih...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maria Margaretha Riswanda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
"Aku datang," ucap Yanu memasuki kamar hotel tempatnya dan Maria beserta anak-anak nya menginap.
"Wah kamu bawa apa mas ?"
"Ini aku beli nasi padang ma. Sama beli es teler. Kamu suka ?"
"Wah nampaknya enak nih mas," ucap Maria dengan mata berbinar.
"Yuk makan. Anak-anak kemari, ayo makan bersama."
Mereka pun menikmati makanan nya siang itu.
"Enak," ucap Mikha.
"Enak ? Yasudah habiskan. Nanti setelah makan minum es telernya ya. Ini buat Mikha," ucap Yanu sambil menyiapkan es teler untuk Mikha.
"Ya ayah."
"Kita jadi ke rumah om kamu besok ?"
"Ya mau bagaimana lagi mas. Kudu jadi."
"Kamu sudah cari tiket bus nya ?"
"Masih bingung mau naik yang apa. Bus bunga ros penuh, adanya yang sleeper tapi lumayan mahal. Ini aku lihat yang bus bersinar juga adanya yang sleeper cuma harganya jauh lebih terjangkau sih."
"Yang bunga ros berapa sleepernya ?"
"Lima ratus lima puluh ribu mas. Kalau bersinar empat ratus ribu mas. Itu sudah dapat yang sleeper bus."
"Yasudah naik yang bersinar aja. Lalu kita turun mana ma ?"
"Lebak bulus."
"Kamu memang pernah kerumah om mu ?"
"Pernah dulu pas masih kecil. Tapi nanti kalau ada cerita aneh-aneh jangan di hiraukan ya."
"Maksudnya ma ?"
"Adalah cerita masa laluku dengan om ku. Agak-agak lah."
"Maksudnya ?"
"Udah mas nanti kamu bakal tau sendiri."
"Penasaran deh aku ma."
"Yuk tidur. Anak-anak ayo tidur! Sudah siang."
"Ya ma."
Ashka dan Mikha pun pergi tidur, begitu pula Maria dan Yanu. Mereka tertidur sampai waktu menunjukan pukul enam malam. Maria terbangun lebih dahulu ketimbang Yanu dan anak-anaknya. Maria langsung mandi, setelah mandi ia membangunkan Yanu.
"Mas ayo bangun," ucap Maria sambil mencium Yanu.
"Iya sayang, jam berapa ini?" ucap Yanu memeluk Maria.
"Sudah hampir jam tujuh malam mas. Kita mau makan apa ?"
"Kamu ingin makan apa ma ?"
"Makan mie ayam yuk mas."
"Bentar, aku mandi dulu kalau gitu."
"Ya mas."
"Kamu bangunin anak-anak ma. Gak usah mandi gak apa-apa."
"Iya sayang. Udah buruan mandi. Udah laper ini aku."
"Iya... Iya sayang. Bawel banget sih. Hehehehe."
Maria memanyunkan mulutnya. Sedangkan Yanu langsung pergi mandi.
"Ashka, Mikha... Ayo bangun sayang."
"Ya ma," jawab Ashka dan Mikha secara bersamaan.
"Yuk bangun. Nanti kita makan mie ayam. Tapi tunggu bapak kelar mandi dulu."
"Iya mama."
Tak lama kemudian, Yanu pun selesai mandi.
"Yuk," ajak Yanu.
"Sudah selesai kah mas ?"
"Sudah. Ayo berangkat."
"Oke."
Maria dan Yanu serta anak-anak pun berangkat ke kedai mie ayam terdekat untuk makan mie ayam.
"Ma, kita gak ambil baju ?"
"Aku masih takut untuk pulang mas."
"Sama sih sebenarnya. Tapi kita mau pakai baju apa nanti kalau ke Jakarta ?"
"Di pikirkan nanti saja mas, sambil makan."
"Ya sudahlah ma, terserah kamu saja."
"Kamu masih ada uang mas ?"
"Masih, kenapa ma ?"
"Kita cari baju murah-murah saja. Daripada harus pulang beresiko."
"Sekolah anak-anak gimana ma ?"
"Besok sebelum berangkat ke Jakarta, kita ke sekolah anak-anak dulu buat urus surat pindahnya."
"Oke. Kamu atur saja ma yang terbaik."
"Terus kerjaan mu gimana mas ?"
"Nanti biar aku hubungi pabrik yang di Bandung. Gimana kalau aku gak pakai kawal. Untuk pembayaran juga nanti bagaimana. Intinya itu nanti bisa diatur."
"Oke mas."
Mereka pun sampai di kedai mie ayam yang mereka tuju. Yanu memesan empat mie ayam dan empat es jeruk.
Bersambung.....
yukk saling support 😊
Contohnya: aku, kamu, dan dia.
Jadi bukan aku,kamu,dan dia.
Semangat kak🫶🫶🫶