Malam temaram, cahaya siluet datang menyambar. Detak jantung berlarian ke segala arah. Menimpali ubin yang kaku di tanah.
Di sana, seorang anak kecil berdiri seperti ingin buang air. Tapi saat wajah mendekat, Sesosok hitam berhamburan, melayang-layang menatap seorang wanita berbaju zirah, mengayunkan pedang yang mengkilat. Namun ia menebas kekosongan.
Apakah dimensi yang ia huni adalah dunia lain? nantikan terus kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asyiah A, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sangat Rahasia!
Anak kecil berlarian di antara dedaunan.
Musim gugur memberikan keindahan : gugurnya dedaunan.
Bau daun yang khas, kering, harum, bau udara panas, ternyata sangat disukai oleh anak kecil ini.
Dia menari di atas dedaunan. Tidur beralaskan daun-daun.
Menari-nari, menghamburkan daun, berharap dedaunan bisa terbang.
Uniknya, dia memiliki kekuatan misterius. Dirinya sendiri juga tidak mengetahuinya.
Untuk pertama kali kekuatan itu muncul dari tangannya. Tangan yang sangat sensitif, menyentuh ujung dedaunan. membiarkan daun itu menepi, agar dia dapat berjalan kencang. Dia menunjuk beberapa daun lagi, agar daun mampu terbang dan mengitarinya.
Beberapa saat kemudian, anak kecil itu terjatuh. Dia tertelungkup. Para pelayan yang baru saja tiba, panik, dan mengangkat tubuh anak itu ke dalam bilik.
...****************...
Detak jantung yang melemah. Laki-laki yang memakai mahkota, Sang Raja, berumur sekitar 30 tahunan. Mendadak cemas.
"Panggil tabib sekarang!!! " Suaranya menggema dipenjuru istana.
Para pelayan tidak ada yang berani berkutik, cukup membungkuk, mengangguk dalam sekali hitungan, dan melesat mundur perlahan tanpa membalikkan badan. Sebuah adab yang masih melekat, tanpa suara tanpa keributan. Semua berubah menjadi hening.
Di samping Raja, ada Ratu yang berumur 5 tahun lebih muda dari Raja. Kulitnya putih sedikit kemerah-merahan. Raut kesedihan terpancar di sana. Ratu memeluk sang Raja.
"Bagaimana kondisi anak kita?" Ratu menatap putrinya tak bergeming. Mata putrinya masih terpejam.
"Tidak ada yang perlu dicemaskan. Dia baik-baik saja. Dia sangat kuat, sama sepertiku. " Raja menatap putrinya sekilas dan menatap lama permaisurinya.
"Jangan khawatir. Sebentar lagi dia akan sadar. " Raja mengelus kepala sang Ratu dengan penuh kehangatan dan kelembutan.
Para pelayan yang sangat sadar diri, undur diri. Mereka tau Raja dan Ratu sedang dilanda kesedihan.
CEKREK....
Pintu setinggi 3 meter itu tertutup rapat.
Raja dan Ratu tak bergeming. Mereka hanya tinggal berdiri, tak ada niat untuk duduk. Hanya memandangi putri mereka dalam balutan selimut berwarna hijau keemasan, setiap pinggirnya terdapat bordir bunga mawar yang saat disentuh terasa gelombang-gelombang halus.
"Aku tak ingin kehilangan anakku," Ratu sedikit menjerit. Ada rasa pedih saat melihat anak yang disayangi terluka, bahkan tak sadarkan diri.
Raja hanya mengeratkan memeluk tubuh kecil, langsing. Hanya sebatas telinganya saja.
Raja yang terkenal karena sikap tenangnya. Raja yang terkenal karena lemah lembutnya. Raja yang terkenal dengan semua hal baik melekat padanya.
Pundak Raja semakin berat. Sangat berat dan jauh lebih berat. Saat melihat permaisurinya menjadi shock.
Hanya diam yang menghiasi sore hari itu. Saat senja menyambut. Tak ada gelak tawa yang biasanya menghiasi penjuru istana.
Sementara, pelayan yang bertugas memanggil tabib dalam perjalanan menuju ke rumahnya.
Tabib yang sudah berkecimpung di dunia akupuntur. Tabib Zhu sudah lebih dahulu ada.
Mereka menaiki kereta yang ditandu. Tabib Zhu sedikit menggeliat, cukup sempit untuk dua orang.
"Haiyaaa, anak seorang Raja rupanya. " ucapnya pelan.
Tabib Zhu sudah merasakan kekuatan yang luar biasa ini. Sore tadi, saat tabib sedang meracik obat-obatan, beberapa mangkuk yang kosong bergeser perlahan. Ada alarm baginya.
Seorang tabib yang memiliki kekuatan alam yang luar biasa. Tabib menguasai beberapa elemen. Tentu dia mengetahui jika seseorang yang memiliki kekuatan yang sama sedang berada berdekatan dengannya.
"Begitu rupanya. Jadi anak ini yang memiliki kekuatan misterius. " Ucapnya lebih pelan lagi.
Sepanjang perjalanan, tabib hanya merapalkan mantra-mantra, tujuannya hanya ingin diberikan dewa keselamatan.
KREEEEKKKKK
Bumi bergetar. Tabib Zhu membuka kedua matanya.
KREKKKKKK
Ada getaran. Seketika tandu berhenti. Tabib Zhu keluar darinya.
Saat ini mereka berada di medan terjal. Jalan pegunungan. Penuh dengan debu karena tanah yang gersang. Pinggiran jurang tertutup oleh pohon-pohon pinus. Ada sebagian pohon cemara.
Getaran semakin mendekat, saat itulah tabib sadar sesuatu.
"Menyingkirlah! Ada sesuatu yang menggelinding! " Teriakan itu membuat ke empat pelayan dan dua pengawal memajukan langkah seribu.
BUMMMMM......
Ada sekitar 3 batu raksasa yang meluncur, menggelindingi tempat mereka semula.
Mereka semua bersandar di bawah pohon-pohon pinus tak jauh dari tempat kejadian.
"Syukurlah! " Ucap beberapa pengawal.
"Terima kasih, Tabib. Berkat nasihatmu, kita semua selamat. " Ucap pengawal yang badannya berisi dengan dada bidang yang tertutup baju zirah.
"Tak apa. Lebih baik kita lebih berhati-hati lagi. " Pesan Tabib Zhu.
Mereka melewati malam itu dengan waspada akan bahaya yang mengintai.
Sedangkan tabib Zhu merasakan, akan lebih banyak lagi hal yang tidak masuk akal dan menghantui perasa nya.
Tabib Zhu tinggal di bawah pegunungan. Rumahnya lebih dari 7 kilometer. Ke sana harus melewati hutan dan pegunungan. Jalan yang terjal dan licin sangat mudah untuk membuat langkah tergelincir. Sebab itu tak banyak yang tau pengobatannya.
Metode akupuntur sudah diwariskan sejak nenek moyang nya. Saat ini sudah 7 generasi yang mewarisi kekayaan alam ini. Berakhir pada tabib Zhu.
Tabib Zhu sendiri memiliki kekuatan misterius. Ada banyak mitos yang berkembang di masyarakat bahwa dia mampu mengubah diri menjadi serigala. Memata-matai lawan. Bahkan profesi tabib hanya sekedar pengalihan isu semata.
...****************...
Tap.... Tap... Tap ....
Tabib Zhu menghentakkan kakinya di tanah istana. Selama ini yang mustahil untuk dia capai.
Sebuah kekuatan memanggilnya. Menarik dari telapak kakinya. Membuat dia limbung.
PLAK...
Tabib Zhu terjatuh. Dia menekuk lututnya.
"Kau baik-baik saja? " Tanya pelayan yang baru saja yang mempersilahkan dia masuk.
"Bantu aku! " Perintah sang tabib. Dia menyibak jenggot yang mencapai leher.
Kekuatan misterius. Tak kasat mata. Menunggu dirinya.
Tanpa sadar, di lantai atas, seorang anak kecil memunggunginya. Cahaya temaram memperlihatkan rambut kepirangannya.
...----------------...