Bai Xue nona muda keempat dari keluarga bangsawan Bai. Di asingkan di perbatasan saat usianya baru mencapai tujuh tahunan. Saat kembali ke Ibu Kota di usianya yang kesembilan belas tahun. Dia di jebak adik kelimanya, sehingga harus bermalam bersama Tuan muda kedua Jiang. Dan dengan terpaksa Bai Xue harus menikah menjadi Nyonya kedua di kediaman Jiang.
Di tahun ke tiga pernikahannya, wanita muda itu di temukan terbunuh dengan banyaknya sayatan di sekujur tubuhnya. Wajah cantiknya bahkan tidak lagi dapat di kenali.
Semua penderitaan yang ia jalani sepanjang hidupnya seperti mimpi menakutkan. Sehingga wanita muda itu dapat terbangun kembali dengan jiwa yang telah berpindah ketubuh gadis muda berusia enam belas tahun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kebiasaan yang sulit di hilangkan
Selesai mandi Zhi Yuxuan mendekat menghampiri gadis yang sudah ada di atas tempat tidur. Dia sedikit menyibakkan kelambu dan melihat gadis itu tertidur sangat lelap. Kelambu di jatuhkan kembali dan dirinya memilih menyatukan empat kursi sebagai tempatnya beristirahat. Setelah dia melihat Bai Qi berusaha mengambil baju di luar pintu. Zhi Yuxuan tidak tega meninggalkannya seorang diri di dalam kamar. Gadis itu terlalu gigih jika menyusahkan dirinya sendiri.
Zhi Yuxuan melirik beberapa saat baru memejamkan kedua matanya ikut mengistirahatkan tubuhnya sejenak. Dirinya terbangun setelah tidur selama enam jam. Saat dia melihat kearah tempat tidur. Bai Qi masih terlelap namun ada keanehan yang bisa ia rasakan. Kedua mata gadis muda itu terpejam tapi tubuhnya seperti mengigil kedinginan. Dia mendekat membuka kelambu. Tangannya ia arahkan menyentuh kening tapi gadis itu tidak demam. Dia sentuh telapak tangan yang mulai bergetar.
Pria muda itu terkejut merasakan hawa dingin terasa kuat di telapak tangan Bai Qi. Tubuh gadis itu seperti membeku. Zhi Yuxuan meminta selimut tambahan kepada pelayan penginapan. Setelah mendapatkannya dia segera memberikannya kepada Bai Qi. Tapi selimut yang dia berikan seperti tidak memiliki efek apapun. Tubuh gadis muda itu masih mengigil kedinginan.
"Nona keempat, maaf atas kelancanganku." Ikut berbaring di samping Bai Qi. Dia menarik lembut tubuh gadis muda itu kedalam pelukannya. Mendekapnya kuat dengan kehangatan yang ia miliki.
Setelah satu jam Bai Qi perlahan tenang. Sedangkan Zhi Yuxuan masih tidak bisa melepaskan pelukannya. Trauma akibat penculikan telah membuat gadis di dalam dekapannya sangat ketakutan sekalipun di mimpinya. Tanpa ia sadari dirinya ikut terlelap kembali.
Saat kedua mata terbuka, Bai Qi menarik nafasnya cukup dalam.
"Keluarkan nafas yang kamu tahan," ujar lirih Zhi Yuxuan membuka kedua matanya. Gerakan kecil dari Bai Qi juga telah membuatnya terbangun.
Bai Qi kembali bernafas.
Senyuman tipis terlihat tidak terlalu jelas namun cukup membuat gadis itu salah tingkah. Zhi Yuxuan bangun melepaskan pelukannya. "Aku hanya ingin kamu tidur dengan lebih nyaman. Tidak bermaksud lancang." Bangun dari tempat tidur. "Besok pagi penyidik Bai Muchen pasti sudah datang. Aku masih harus mengurus beberapa hal. Nona keempat bisa beristirahat terlebih dulu sebelum di jemput."
"Baik."
Pria muda itu keluar dari kamar meninggalkan Bai Qi seorang diri.
Di antara remangnya cahaya lilin di atas meja. Gadis muda itu mencoba untuk bangkit dari tempat tidurnya. Dia ingin melatih kedua kakinya. Meskipun rasa sakit masih terasa kuat tetap Bai Qi tidak ingin menyerah. Dia mencari penyangga agar bisa ia gunakan sebagai penopang tubuhnya. Untuk pertama hingga keenam kalinya Bai Qi terus terjatuh. Dia bangkit untuk kesekian kalinya. Terus mencoba dan baru dapat melangkah pelan membawa tubuhnya keluar dari ruangan kamar.
Bai Qi melangkah turun dari lantai dua menuju kebawah dan duduk di salah satu kursi kosong.
Seorang pelayan datang menghampirinya. "Apa Nyonya membutuhkan sesuatu?"
"Bawakan saja aku teh hangat." Bai Qi menatap dengan kehangatan.
"Baik." Pelayan itu melangkah pergi menyiapkan teh yang di minta pelanggan. Tidak selang lama dia membawa teh hangat dengan kue ringan. "Nyonya silakan."
"Saya tidak memesan kue ini?"
"Bos meminta saya memberikannya kepada Nyonya untuk pendamping teh," ujar pelayan itu menjelaskan.
"Terima kasih."
Pelayan itu tersenyum hangat lalu pergi.
Bai Qi duduk di lantai bawah selama dua jam. Dia melihat satu persatu pelayan bangun untuk memulai aktivitas mereka. Para tamu penginapan juga sudah memulai kegiatan mereka. Dari ruangan yang sangat sunyi menjadi penuh keramaian. Pintu utama juga di buka lebar memperlihatkan keadaan di luar. Dia bangkit berjalan keluar selangkah demi selangkah berbaur dalam lalu-lalang di jalur utama.
Dengan keyakinan yang mulai tertanam kembali di hatinya. Bai Qi bisa berjalan perlahan menerobos banyaknya pejalan kaki. Dia menghentikan langkahnya melihat kakak keduanya sudah ada di hadapannya.
Tuan muda kedua Bai Muchen berlari sekuat tenaga menghampiri adik perempuannya. Dia memeluk kuat Bai Qi cukup lama. "Syukurlah kamu baik-baik saja. Kami semua sangat takut terjadi hal buruk kepadamu." Melepaskan perlukannya. "Apa kamu terluka?" Melihat dari ujung kaki hingga kepala. Nafas lega terdengar kuat.
Bai Qi tersenyum menatap kakak keduanya. "Kakak, maaf aku sudah membuat kalian khawatir."
"Gadis bodoh. Apa yang kamu katakan. Karena kelalaian ku kamu telah mengalami banyak penderitaan." Tuan muda kedua Bai Muchen mengelus lembut kepala adiknya.
Dari arah lain Zhi Yuxuan juga datang menghampiri Bai Qi menatap khawatir. Gadis muda yang ia cari kesegala tempat karena saat dia kembali ke penginapan. Dirinya tidak bisa menemukannya. "Tuan muda kedua Bai." Memberikan hormat.
Tuan muda kedua Bai Muchen juga memberikan hormat. "Terima kasih Tuan muda Zhi telah menyelamatkan adik ku untuk kedua kalinya." Dia ingin berlutut namun tubuhnya di tahan Zhi Yuxuan.
"Tuan muda kedua Bai sudah semestinya," saut Zhi Yuxuan menimpali. "Nona keempat juga masih membutuhkan istirahat. Lebih baik kita kembali kepenginapan lebih dulu." Karena sudah terbiasa Zhi Yuxuan tanpa sadar menggendong Bai Qi di hadapan Tuan muda kedua Bai Muchen.
Membuat kakak kedua Bai Qi menahan langkah panglima perang yang terkenal lebih buas dari singa. "Aku sudah ada di sini. Tidak perlu lagi merepotkan Tuan muda Zhi." Berusaha mengambil alih tubuh adiknya yang ada dalam pelukan pria muda di hadapannya.
Zhi Yuxuan mempererat pelukannya. "Tidak masalah. Kebiasaan ini sudah sulit di hilangkan." Melangkah terlebih dulu melewati Tuan muda kedua Bai Muchen yang masih terlihat kesal. Pria muda itu membawa Bai Qi menuju ke kamar penginapan tempat mereka menginap. Sesampainya di dalam kamar Zhi Yuxuan menempatkan gadis muda itu di atas tempat tidur dengan sangat hati-hati.
Tatapan tajam Tuan muda kedua Bai Muchen membuat Bai Qi menundukkan kepalanya. "Jika suatu saat nanti Tuan muda Zhi Yuxuan membutuhkan bantuan keluarga Bai. Kami pasti akan selalu siap membantu sebagai balasan telah menyelamatkan adik perempuanku."
Zhi Yuxuan menatap beberapa saat kearah Bai Qi lalu menatap Tuan muda kedua Bai Muchen. "Sebenarnya aku dan Nona keempat Bai sudah membuat kesepakatan. Akan memperistrinya sebagai balasan."
Tuan muda kedua Bai Muchen tersedak ludah pahit di tenggorokannya karena mendengar ucapan Zhi Yuxuan. "Tunggu? Tuan muda Zhi. Kamu ingin menikah dengan adikku?"
"Iya. Aku juga sudah menyiapkan dua surat resmi untuk pertukaran pernyataan. Jika aku telah resmi menjadi calon menantu keluarga Bai." Zhi Yuxuan menatap pasti tanpa rasa canggung. Namun jantungnya berdetak cukup kuat.
Tuan muda kedua Bai Muchen menatap kearah adik keempatnya. "Bai Qi, kamu sudah menyetujuinya?"
Bai Qi menatap kearah kakak keduanya. Dengan yakin dia menganggukkan kepalanya. "Kakak kedua, aku sudah menyetujuinya."
Seketika Tuan muda kedua Bai Muchen merasa kepalanya di hantam benda tumpul yang cukup kuat. Rasa pusing tidak bisa di hindari.