NovelToon NovelToon
Lorenzo Irsyadul

Lorenzo Irsyadul

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri
Popularitas:650
Nilai: 5
Nama Author: A Giraldin

Seorang pria bernama Lorenzo Irsyadul, umur 25 tahun hidup seorang diri setelah ibunya hilang tanpa jejak dan dianggap tiada. Tak mempunyai ayah, tak mempunyai adik laki-laki, tak mempunyai adik perempuan, tak mempunyai kakak perempuan, tak mempunyai kakak laki-laki, tak mempunyai kerabat, dan hanya mempunyai sosok ibu pekerja keras yang melupakan segalanya dan hanya fokus merawat dirinya saja.

Apa yang terjadi kepadanya setelah ibunya hilang dan dianggap tiada?

Apa yang terjadi kepada kehidupannya yang sendiri tanpa sosok ibu yang selalu bersamanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon A Giraldin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 22: Unknown

“Mungkin, kita duduk dulu saja!” tawarnya kepadanya.

“Baiklah.” Menerima tawarannya.

Keduanya duduk dan pembicaraan pun dimulai. “Jadi, kenapa kau bisa ada di sini, Avery?”

Pertanyaannya langsung ia jawab dengan cerita. “Setelah aku menikah dengannya seminggu yang lalu, aku datang kesini beberapa hari yang lalu. Kalau tak salah tanggal 16 Mei. Sekarang itu tanggal 21 Mei dan aku menikah tanggal 14 Mei, jadi dua hari setelah menikah, kami datang kesini.”

Sesuatu membuatnya bertanya. “Begitu ya. Lalu, kau bilang 16 Mei kan!”

“Y-ya. Memangnya kenapa?” tanyanya penasaran.

Mengembuskan napas kecil dan langsung menjawabnya dengan pertanyaan. “Aku tidak tahu kau akan percaya atau tidak, tapi... tubuh ini bukanlah milkku. Apakah kau mengerti apa yang ku maksud?”

Jawaban dalam bentuk pertanyaan membuatnya sedikit terkejut dan menjawabnya dengan agak ketakutan. “Reinkarnasi. Apakah itu yang terjadi kepadamu, Lorenzo?”

Pertanyaannya langsung ia jawab dengan tampang wajah yang sama. “Ya, kau benar sekali. Entah kau akan percaya atau tidak, dunia ini... sangatlah mengerikan. Di sini mungkin damai, tapi... itu tak berlaku untuk tempat yang lain. Mungkin masih ada yang damai, namun tetap saja... kemungkinan terbesar, hanya sebagian kecil saja.”

Tatapannya berubah menjadi serius. “Mungkin juga... tak pernah ada tempat damai di manapun itu.”

Tatapannya membuatnya sedikit ketakutan dan refleks langsung bertanya kepadanya. “Kalau reinkarnasi terjadi, tubuhmu yang lama sudah pasti kenapa-kenapa bukan?”

“Ya,” jawabnya singkat.

“Bisa kau memberitahuku kisahmu!” mohonnya kepadanya.

Ia menundukkan kepalanya, mengembuskan napas, dan menatapnya dengan wajah datar. “Harusnya kau cerikan dulu ceritamu.”

“Aaa__” teringat kembali apa yang sebenarnya harus ia katakan. “Benar juga ya. Kalau begitu, eemm... singkatnya, saat kami sampai kesini, ada seorang wanita berjubah putih. Kepalanya tertutup oleh tudung dan suaranya terdengar seperti suara orang tua. Suamiku menyebutnya “Nenek-nenek” dan aku menertawakannya. Kami pergi dari situ dan... itu adalah sebuah kesalahan fatal.”

Tubuhnya tiba-tiba memutih dan rohnya terlihat keluar dari atas kepalanya. “Oyy!!” teriaknya kaget. “Kembali, kau belum bertemu dengan suamimu.”

Kata-katanya membuatnya kembali seperti semula. “Kau benar.” Keheningan pun terjadi. “Aaaa__” wajahnya memerah kecil dan langsung melanjutkan ceritanya dengan ucapan agak terbata-bata. “Ka-kalau be-begitu, kulanjutkan saja.”

“Y-ya, silakan,” balasnya kepadanya dengan agak bingung.

Suasana pun kembali seperti semula selepas ia mengembuskan napas. “Oke, waktunya melanjutkan cerita.” Tatapannya menjadi serius dan Lorenzo juga menjadi ikutan serius sepertinya.

Melanjutkan ceritanya. “Nenek-nenek itu tiba-tiba menghilang dan__” ceritanya diberhentikan oleh Lorenzo yang tiba-tiba teriak.

Teringat sesuatu. “Benar juga, nona cantik waktu itu. aaa... menghilang... apakah nona cantik itu memang seperti itu ya?” pikirnya.

“Kau juga bertemu dengannya?” tanyanya kepadanya.

Tersenyum kecil dan langsung menjawab pertanyaannya. “Benar sekali. Aku bertemu dengannya dan karena tak terlalu penting, bisa lanjutkan ceritamu!” perintahnya kepadanya.

“Baiklah.” Tatapannya masih sama. “Intinya, setelah kami berdua masuk ke dalam tempat yang ada 10 bangunan keren di dalamnya dengan 10 lambang berbeda, kami memutuskan untuk memasuki ruangan dengan lambang kebun binatang. Kami kira, kebun binatang itu artinya seperti itu.”

Wajahnya tiba-tiba memerah hebat. “Ka-kau juga mengerti bu-bukan?”

“A-aku me-mengerti kok. La-lanjutkan saja!” mohonnya kepadanya.

“A-aku mengerti.” Berdiam diri sebentar, mengembuskan napas, dan kembali serius. “Setelah masuk, entah kau percaya atau tidak, banyak sekali orang yang berdiam diri dengan semua mata membentuk spiral dan pandangan ke atas. Karena kami penasaran, kami juga melakukan hal yang sama dan... kami menjadi sama seperti mereka.”

Tiba-tiba ia sedikit ketakutan. “Ka-kau tahu apa yang terjadi selanjutnya?” tanyanya kepadanya.

“A-apa yang terjadi?” tanyanya balik, karena tak tahu apa jawabannya.

Ia mengembuskan napas kecil dan menjawabnya dengan suara terbata-bata. “Seorang pria muncul dihadapan kami berdua. Pria itu mengatakan “Hebat, sekarang, kesenangan akan bertambah.” Dan seketika, kami berdua terpisah begitu saja.”

“Aku ketakutan dan langsung bertanya kepadanya “Suamiku mana?” ia menjawab “Tempat ini, untuk kalian berdua. Luar terlihat sama dengan atas dalam patung hanya kepalamu yang bergerak, berekpresi saja yang terlihat kalau seseorang masuk ke dalam patung di tengah.” Ia melanjutkannya lagi. “Saat melihat atas di tempat itu, semua yang bisa dibayangkan tentang kepala, akan terjadi. Kalau ada yang bisa terbang dan menabrakmu, kau akan bisa bergerak lagi. Tunggu saja dan...” tatapannya menjadi sangat menjengkelkan saat kulihat dan kudengar suaranya. “Semoga, kau dan yang lainnya bisa keluar dari sini sebelum bulan menjadi merah. 10 tempat, ingatkan baik-baik. Oke, waktunya pergi.” Tanpa berkata apa-apa lagi, ia pergi begitu saja.”

Apa yang diceritakannya membuatnya mengerti. “Tempat bersenang-senang ya! Pria itu... seperti apa penampilannya?”

Pertanyaannya langsung ia jawab dengan cepat. “Wajah putih bersih, rambut ikal biru, mata merah, dan memakai pakaian seperti pendeta.”

Tatapannya melihat ke arah belakang. “Apakah pria itu, yang ada di belakangmu sekarang?”

“Eehh__” membalikkan kepalanya ke belakang. “Apa yang kau mak__” ucapannya berhenti dan refleks langsung cepat-cepat ke belakang Lorenzo.

“I-itu di-dia!” tunjuknya kepadanya dengan mengatakan ucapannya dengan terburu-buru sambil terbata-bata.

Tatapan serius dari Lorenzo dan tatapan tersenyum lebar darinya dengan sama-sama membuka lebar kedua matanya, tiba-tiba... salah satu dari mereka mengatakan sesuatu.

“Siapa kau? Kenapa kau bisa bergerak?” tanyanya kepada Lorenzo.

Lorenzo yang mendengarnya langsung tersenyum lebar dan langsung menjawab pertanyaannya. “Namaku Lorenzo Irsyadul, umur 25 tahun. Namamu siapa? Umurmu berapa? Dan... siapa juga yang mau melihat ke atas?”

Pertanyaan dengan diakhiri senyum lebar yang sangat menjengkelkan, membuatnya kesal sampai gigi gemertak kencang. “Aiden Wendranir, umur 26 tahun, dan... kau menyebalkan sekali, Lorenzo Irsyadul.”

Mendengarnya hanya membuatnya tersenyum lebar. “Permainan yang sedang kau lakukan ini, sebentar lagi akan ku hancurkan. Bersiaplah, sebentar lagi... aku akan mengalahkanmu.”

Tatapannya menjadi lebih kesal dengan wajah tersenyum lebar. “Coba saja kalau bisa, Lorenzo Irsyadul. Bebaskan semua orang di sini dan... temui aku di lambang terakhir.”

Aiden tiba-tiba menghilang tanpa jejak dan Lorenzo mengembuskan napas kecil serta langsung berbicara sendiri sambil berdiri tegak dengan kondisi awal duduk sepertinya. “Sekarang, waktunya aku beraksi.”

Kepalanya dibalikkan ke belakang dan tersenyum kecil ke arahnya. “Apa yang akan kau lakukan sekarang, Avery?” tanyanya kepadanya.

Avery yang ketakutan sedikit demi sedikit mulai menghilangkan ketakutannya. Mengembuskan napas pelan, jadi agak berani, sedikit demi sedikit berdiri dengan badan gemetar kencang, dan... itu semua hilang begitu ia melihat seorang pria yang ada di belakangnya.

Pria itu melihat kesana dan kemari dan diakhiri dengan melihatnya. Wajah ketakutan, panik, keringat dingin, berubah saat melihat Avery. Senyum lebar darinya membuatnya menangis dan langsung berlari ke arahnya serta pria itu juga melakukan hal yang sama sepertinya.

Lorenzo hanya bisa tersenyum dan... “Belakang adalah tempat yang sama, berarti... depan adalah jawabannya.”

Melangkahkan kaki kanannya ke depan dan langsung berhenti serta membalikkan badannya ke arah belakang. Ia hanya bisa tersenyum melihat kedua pasutri tersebut. Saat mereka berpelukan dan mau ciuman, wajahnya memerah dan langsung teriak kencang ke arah mereka. “OYY!!! LAKUKAN SAAT AKU PERGI!!” teriak kencang dengan perintah untuk mereka berdua.

Avery hanya bisa melepas pelukannya dengan sang suami dan langsung membalikkan badan ke arahnya serta menangis keras sambil tersenyum lebar serta melambai-lambaikan tangan kanannya ke arahnya. “Terimakasih Lorenzooo!” teriaknya kecil ke arah Lorenzo.

Ciuman tak jadi, benar-benar tak jadi. Sang suami hanya bisa tersenyum lebar. Wajah putih bersih, rambut ikal merah, mata biru, kemeja putih, dan tinggi badan 171 cm, seperti itulah dirinya.

“Chloe Alexander, umur 27 tahun...” menundukkan kepalanya. “TERIMAKASIH SUDAH MENJAGA ISTRIKU, LORENZO!!!” teriaknya kencang.

Lorenzo tersenyum kecil. “SEKARANG... LIHAT BAWAH DAN... SELAMAT BERSENANG-SENANG.”

Keduanya tersenyum, melambai-lambaikan tangan kanan masing-masing, dan menuruti perkataannya. Mereka kebingungan dan memilih melihat lagi ke arahnya. “Tak terjadi apa-ap__WAAA___” tiba-tiba sebuah spiral seperti tornado muncul dan membuat mereka langsung hilang tanpa jejak.

Mereka berdua menghilang. “Tugas pertama selesai.” Mencoba hal yang sama seperti mereka. “Jeda 10 detik... tidak berpengaruh ya! Berarti, tugasku masih banyak. Orang-orang yang masuk tugasku, pasti kembali dengan cara itu dan diriku... kembali setelah bertemu lagi dengannya.”

Ia membalikkan badan dan langsung berjalan sambil berbicara sendiri dengan pandangan lurus ke depan. Ekspresi tersenyum lebar ia keluarkan. “Game... start.”

Tiba-tiba... spiral yang sama terjadi kepadanya dan ia menghilang dari tempat yang di mana-mana gelap.

Bersambung...

1
Siti H
tadi matanya dicongkel, kenapa masih bisa terbuka, Thor?

Tulisanmu bagus, Loh... semoga sukses ya...
ayo, Beb @Vebi Gusriyeni @Latifa Andriani
Siti H: astagfirullah... pantas saja gak dibalas chat kakk
Latifa Andriani: Kak Vebi akun baru dia kak, yg lama hp dia nge blank dan akun dia udah gak bisa login lagi
total 7 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!