NovelToon NovelToon
Garang

Garang

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia / Dendam Kesumat
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Galla Neo

Evan dan via adalah sepasang suami istri yang belum lama menikah.
karena keadaan ekonomi yang kurang mampu mereka mencoba bertahan hidup d jakarta.
dengan bermodalkan uang yang sedikit mereka membuka usaha dagang yang bertempat d sebuah terminal.
usaha tersebut perlahan mulai membuahkan hasil yang cukup lebih, namun ketentraman mereka sering terganggu oleh pemalakan preman sekitar.
Evan membawa adiknya yang bernama Galla untuk ikut berjualan, karena pada saat itu Galla baru lulus sekolah dan belum punya pekerjaan d kampung
sampai suatu malam terjadilah keributan hingga menewaskan adiknya hingga menimbulkan rasa dendam bagi Evan untuk membalasnya.
akankah Evan mampu membalaskan dendam itu..... dan apa yang terjadi selanjutnya..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Galla Neo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 18 garang

kini tiga dari ke tujuh orang yang menganiaya dan membunuh Galla sudah di temukan, sisanya masih dalam pencarian.

Pagi itu Evan telah bersiap siap tuk kembali ke jakarta, ia pun keluar dari penginapan lalu naik ke kendaraan umum yang bertujuan ke bandara. Sengaja ia ke sana karena masih banyak hal yang belum di selesaikan nya, dan sebenarnya sampai saat itu Evan belum sedikit pun memikirkan akan bagai mana ke depannya yang ia pikirkan hanya membalas dendam, serasa belumlah puas hatinya sampai rasa itu belum terlampiaskan. sebenarnya tak ada satu orang pun yang akan menyangka di balik keluguan juga diamnya tersimpan sifat yang sangat GARANG dan ia juga akan merasa marah dan jika ia sedang berkelahi, tapi semua itu bisa ia kendalikan, cuma dari kejadian ini ia rasa sudah sangat keterlaluan.

Sesampainya di jakarta Evan langsung menuju rumah kontrakannya, di saat itu ia membuka handphone lalu menelfon Roni temannya, "asalam'mualaikum..." ucap Evan setelah tahu panggilannya sudah di angkat oleh Roni, "wa'alaikum salam... Van... Kamu ke mana saja??... Kamu baik baik saja kan?... setelah aku mendengar kematian adik mu lalu aku pergi ke tempat mu, dan aku hanya bertemu istri juga mertua mu... Katanya kamu sudah ke jakarta tapi aku cari cari ke rumah kontrakan mu kamu gak ada... Aku sudah beberapa kali bolak-balik ke situ.." sahut Roni yang mencemaskan temannya itu, "akhir akhir ini aku banyak urusan Ron... Jadi maaf baru sempat menghubungi,.. Oh ya.. Aku mau menjual alat-alat montir ku yang berat beratnya saja.. Sisanya akan ku bawa pulang... Aku minta tolong kamu yang urusin ya semuanya.. besok aku mau ke daerah Sumedang ada keperluan... Tolong ya..." kata Evan memohon, "iya engga apa-apa.. Tapi ke Sumedang mau ngapain?.. Mau buka usaha di sana ya..?." tanya Roni penasaran, "iya..." jawab Evan berbohong, karena kalau tidak dengan begitu rencana pencarian kohar akan terbongkar, dan Evan pikir cukup dirinya saja yang menuntaskannya. Tak lama kemudian setelah perbincangan itu Evan menutup panggilannya dan mematikan handphonenya,

Saat itu niat Evan ingin beristirahat, ia rebahan di sofa, lalu menyalakan tv yang berada di depannya, saat tv itu menyala tersiar kabar bahwa telah tertangkapnya tiga orang yang ikut dalam kasus pembunuhan tiga hari yang lalu di jakarta. Evan terkejut setelah melihat orang-orang yang sedang di ringkus polisi saat itu, dan ternyata ke tiga orang tersebut adalah orang yang kemarin malam ia hajar habis habisan, "....Alhamdulillah..." Ucap Evan dalam hati, tetapi ada sesuatu yang mengganjal pikirannya, ternyata para polisi juga sudah bergerak cepat, ia takut dengan tertangkapnya tiga orang tersebut akan dengan cepat juga mereka menemukan kohar, untuk itu Evan pikir ia harus lebih cepat lagi bergerak.

Benar saja, seakan tak ada waktu untuk beristirahat, Evan lantas berkemas kemas lagi hendak berangkat ke kota Sumedang tempat kohar dan teman temannya berada.

Setelah semuanya siap, Evan langsung berangkat, karena jaraknya cukup dekat dengan terminal jadi ia hanya perlu menunggu sebentar saja untuk menaiki bus jurusan Sumedang. kali ini Evan akan menempuh beberapa titik lokasi di mana keberadaan kohar yang selalu berada di tiga lokasi yang berbeda seperti yang di tunjukan oleh tiga teman kohar yang ia hajar kemarin malam. Ia hanya mengandalkan peta di handphonenya saat itu, karena baru kali itu ia pijakan kaki di kota itu dan Evan tak punya teman atau saudara untuk ia tanyai di sana.

Di dalam bus jurusan Sumedang itu Evan duduk paling depan dekat sang sopir, dan setelah bus memasuki tol Cipularang ia menengok ke belakang bus itu, di sana ia lihat ada beberapa orang yang sedang merokok, lalu Evan pun bertanya kepada pak sopir, "pak sopir... Memangnya di belakang ada tempat untuk merokok ya..? Tanya Evan, "iya pak... Di sana boleh merokok, tapi tutup kembali pintunya rapat rapat ya.." jawab pak sopir itu, dan Evan pun melangkah ke belakang bus dengan hati hati. Namun sesampainya di depan pintu itu evan kaget setelah melihat salah seorang yang tengah duduk di dalam ruangan itu ternyata salah satu anak buahnya si kohar, seketika itu Evan melepaskan tangannya dari gagang pintu tersebut lalu membalikan badan seketika itu. Evan melangkah lagi ke depan dan pergi duduk ke tempat semula, "kenapa.. Kok balik lagi..?" tanya pak sopir ke pada Evan, "iya pak gak jadi ah... Terlalu pengap.." jawaban Evan sambil tertawa kecil, Evan lalu mencari sesuatu di tas nya yang ternyata sebuah masker, masker itu segera ia pakai agar anak buah si kohar tak dapat mengenalinya.

Tak henti-hentinya Evan melirik ke belakang bus mengawasi, sementara para penumpang yang lainya banyak yang tengah tertidur pulas.

".......ingin rasanya cepat sampai agar aku dengan cepat bisa mengajarnya...." ucap Evan dalam hatinya, sungguh tak kuasa ia menahan emosinya, tapi Evan bersabar dan terus menahan diri. Evan juga sudah berniat akan mengikutinya sampai ia mendapatkannya.

Setelah kurang lebih empat jam lamanya bus itu keluar dari jalan tol dan memasuki wilayah perbatasan Sumedang bandung, mungkin sekitar satu jam lagi bus akan sampai ke terminal Sumedang. Evan sudah bersiap-siap dengan mengambil tasnya yang tadi ia selipkan pada bagasi mobil yang berada di atas jok penumpang. Ia bersiaga menunggu incarannya turun dari bus itu.

Benar saja, baru saja bus sampai di daerah tanjungsari orang yang Evan incar itu lantas menghentikan bus, "kiri..!!" lalu sang kernetnya pun langsung memberi isyarat kepada sopir untuk memberhentikan kendaraannya. Dan pria itupun turun, begitu juga dengan Evan yang langsung ikut turun dengan tenangnya.

Dari pinggir jalan, pria itu melangkah memasuki sebuah gapura, dan untungnya saja ketika itu sepi orang, ia tak menyadari kehadiran Evan yang semenjak tadi mengikutinya. Setelah melihat kanan kirinya suasana itu takut ada orang yang lewat dan ia kira sudah aman, barulah Evan mempercepat langkahnya mengejar orang tadi, dan setelah sampai, Evan langsung menghajarnya dengan satu tendangan ke punggungnya, sontak pria tadi terdorong kuat ke arah depan, namun pria tadi mampu menahan sehingga ia hampir saja tersungkur ke aspal, pria itu langsung berbalik menatap Evan yang masih memakai masker, "siapa kau??.. Ayo kalau berani.. Maju..!!!" ucap pria itu menantang, Evan pun langsung maju dengan pukulan pukulannya, tapi beberapa pukulan sempat di tangkis dan sisanya mengenai badannya, namun karena badan orang itu sangat kekar ia tak begitu merasa ke sakitan lalu berbalik menyerang Evan dan sempat memukulnya dan mengenai perut Evan, sehingga Evan terjatuh beberapa langkah ke belakang, dengan merasa sangat puas pria itu tertawa terbahak bahak, "hahahah.... Mampus kau!!!!.." ujarnya sambil melangkah maju untuk menghajar Evan lagi, Evan yang sedang kesakitan merasa wajah Galla membayangi lagi, hingga membuat emosinya makin meledak matanya garang dan menjadi beringas, lalu dengan sekuat tenaga ia lekas bangkit dan langsung memukul pria itu ke arah dadanya hingga orang itu terpental dan jatuh. Melihat itu Evan langsung mengejarnya lagi dan tak menyia-nyiakan kesempatan itu, lalu ia menendangnya berulang kali hingga pria itu meminta ampun, dan setelah merasa puas Evan pun mengentikan tendangannya lalu berjongkok sambil menatap tajam pria tadi, pelan pelan Evan membuka maskernya dan berkata "kau masih mengenali ku?.." ucap Evan, "kk..kkk..kau..?!" kata orang itu sambil merintih kesehatan, "kenapa kalian masih belum menyerahkan diri ke polisi..?" tanya Evan yang tak henti menatapnya, "ampun.. ampun.. Iya.. Iya.. Saya minta maaf atas kejadian itu.. Dan saya berjanji akan menyerahkan diri ke polisi..." ucap pria itu sambil menahan dadanya terasa sangat sakit. Lalu Evan pun menanyakan keberadaan kohar yang ternyata pria ini alias anak buahnya juga sedang mencarinya, pria itu lalu memberikan alamat si kohar yang kemungkinan berada di antara tiga alamat itu, salah satunya ialah jalan yang saat ini ia tuju, "Abang lurus saja dari sini.. Setelah pertigaan jalan masuk ke arah kanan, ke tiga rumah dari rumah yang depan di pinggir jalan, di situlah biasanya kami berkumpul.." ucap orang itu yang lalu bangkit dan duduk di jalan sambil mengangkat telunjuk sebagi petunjuk arah.

Setelah itu Evan pun mulai melangkah dan pergi ke arah tersebut, dengan sesekali memegangi perutnya yang masih terasa sakit.

Setelah beberapa ratus meter jalan yang Evan lalui, ia menemukan rumah yang dimaksud. Di halaman rumah itu Evan mulai mengendap ngendapkan langkahnya, dan setelah sampai, ia coba mengintip ke jendela. Namun rumah itu terasa sangat sepi, dan ia langsung mencoba membuka pintunya, dan pintu itu sama sekali tak terkunci hingga dengan mudah Evan memasukinya.

Mungkin mereka semua sudah pergi sebelum Evan datang, yang tersisa hanya beberapa tikar dan sampah sampah dan botol bekas minuman keras yang berserakan hampir di setiap sudut ruangan. Rupanya tempat itu adalah tempat pertemuan para preman. Evan tak mau lama lama di tempat itu, ia pun lalu melangkah keluar dan pergi dengan sedikit kesal karena tak menemukan apa yang di carinya.

1
Galla Neo
semoga menambah inspirasi/Pray/
Namgildaero
Keren 👍, lanjut
Galla Neo: makasih
total 1 replies
Celeste Banegas
Siap ngeselin tapi lucu.
Galla Neo: maksih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!