Imamku, Surgaku

Malam telah menyapa mengganti siang beberapa jam yang lalu. Menghadirkan sang dewi malam beserta bintang seperti malam - malam sebelumnya. Tapi malam ini entah kenapa terasa sangat berbeda. Bahkan angin malam ini terasa sangat dingin. Mencumbu kulit hingga ke tulang siapapun yang masih berlalu lalang di luar rumah.

Seharusnya, seseorang sudah terlelap dengan damai dan menaungi mimpi indah mereka. Tapi Azalea bahkan masih juga belum bisa menutup matanya dan ikut menjemput mimpinya seperti yang dilakukan kebanyakan orang di malam hari. 

Karena tak kunjung bisa tidur, Azalea memilih bangkit dari ranjangnya dan menyibak gorden kamarnya. Lalu dengan perlahan ia membuka pintu yang terhubung dengan balkon kamarnya. Berdiri disana menatap ke arah atas. Menampilkan bulan yang membawa cahaya serta bintang yang menaburkan kilatan cahaya nya yang mempesona di balik langit. Bahkan menari - nari di pucuk langit sana.

Azalea termenung dalam diam. Yang ada dipikirannya saat ini adalah sejatinya hakikat malam bukanlah hanya sekedar pergantian waktu saat tenggelamnya matahari. Namun bila direnungkan lebih dalam lagi, malam memiliki arti tersendiri. Dimana Tuhan memperlihatkan kuasa dan cintanya melalui keindahan bintang dan rembulan yang saling bersanding berpasangan memantulkan cahaya pada langit malam yang cerah. Karena itulah juga Azalea selalu menyukai malam.

Dimana, saat malam hari yang sunyi senyap ia bebas mengekspresikan dirinya yang selama seharian ia sembunyikan di depan semua orang. Malam juga merupakan salah satu media healing yang biasanya Azalea dan sekelompok orang lainnya lakukan.

Ditengah keheningan dan kesunyian malam, sepasang tangan dengan lembut melingkar apik di pinggang ramping Azalea. Tak perlu menoleh. Azalea sudah sangat hafal aroma tubuh seseorang yang memeluknya dengan erat dari arah belakang.

"Kenapa berdiri di luar hmm? Ini udah larut, sayang. Nanti kamu masuk angin." suara serak namun sexy itu menyapa indera pendengaran Azalea dengan begitu nyaringnya.

"Aza gak bisa tidur, Abang. Abang sendiri kenapa bangun? Aza lupa tutup pintu balkonnya ya?" tanya Azalea dengan perasaan bersalah.

"Hmm, kamu lupa tutup pintu balkonnya. Jadinya Abang terbangun karena sejuknya angin malam dengan kurang ajarnya membelai kulit Abang,"

Husain baru menyadari bahwa istri kecilnya ini ternyata tidak mengenakan hijab. Bahkan baju yang Azalea kenakan juga berlengan pendek. Beruntungnya Azalea ternyata mengenakan celana panjang.

"Masuk, sayang. Kamu gak pakai hijab. Rambut dan lengan kamu bisa dilihat oleh orang lain," ujar Husain.

"Tapikan ini sudah tengah malam, Abang. Gak akan ada yang melihat kita,"

"Bukan hanya manusia, binatang saja akan Abang larang untuk melihat aurat kamu sayang. Bahkan berbagi bayangan kamu aja, Abang gak ridho. Jadi sekarang ayo masuk ke dalam kamar." titah Husain mutlak.

Azalea mengangguk. Tak ingin membantah ucapan Husain.

"Sini Abang puk-puk biar kamu cepat tidur. Besok kan kita harus kerja, sayang."

Husain merentangkan tangan kirinya. Meminta Azalea untuk tidur di sampingnya dengan berbantalkan lengannya.

"Abang." panggil Azalea yang sudah menyamankan posisinya di dalam pelukan hangat Husain.

"Hmm?" jawab Husain dengan gumaman.

"Kenapa ada orang jahat di dunia ini?" terkadang di dalam otak Azalea ada banyak pertanyaan random yang tiba - tiba saja muncul. Entahlah Azalea pun tak tahu apa sebabnya.

"Orang jahat berawal dari orang baik yang tersakiti." ujar Husain dengan mata terpejam namun tangannya tak berhenti menepuk-nepuk pelan punggung Azalea.

"Semua orang itu sebenarnya baik. Namun ada beberapa orang yang kebaikannya malah disepelekan bahkan di anggap remeh. Yang akhirnya membuat orang baik itu menjadi jahat karena menurutnya kebaikannya tidak dihargai oleh orang lain," terang Husain.

"Tidur, sayang,"

"Tunggu, satu lagi, janji ini yang terakhir. Kenapa Abang tidak mencari perempuan yang jauh lebih cantik dan cerdas daripada Aza?"

Pertanyaan random Azalea kali ini mampu menarik seratus persen kesadaran Husain yang tadinya hampir hilang karena dilanda kantuk.

"Karena hati Abang yang menuntun Abang untuk memilih kamu jadi pendamping hidup Abang di dunia maupun di akhirat kelak." jawab Husain sembari mencium pucuk kepala Azalea dengan sayang.

"Untuk apa Abang mencari wanita yang lebih cantik atau cerdas dari kamu kalau yang hati Abang inginkan hanya kamu. Abang tidak ingin mencari wanita yang cantik ataupun cerdas. Karena kalau cantik dan cerdas adalah tolak ukur sebuah cinta, maka tak akan ada orang yang puas dengan pasangan mereka saat ini. Karena ketika mereka berjalan jauh dari tempat tinggal mereka, mereka pasti akan menemukan banyak wanita yang lebih cantik dan cerdas dari pasangan mereka. Dan sudah pasti jawabannya mereka akan meninggalkan pasangan mereka saat ini. Dan hal itu akan terus terjadi berulang-ulang ketika mereka kembali berjalan lebih jauh dari tempat tinggal mereka. Kalau itu terjadi, maka tak akan ada di dunia ini yang namanya cinta sejati," lanjut Husain menjelaskan.

"Abang selalu bisa menjawab pertanyaan Aza dengan tegas tanpa ragu,"

"Karena tak ada pertanyaan yang tak ada jawabannya. Selagi kamu mau berpikir dan merenungi pertanyaan itu, kamu pasti akan menemukan jawabannya. Jika bukan orang, maka keadaan yang akan menjawabnya."

Husain menjawil hidung Azalea yang sedang menatapnya penuh kagum.

"Sudah malam sayang, ayo tidur. Besok lagi sesi tanya jawab nya,"

"Ay ay captain."

...--- HUSAIN dan AZALEA ---...

Sayup-sayup Husain mendengar suara ngaji yang berasal dari mesjid di dekat rumah mereka. Perlahan Husain membuka kedua kelopak matanya. Hal yang pertama kali menyapa indera penglihatannya adalah wajah lugu dan imut istrinya yang tengah tertidur.

Rasanya Husain tak akan pernah bosan melihat wajah manis istrinya. Bahkan Husain juga tak akan pernah muak untuk selalu melontarkan banyak pujian untuk sang istri.

"Sayang, bangun yuk. Subuhan dulu."

Tak ada sahutan. Azalea tetap damai mengarungi mimpinya yang entah isinya apa.

"My princess, wake up. Come on, my dear!"

Masih sama. Azalea masih tak bergerak sedikitpun.

"Cantik, ayo bangun. Tidurnya di lanjut nanti aja setelah sholat subuh."

Berhasil. Azalea menggeliat di dalam tidurnya. Perlahan demi perlahan, bola mata indah yang semalaman tertutup itu kembali terlihat.

"Good morning, my sunshine. Have a nice morning, my little wife. I always love u everytime dan everyday,"

Sungguh sapaan di pagi hari yang paling membahagiakan bagi Azalea.

"Good morning too, my emperor. Have a nice morning too. I always love you too everyday and everytime,"

"Come on, my queen."

Uluran tangan itu di sambut baik oleh Azalea. Bergandengan tangan menuju kamar mandi sepertinya bukan hal yang buruk.

...--- HUSAIN dan AZALEA ---...

Menurut Azalea, Husain dengan outfit formalnya adalah suatu perpaduan yang amat sangat sempurna. Karena Husain akan terlihat berkali-kali lipat lebih gagah dan berwibawa. Sedangkan Husain dengan outfit casual nya akan terlihat seperti anak tongkrongan yang cool dan famous.

Satu lagi, hal yang paling Azalea suka pada Husain adalah mata dan senyumannya. Mata Husain itu terlihat sangat cantik. Bahkan Azalea rasanya selalu terhipnotis oleh mata Husain setiap kali menatapnya. Sedangkan kalau Husain tersenyum, senyuman itu akan menular pada orang lain.

Kata orang, kita harus menjadi orang yang dermawan, suka berbagi pada orang lain. Namun kali ini Azalea ingin egois. Untuk Husain, Azalea tak ingin berbagi pada siapapun selain sang pencipta dan ibu Husain.

--- To Be Continue ---