Anandi, gadis yang di anggap mati oleh ayah nya, hanya karena satu kesalahan yang tidak di sengaja.
Karena kesalahan itu lah membust mereka selalu bersama.
Akan kah kebersamaan itu membuat mereka saling jatuh cinta.
Mari kita ikuti kisah nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AdlanAdam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Acara pernikahan
Tak terasa duahari yang sangat mencekam bagi Clara, ahirnya terlewat juga karna hari yang di nanti-nantinya telah tiba.
Di mana hari itu adalah hari pernikahannya. Pernikahan yang hampir saja gagal karena berbagai masalah.
"Apa kau yakin Clara, akan melanjutkan peenikahan ini? meskipun kau sudah tau sifat Andra yang sebenarnya? " tanya ibu Annis, saat ini mereka sedang ada di dalam kamar Clara.
"Apa maksud ibu, Kenapa bicara seperti itu, apapun yang terjadi, Clara akan tetap menikah dengan Andra, " cacar ayah yang tiba-tiba masuk.
"Andra bilang dia akan berebah Bu, lagian setelah menikah kami akan meninggalkan kota ini, " timpal Clara, dengan yakin.
"Tapi ibu khawatir Nak, " lanjut ibu Annis.
"Begitulah seorang ibu selalu menghawatirkan anak anaknya, disuasana seperti apapun dan dimana pun.
"Sudah! Itu hanya perasaan Ibu saja, aku yakin Andra akan berubah nantinya" balas Clara mencoba meyakinkan ibunya.
"Mudah mudahan, ibuselalu berdoa tang terbaik untukmu, " lamjut ibu Annis.
Setelah itu merela keluar dari kamar, Karena para undangan sudah banyak yang hadir. Clara duduk disamping Andra.
"Bisa kita mulai acaranya?, " tanya pak penghulu.
"Bisa pak, semuanya sdah hadir, " jawab ayah enteng.
Sedikitpun ayah tidak mengingat Andini, ia benar-benat melupakan pitrinya itu.
Sedangkan Andini saat ini ia hanya menyaksikan pernikahan adiknya dari kejauhan, karna ia tidak punya keberanian untuk masuk.
"Kenapa Nyonya tidak masuk saja?, " tanya beno supir pribadi Andini.
"Tidak Pak, kalau saya masuk, akan terjadi keributan, lebih baik saya lihat dari sini saja, " jawab Andini, pak Beno hanya mengangguk.
Nenurutnya itu bukan urusannya, jadi pak Beno tidak berani lagi untuk bertanya.
"Kita mulai ya acaranya, " ucap pak penghulu lagi.
"Baik pak, " sahut beberapa tamu yang ada disitu.
Saya nikahkan Clara binti Raja, dengan maskawin seperangkat alan solat beserta ciicin mas senilai limapuluhjuta dibayar tunai. "
"Saya terima nikahnya Clara binti Raja, dengan mahar seperangkat alat solat beserta cincin mas senilai limapuluhjuta di bayar tunai. "
"Bagai mana para saksi sah?. "
Sah
Sah
Sah
Jawab semuanya secara bersamaan.:
Acara ijab kobulpun berjalan dengan lancar, dilanjut dengan pak penghulu yang membacakan doa sebagai penutup acara.
Sekarang Andra dan Clara sudah berada di pelaminan, para undanganpun membarikan ucapan selamat pada keduanya.
Tak terasa acaranya selesai, para tamu sudah bepergian. Begitu juga dengan Andini, ia juga sudah pulang tanpa menemui ibunya terlebih dahulu, karena ia takut ayahnya akan marah.
Sekarang tnggallah keluarga Andra dirumah itu.
Ibu minta sama Nak Andra, tolong jaga putri ibuk ya dengan baik, " ucap ibu memulai obrolan.
"Iya Bu, aku akan berusaha membahagiakan Clara semampuku, " balas Andra, sabil menggenggam tangan Clara.
"Buk Tiya, Pak Anto, " saya titip anak saya pada kalian, tolong sayangi dia seperti kalian memyayangi Nak Andra, " lanjut ibu Annis lagi.
"Iya buk, Kita akan menjaga dan menyayangi Andra, " balas ibunya Andra.
Mereka berbincang-bincang sebentar, setelah itu keluarga Andra berpitan, karna harobsudah malam.
Ibu Annis, mencoba menahan besannya agar menginap, tapi sayang menantunya menolak dengan alasan mereka juga akan mengadakan acara di rumah mereka.
Ahirnya ibu Annis merelekan putrinya, malam itu juga, toh memang putrinya itu bukan lagi menjadi haknya, melainkan keluarga suaminya.
"Seharusnya, Ibu masih punya satu putri lagi, tapi karna ke egoisan dan keras kepala Ayah, membuat Ibu kehilangan keduanya, " tuding ibu tiba-tiba.
Sekarang meteka sudah ada didalam kamar
"Apa maksud Ibu, kemapa ibu jadi menyalahkan Ayah, " balas ayah menatap ibu Annis.
"Lihat, setelah ini Ayah akan di ejek banyak orang karena saat pernikahan Clara, Andini tidak hadir, " ungkap ibu Annis.
"Itu tidak akan terjadi, tapi kalau Ayah, menikahkan Andini pada anak berandalan itu, barulah semua orang mengejek Ayah, karna punya menantu mantan narapidana, " balas ayah Raja menatap istrinya.
"Jadi Selama ini Ayah mbenci Andini? hanya karna Nak Kaizal, mantan narapidana?, " tanya ibu tak habis pikir melihat suaminya.
"Iya…, Ayah tidak mau, semua orang mengejek Ayah, hanya karna kesalahan anak itu, kita semua yang akan kena imbasnya, " jawab ayah terusterang.
Setelah mengatakan itu Ayah pergi ke ruang kerjanya, meninggalkan istrinya yang menangis dikamar itu.
Ibu Annis menangis, ia merasa sangat gagal menjadi seorang ibu, Andini yang biasanya sangat mengerti dia, sudah tidak bisa lagi ia temui, karna sudah dilarang suaminya.
Sedangkan Clara, dari dulu anak itu memang sedikit pembanggak dan susah di atur, dia malah menikah dengan pria yang sudah jelas sipatnya seperti apa.
...***********...
"Bagai mana? Apa acaranya lancar?, " tanya Kaizal, membat Andini merasa heran.
"Kenapa kau selalu mengikutiku, " tudingnya, bukannya menjawab suaminya.
"Aku tidak mengikutimu, tadi akubhanya bertanya pada Pak Deno, kemana saja kalian hari ini, " balas Kaizal.
"Kau pasti berbohongkan, padahal kau selalu mengikutiku, " lanjut Andini, masih menuduh suaminya.
"Tidak bisakah kau jawab saja pertanyaanku!, " seru Kaizal menatap Andini.
"Ya, acaranya lancar, tapi aku tidak berani masuk kedalam, " jawab Andini menuruti suaminya.
"Kenapa, kaukan bisa berura-pura menjadi tamu disitu, " balas Kaizal menggelengkan kepalanya.
"Iya ya, kenapa aku tidak kepikiran kesitu, " ujar Andini,
"Makanya, kalu mau kemana-mana itu pamit sama suami, dan minta pendapatnya, " lanjut Kaizal, meledek istrinya.
"Iya maaf, lain kali aku akan pamit padamu, dan meminta pendapatmu, " ujar Andini, entah mengapa ia sedilit merasa bersalah.
Sebagai istri, memang sudah seharusnya ia selalu mengatakan jika ingin kemana dan mau apa.
mantap Kaizal lindungin istrimu