Mendapati kenyataan jika tunangannya bermain gila dibelakangnya membuat Fernando Nicholas Sanjaya sangat terpukul, sehingga membuatnya menyeret satu wanita dalam kehidupannya. Wanita yang menjadi budak nafsunya karna salah mengetuk pintu kamar hotelnya.
Bagaimana kisah Nicho dan Ganesa selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sokhibah El-Jannata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TMYS. Kita menikah
Dani mencoba meredam amarah dan menatap ke arah Ganesa yang menangis. Hatinya teriris melihat adik perempuan yang biasanya riang gembira itu, kini tampak sedang menderita.
"Aku tidak bisa diam saja melihat semua ini," kesal Dani.
"Hentikan! Kalian seperti anak kecil! Semuanya bisa dibicarakan baik baik," sahut Dafa saat mendengar ucapan Dani.
Suara itu terdengar nyaring, Nicho dan Dani saling menatap dan melepaskan cengkeraman, memang mereka sempat kembali akan terlibat baku hantam.
Nicho mengusap sudut bibirnya yang berdarah. Dani juga melakukan hal yang sama. Dafa dan Rangga menatap dua orang itu bergantian.
"Kita selesaikan masalah ini sekarang juga," ucap Dafa kemudian melenggang ke arah sofa, dimana Ganesa dan Nala berada.
Dani dan Nicho saling menatap marah, kemudian mengikuti langkah Dafa dan Rangga.
Dani berhadapan dengan Nicho, sedangkan Rangga berhadapan dengan Dafa. Nala berdampingan dengan Ganesa dan terus menenangkan Ganesa yang juga tampak emosi dalam kesedihan itu.
"Tuan Nicho, Dokter Nala mengatakan pada Kami jika kau telah melakukan hal yang merugikan Ganesa, adik kami.." ucap Dafa. Nicho terdiam, namun netranya melirik ke arah Ganesa yang tampak mengusap Air matanya.
Ganesa? Jadi nama wanita itu Ganesa? Sudut bibir Nicho terangkat. Senyum sinis tampak dari bibir itu. Bayangan malam itu seakan berkeliling liar dalam otaknya.
"Itu bukan sepenuhnya salahku, tanya saja padanya apa kesalahannya sehingga semua ini terjadi," sahut Nicho sambil melempar pandangan ke arah Ganesa. Tak mau saja dia salah sendiri dimata Ardani Rahardian Wijaya, seseorang yang tidak bisa dianggap remeh sama sekali.
Dani mengeratkan rahangnya, kesal sekali dengan jawaban Nicho yang seolah melempar kesalahan pada Ganesa.
"Tahan emosi, ini memang salahku juga," ucap Ganesa sambil memandang ke arah kakaknya, memegang erat tangan kakaknya yang terkepal kuat. Seakan meminta kakaknya untuk tetap tenang.
Ucapan Ganesa cukup menenangkan Dani, sehingga lelaki itu tampak menahan amarahnya.
"Kau dengar itukan? Tuan Ardani?" sahut Nicho sambil merapikan pakaiannya yang tampak lusuh karna perkelahian tadi. Dia tampak sedikit songong.
Dani hanya diam, sepertinya dia harus mendengarkan penjelasan dari Nicho dan juga Ganesa. Karna Nala hanya mengatakan bahwa Ganesa mengalami musibah. Tidak menyalahkan Ganesa maupun Nicho.
"Jaga sikap anda Tuan Nicho, aku berbaik hati untuk menghadapimu dengan sabar," ucap Dani.
Nicho tampak tersenyum sinis.
"Apa maumu?" tanya Nicho.
"Nikahi adikku," ucap Dani.
Deg
Ganesa menghela napas panjang, kenapa kakaknya tampak seperti pengemis yang meminta belas kasih pada lelaki jahat itu? Padahal dia menolak. Apa karna mereka saling kenal?
Kenapa solusi yang diajukan menjatuhkan harga diri yang selama ini dia jaga didepan semua orang, hanya karna untuk meminta pertanggungjawaban? bukan itu yang menjadi keinginan Ganesa saat ini. Bahkan dia benci melihat lelaki itu.
Nicho terkekeh pelan.
"Kau pikir aku bodoh? Bahkan aku berbaik hati memintanya menikah denganku, sebagai tanggung jawab atas semuanya. Bahkan aku mengatakan padanya agar mempersiapkan diri, tapi sepertinya dia menolak kebaikanku," ucap Nicho sambil memandang ke arah luar, mengabaikan sorot mata tajam beberapa orang yang berada di depannya.
"Tapi, coba saja kau tanyakan kejelasannya pada adikmu, mungkin aku bisa memaksanya jika dia bukan adikmu. Tapi karna dia ternyata adalah adik dari seorang Ardani Rahardian Wijaya, CEO ARW grup yang terhormat, aku ikuti semua alurmu, atur saja, yang jelas aku bersedia berbaik hati menikah dengannya sebagai rasa tanggung jawabku. Aku tidak punya banyak waktu luang, bukankah kau punya kontakku? Kau bisa menghubungi ku nanti," ucap Nicho kemudian berdiri.
Dani menghela napas panjang dan melirik adiknya yang menundukkan kepalanya. Air mata Ganesa bertubi keluar dari matanya. Hatinya sesak sekali. Apa yang bisa dia lakukan? Menikah? Dengan lelaki itu? Bahkan cintanya untuk Rian masih saja membekas.
Dani menghela napas panjang, bukankah memang seperti itu? Bahkan dia mendengar perdebatan Ganesa dan Nicho tadi.
"Nes," kejut Nala saat Ganesa terhuyung lemah.
Nicho yang memang tak jauh dari Ganesa seketika menyambar wanita cantik itu dalam gendongannya. Digendongnya Ganesa ala bridal style. Keduanya saling menatap, memancarkan emosi yang menyeruak dalam dada.
Dani, Dafa, Rangga dan Nala yang terkejut hanya bisa melihat sepasang lelaki dan perempuan yang tampak mesra itu. Khawatir, resah, gelisah, semuanya seakan menjelajahi hati. Mereka antusias berdiri.
"Kita menikah," ucap Ganesa.
Tangis Ganesa pecah, netranya menatap ke arah Nicho dengan penuh kegelisahan.
Keduanya saling menatap, Nicho mengamati wajah cantik gadis yang sebaya dengan Micela itu. Entah mengapa perasaannya berdesir ngilu menatap wajah cantik yang sembab karna air mata itu.
Ganesa menghela napas panjang, sepertinya menerima usul kakak maupun Nicho adalah yang terbaik. Dirinya yang sudah sisa tidak layak mempersembahkan diri pada orang lain. Bahkan Rian, lelaki itu pantas mendapatkan yang lebih baik darinya.
"Aku berbaik hati melakukan itu, Nona Ganesa," ucap Nicho.
Deg
Hati Ganesa merasakan perih yang amat sangat. Menikah? Karna rasa belas kasihan? Sangat menyedihkan. Menikah karna kebaikan lelaki jahat itu? Sangat menyakitkan.
"Hanya sampai terbukti aku hamil atau tidak. Jika nantinya aku hamil, sembilan bulan kita menikah, jika nantinya aku tidak hamil, maka ceraikan aku," ucap Ganesa.
Deg
Nicho tampak membelalakan matanya. Ucapan Ganesa tak pernah terpikirkan dalam pikirannya. Menikah kontrakkah ini?
Dani, Dafa, Rangga dan Nala juga terkejut dengan keputusan Ganesa.
"Aku tidak pernah berpikir untuk mempermainkan pernikahan," ucap Nicho datar.
"Apa Kamu mengharapkan kita berjodoh di kemudian hari? Jangan harap kita berjodoh. Kau tau, aku membencimu sejak kau menghancurkan masa depanku. Kita menikah terpaksa, menikah tanpa cinta, tidak ada yang bisa diharapkan," ucap Ganesa sambil menatap sendu ke arah Nicho.
"Sekarang turunkan aku, ini adalah solusi terbaik untuk masalah yang kita hadapi," ucap Ganesa.
Deg
Jantung Nicho berdetak kencang, dia seakan dipermainkan oleh Ganesa. Nicho menurunkan Ganesa.
Ganesa dibawa Nala menuju ke ranjang, sedang Dani, Nicho, Rangga dan Dafa saling menatap.
"Semuanya sudah jelas, kirimkan data tentang adikmu pada Rangga. Dia akan mengurus semuanya," ucap Nicho sambil menatap Dani, kemudian melenggang pergi.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...