NovelToon NovelToon
Jangan Salahkan Aku Merebut Suamimu

Jangan Salahkan Aku Merebut Suamimu

Status: tamat
Genre:Romantis / Cintapertama / Poligami / Tamat
Popularitas:2.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: Windii Riya FinoLa

Nasyama Khadijah Putri harus menelan pil pahit saat 7 hari sebelum hari Pernikahan nya harus berakhir kandas karena ia mendapati calon suaminya sedang bercinta dengan Noni, sahabatnya di kamar utama yang akan menjadi kamar pengantinnya.

Dan semakin membuat Nasya semakin hancur setelah mengetahui mereka adalah pasangan kekasih sebelum Noni memutuskan menikah dengan Gadhing, lelaki yang masih dicintai Nasya dalam diam.

Hingga akhirnya Nasya memutuskan untuk membalas dendam dan melakukan berbagai cara untuk menjadi istri kedua dari seorang Ahmad Gadhing Athafariz.

Setelah berhasil menjadi istri kedua Gadhing dan hubungan mereka mulai dekat, Cinta mereka di uji karena Noni mengidap kanker serviks.

Noni meminta sesuatu yang sulit untuk dikabulkan Gadhing.

Lalu bagaimana kisah rumah tangga mereka? Sedangkan Gadhing sangat membenci Nasya sebelum menjadi suaminya.

Apakah permintaan Noni?

Lalu bagaimana Jimmy, duda beranak satu yang jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Nasya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Windii Riya FinoLa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

18. JSAMS

Beberapa hari telah berlalu. Luka-luka di tangan dan kaki Nasya sudah mulai mengering. Luka yang ada mulai tertutup oleh jaringan yang baru. Warna kemerahan pada luka-luka mulai memudar.

Hari ini setelah tiga hari dirawat, Nasya di perbolehkan untuk pulang. Pagi-pagi sekali Gadhing sudah mengurus administrasi Nasya dan membantu membereskan barang-barang yang hendak mereka bawa pulang.

Infus yang menancap di punggung tangan Nasya juga sudah dilepas semenjak kemarin sore.

Semenjak Nasya dirawat, Gadhing selalu menginap di Rumah Sakit dan hanya sore hari pulang ke rumah melihat keadaan bunda Fadia dan Noni.

"Sarapan dulu, setelah itu baru kita pulang!" kata Gadhing membawa sepiring berisi nasi yang diberikan pihak Rumah Sakit buat para pasien.

"Aku sudah sembuh, mas. Dibeliin sarapan yang enak gitu," kata Nasya mulai bosan memakan makanan yang hambar.

Gadhing menghela nafas. Tanpa berkata apapun, Gadhing memakan makanan hambar itu hingga tandas.

Nasya melihat itu hanya tersenyum manis. Dalam hati selalu terpanjat doa semoga hati Gadhing sedikit luluh padanya.

Dalam hati, ingin sekali mendengar Gadhing mengatakan bila sudah memiliki rasa sayang dan cinta padanya walau hanya sedikit.

"Sudah. Ayo," kata Gadhing setelah meminum air mineral.

Gadhing membawa dua tas pakaian mereka dan membiarkan Nasya merangkul lengan dan berjalan begitu perlahan.

"Bisa jalan sedikit cepat? jam 9 mas akan masuk kerja. Bukankah kamu ingin makan di luar?" tanya Gadhing mulai tak sabar.

"Lutut kiri aku masih sedikit sakit, mas." Cicit Nasya membuat Gadhing menghentikan langkahnya.

Salah satu membuat Gadhing sering geram pada Nasya inilah salah satunya. Istri mudanya itu selalu ingin terlihat baik-baik saja.

"Tetap berdiri disini," titah Gadhing kemudian pergi untuk sesaat memanggil salah satu petugas laki-laki Rumah Sakit.

Petugas laki-laki itu membawa kursi roda. Tetapi Gadhing meminta petugas itu untuk membawa kedua tas mereka dan mempersilahkan Nasya agar duduk di kursi roda yang akan ia dorong.

Senyuman Nasya terus terukir di wajah cantiknya atas perlakuan manis Gadhing. Ia tidak perduli atas apa yang ada dalam pikiran Gadhing.

Rasa benci yang selalu di agungkan Gadhing pasti akan terkikis oleh cinta Nasya yang tulus.

Ketika sudah sampai di mobil Gadhing yang terletak di parkiran Rumah Sakit, Gadhing membuka bagasi dan menaruh dua tas mereka ke dalam sana. Kemudian ia membuka pintu penumpang sebelah kursi kemudi.

Tanpa berkata apapun, Gadhing langsung menggendong Nasya. Sejenak mata keduanya bertemu dan terputus setelah Gadhing mendudukkan Nasya dan memasang seat belt.

"Terimakasih," ucap Nasya tetapi tak ada jawaban dari Gadhing.

Gadhing menutup pintu mobil kemudian mengucapkan terimakasih pada petugas yang membantunya tadi.

"Sama-sama, Dok."

Gadhing mengitari mobil lalu membuka pintu pada sisi kemudi. Ia pun melajukan mobil dengan kecepatan sedang.

"Kamu mau sarapan apa?" tanya Gadhing tanpa melihat ke arah Nasya.

"Nasi uduk, mas."

Gadhing mengangguk kemudian mencari penjual nasi uduk sebelum sampai ke rumah mereka.

Mobil Gadhing sudah berhenti tepat di depan minimarket karena penjual nasi uduk tepat bersebelahan dengan minimarket tersebut dan tidak memiliki tempat parkir mobil.

Gadhing keluar mobil lebih dahulu dan melakukan hal sama seperti tadi. Membukakan pintu mobil untuk Nasya, membuka seat belt, dan menggendong Nasya kemudian menurunkan agar melatih kaki nya agar berjalan dengan normal kembali.

Dengan telaten Gadhing menuntun Nasya walau tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

"Kamu mau nasi uduk Lamongan atau nasi uduk biasa pakai sambal tempe dan mie?" tanya Gadhing.

"Nasi uduk biasa tapi pakai ikan lele, mas."

Gadhing menatap sekilas kemudian menghela nafas. Rasanya tak ingin berdebat lagi pada Nasya karena sudah tahu bila ia akan kalah jika sudah berdebat dengan istri mudanya itu.

Ia pun segera memesan kan makanan buat Nasya dan dua gelas teh untuk mereka.

"Jangan banyak gerak dulu. Luka mu belum kering betul," kata Gadhing.

Nasya menatap Gadhing dan mengangguk. "Mas. Besok aku harus masuk kerja, ya. Kafe ayah ada yang booking acara ulang tahun," kata Nasya.

Gadhing berdecak. "Baru dikasih tahu kalau luka kamu belum kering betul sudah izin kerja."

Nasya menelan saliva. "Mas itu sebenarnya sayang atau benci sih sama aku?"

"Benci."

"Sayang."

"Benci, Nasyama."

"Sayang, mas Gadhing."

"Benci."

"Sayang."

"Benci," untuk sekian kali Gadhing mengatakan itu.

"Benci," jebak Nasya.

"Sayang," kata Gadhing kemudian terkejut karena sadar bila salah bicara.

Nasya tahu kalau ucapan spontan Gadhing karena jebakan darinya. Tetapi, sudah membuatnya begitu bahagia. Senyuman terukir dengan mata berkaca-kaca menatap Gadhing. "Aku juga sayang sama mas. Bahkan aku gak pernah bisa bayangin gimana hidupku tanpa mas Gadhing sekarang."

Nasya menjeda ucapan dan memberanikan diri untuk menggenggam tangan Gadhing yang kebetulan berada di atas meja.

"Tolong jangan pernah mengatakan kita akan berpisah sampai aku benar-benar menyerah ya, mas."

"Kalau kamu menyerah berarti itu bukan cinta, melainkan sebuah ambisi."

Gadhing menatap mata Nasya dalam-dalam. Tidak ada yang keluar sepatah kata pun buat Nasya hingga pesanan mereka telah tiba.

"Makanlah," kata Gadhing kemudian menyesap teh hangat yang di pesan nya.

Andai Nasya dan para reader tahu bahwa Gadhing tidak akan berpisah pada Nasya. Bukan karena persoalan hati tetapi ia tak ingin membuat bunda Fadia kecewa dan ingin menepati janji pada kedua orang tua Nasya.

*

*

Pagi-pagi sekali bunda Fadia sudah sangat sibuk di dapur mempersiapkan kepulangan Nasya. Selepas sholat subuh, bunda Fadia sudah mengajak Noni pergi ke pasar buat belanja bahan-bahan dapur.

Dengan terpaksa Noni menurut demi terlihat baik oleh ibu mertua nya. Padahal biasanya, ia selalu bangun paling cepat pukul tujuh pagi.

Tetapi, empat hari bunda Fadia menginap selalu membangunkan nya agar sholat subuh bersama.

Bunda Fadia sendiri tak ingin membeda-bedakan kedua menantu walau Nasya lebih spesial daripada Noni karena dari tangan nya langsung Nasya dibesarkan dan di didik attitude nya dengan baik.

Apalagi selama tiga tahun belakangan, bunda Fadia tidak melihat ada cinta dari Gadhing maupun Noni. Yang ia lihat selama ini hanya ada tanggung jawab yang dijalani.

Bunda Fadia memasak menu makanan kesukaan Gadhing dan Nasya, tidak lupa makanan kesukaan Noni juga.

Ada tumis udang buncis, sayur asem, ikan asin goreng, lalapan timun, sambal terasi, dan ayam bakar.

"Noni. Apa sekarang kamu sudah bisa masak?" tanya Bunda Fadia.

"Belum, Bun. Mas Gadhing juga gak masalah kok."

Bunda Fadia mengangguk paham. "Iya. Jangan berpikir aneh-aneh, ya. Bunda hanya bertanya," kata bunda Fadia lembut.

Tak berselang lama, dari pintu depan rumah terdengar suara deru mesin mobil Gadhing.

Bunda Fadia dan Noni segera keluar menyambut kepulangan mereka.

*

*

Gadhing turun dari mobil dan segera mengitarinya. Di buka pintu kemudian membuka seat belt lalu menggendong Nasya kembali.

Terlihat jelas Noni tidak menyukai pemandangan itu. "Mas," protes Noni.

Gadhing tersadar langsung menurunkan Nasya dengan kasar dan itu membuat Nasya terjatuh karena tak siap menyeimbangkan diri.

"Mas," cicit Nasya.

"Gadhing. Astaghfirullah, apa-apaan kamu, nak?"

1
Bunda
jaga mata
Nenie Chusniyah
luar biasa
Bunda
nyimak kak🙏
YuWie
demi menyatukan nasya sama gading..ehhh si bucin pak jimmy di hapuskan... end yg menggelikan.
YuWie
heran kenapa malah nasya dan jimmy yg kena bala terus sih thor... itu gading, dimas, malah santui2 aja yg jahat
YuWie
Luar biasa
sukaenah sukaenah
Ada kalimat
Sebenarnya, bayangan malam tadi masih terngiang dan membuat Nasya memalingkan wajah ....

menurut saya
bayangan itu terbayang, kalau terngiang itu bunyi atau suara
kalau terbayang citraan penglihatan .. mata
kalau terngiang citraan penglihatan .. telinga
Whaty Talle Whaty Talle
mengemis cinta kasihan
Whaty Talle Whaty Talle
nasya..nga punya harga diri..
Nie
God nasya jgn lemah dan kamu jg gading dlu karna noni kamu menceraikan nasya skr gr2 dena ngancam langsung aja nyerah,bicarakan ma nasya gmn baiknya,jd laki jgn plin plan dong
Nie
Kayanya mereka kecelakaan dan jimmy meninggal mungkin ya,terus nasya ma gading balik lg ya
Nie
Apa maksd dr mimpi Sya ya 🤔🤔
Nie
Kalo blm baca cerita Rara ma Qenan pasti aku mikirnya Nasya bakal nikahnya ma Jimmy deh
Dwi Setyaningrum
ya gpp km pensiun dini gadhing tp paling tdk bersihkan nama km dl agar pemecatan yg tdk terhormat itu menjd pengunduran diri hingga dpt pesangon yg bisa utk nambah modal usaha..ya ga Thor🤔
Dwi Setyaningrum
Tiara gmn Thor anaknya Jimmy dg istrinya dulu🤔
Dwi Setyaningrum
ya gt lah gadhing sakit kan hatimu km ga inget wkt km sm Noni yg mestinya wktmu utk Nasya km msh sempat bgtuan sm Noni jd anggap aja apa yg km dgr saat ini ya balasanlah ya walau ga sengaja sih😜😜
Dwi Setyaningrum
rispan kalau km cinta sm Nasya knp ga km lakukan wkt Jimmy ngasi mandat utk menggantikan posisinya utk disamping Nasya itu kan kesempatanmu🤔🙂
Dwi Setyaningrum
bentar Thor itu naik kreta SBY malang atau jakarta malang ya kok smpe 6 jam perjalanan kalau SBY malang naik kreta ya 2 jam lah nyampenya🤔
Siti Romlah
maaf thoor, pernah ku baca di bab awal memang begete tulisannya. bahwa Gading pemilik dan kepala rumah sakit.
sempat terpikir. dia pemilik, dia kepala, dia dokter obgin juga.
maaf kalo ada pembaca yg komen begete thoor.
semangat berkarya thoor
semua komen untuk perbaikan kedepannya. saling memaklumi ja
Siti Romlah
mertua gendeng
anaknya meninggal lah malah menantu fi penjarakan. trus putumu siapa yg ngopeni. dia gak pernah open sama anaknya karena gak setuju dengan menantunya. gak tau kalo anaknya yg akting, sehingga Nasya mundur alon alon pas mulai berjuang.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!