ini novel pertama yang saya tulis, tentang seorang gadis yang memperoleh Sistem Dewi yang merubah hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wiindy ArAs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Harusnya kamu berkaca diri sebelum mengatakan itu pada orang lain
Hari senin Alyssa sudah ada di dalam kelasnya, dia membuka buku Matematika nya. Meskipun dia sudah memiliki skill Akademis, namun dia ingin menikmati masa belajar seperti siswa lainnya.
2 minggu lagi Ujian Nasional akan di laksanakan, dan sudah mendekati dengan ujian masuk perguruan tinggi.
"Al pulang sekolah, ke mall yuk" Ucap Diana
"Mmm" jawab Alyssa hanya dengan gumaman
Sore harinya saat pulang sekolah, Alyssa dan Diana melaju ke AKM Mall menggunakan Motor Alyssa.
Mereka masuk ke mall dan di sana terlihat begitu ramai, Alyssa dan Diana saling berpandangan heran.
Hari ini hari senin, biasanya Mall relatif sepi. Tapi hari ini sangat ramai, kebanyakan dari mereka memakai seragam sekolah.
Alyssa dan Diana penasaran, akhirnya mereka mencoba melihat apa yang membuat kerumunan orang itu.
"Wooowww itu Gilang Mahardika!!!" teriak Diana
"Siapa itu Gilang?" tanya Alyssa bingung
"Astaga Alyssa kamu kemana aja, masa kamu nggak tau Gilang?" Alyssa menggeleng " Gilang itu penyanyi yang sedang naik daun, aku ngefans banget sama dia, ternyata dia lagi adain Meet and Greet. Aku mau ke sana juga ah mau minta tanda tangan" Ucap Diana sambil menarik tangan Alyssa
Alyssa yang hanya pasrah mengikuti Diana mengantre untuk bertemu dengan idolanya itu.
Sampai Giliran dia untuk maju.
"Kak Gilang aku ngefans banget sama kakak, Aku boleh minta photo bareng? sama tanda tangan juga disini" ucap Diana senang
Gilang menatap Diana kemudian matanya tertuju pada orang di samping Diana, dia tertegun beberapa detik, lalu ia sadar dan menoleh lagi ke arah Diana, lalu tersenyum.
"Dimana aku harus tanda tangan?" tanya Gilang
"Di sini dan di kertas ini, tolong" ucap Diana senang sambil menunjuk Ransel yang dibawanya.
Gilang menandatangi kertas dan juga ransel Diana
"Al, sini photo bareng" Ajak Diana, Alyssa menggeleng menolak
"Aku aja yang photo in" ucap Alyssa dan mengambil HP Diana kemudian mengambil gambar mereka berdua
"Terimakasih Kak" ucap Diana lagi
"Sama-sama" jawab Gilang tersenyum "Teman kamu nggak sekalian photo bareng dan minta tanda tangan" tanya Gilang lagi
"Tidak" Ucap Alyssa singkat lalu pergi meninggalkan kerumunan.
Gilang menatap punggung Alyssa yang perlahan hilang di kerumunan.
"Wooooaahhhh" teriak Diana sambil memeluk HP yang terdapat photonya bersama idolanya itu.
"Harus sesenang itu ya?" tanya Alyssa heran
"Haruuusss dong, kamu nggak lihat tadi Gilang ganteng bangeeettt" ucap Diana sambil menggoyangkan tangan Alyssa
Alyssa hanya menggeleng dan terkekeh. Menurutnya Gilang memang tampan, tapi masih kalah jauh tampannya dengan pria itu. Setelah Alyssa memikirkan pria itu wajahnya langsung memerah.
"Al ko wajahmu merah?" Diana heran
"Tadi panas, ya panas banget jadi merah mukaku" jawab Alyssa gugup, Diana hanya mengangguk percaya
mereka kemudian melanjutkan untuk berkeliling
________________
Keesokan harinya, Enzy keluar dari Mobilnya mulai masuk kedalam salah satu Gedung di jalan Melati.
"Selamat siang nona Enzy" sapa security membungkuk hormat.
"Selamat siang juga, Pak budi" sapa Enzy menganggukkan kepalanya sopan, lalu dia melangkah masuk menuju ke resepsionis.
Di sana berdiri seorang wanita berusia 25 tahun. Sedang memarahi dengan salah resepsionis.
"Permisi" ucap Enzy
Wanita itu dan 2 orang resepsionis menoleh ke arahnya. Resepsionis yang mengenali Enzy langsung membungkuk hormat.
Wanita yang berdebat barusan meliriknya, melihat penampilan Enzy yang seperti wanita karir dengan pakaian kantornya, wajah yang cantik, putih dan mulus. dengan porposi tubuh yang ideal tinggi semapai bak model kelas internasional, lebih cantik dibanding dirinya. Ia memandang nya penuh iri.
"Selamat siang Nona Enzy, ada yang bisa saya bantu?" ucap resepsionis dengan ramah
"Pak Rangga ada di kantor atau ada di luar?" tanya Enzy
"Pak Rangga ada di kantornya Nona, anda bisa langsung naik ke atas" jawab resepsionis
"Terimakasih" Ucap Enzy
Enzy melangkah menuju lift, tapi sebuah suara membuatnya terpaksa berhenti.
"Heii kamu berhenti!!!" ucap wanita itu, Enzy menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah wanita itu yang sedang menatapnya sinis.
"Ada apa?" tanya Enzy
"Kamu tidak aku izinkan menemui Rangga" ucap wanita itu
"Kenapa dia boleh masuk ke menemui Rangga, sedangkan aku di larang untuk naik menemuinya?" teriak wanita itu bukan pada Enzy tapi pada resepsionis
"Apa aku harus menunggu persetujuanmu untuk bisa naik dan menemui Pak Rangga?" tanya Enzy lagi
"Tentu saja harus, aku adalah tunangan Rangga, calon nyonya di perusahaan ini" ucapnya sombong
"Oohhh, lantas aku peduli?? Tidak penting!!!" Enzy kemudian berbalik ingin melanjutkan langkahnya tapi terhenti karena rambutnya di tarik oleh wanita tadi.
"Dasar ******!!! Kamu kesini untuk merayu tunanganku kan, dasar pelakor!!!" teriak wanita itu.
Resepsionis yang melihat itu, langsung menghubungi Ratih, sekretaris Rangga.
"Aakkhhh... " teriak wanita itu, karena tangan yang tadi menarik rambut Enzy, di balas Enzy dengan mencengkeram pergelangan tangannya, di pelintir, lalu melempar wanita itu ke lantai.
"Dasar ****** berani nya kamu menyakitiku" Ucap wanita itu geram
"Aku berani, lalu kamu apa?" ucap Enzy
" Kurang ajar, dasar pelakor ******!!!" Wanita itu berdiri hendak menampar
PLAK!!!
Bukan Enzy yang di tampar, melainkan wanita itu, yang melakukannya adalah Rangga
"Sayang kenapa kamu menamparku" Kata wanita itu merintis menahan sakit dan amarah.
"Adel, kenapa kau datang kemari dan membuat keributan di kantorku, Hah??" ucap Rangga marah.
"Cewek ****** ini duluan yang memulai. Karena dia bukan? karena dia menggodamu, jadi kamu membatalkan pertunangan kita?" ucap Adel marah
"Pertunangan kita batal itu karena ulah kamu sendiri yang suka melakukan one night stand dengan beberapa laki-laki, kamu fikir aku tak tahu?" Adel kaget mendengar ucapan Rangga.
"Cukup!!!" Ucap Enzy, "Aku tak mau tahu masalah kalian, dan kau wanita, Listen Up!!! aku bukan wanita penggoda harusnya kamu berkaca diri sebelum mengatakan itu pada orang lain" Enzy menatapnya tajam, membuat Adel merinding takut
"Pak Rangga, aku pamit pergi. Sepertinya anda harus menyelesaikan urusan ada terlebih dahulu, tolong kirimkan via email saya saja untuk laporannya. permisi" Ucap Enzy lalu melangkah pergi menaiki Mobilnya.
"Rangga tolong dengarkan penjelasan aku, yang kamu dengar dari orang-orang itu semuanya nggak bener, aku sangat mencintai kamu, aku nggak mungkin mengkhianati kamu Ga" ucap Adel sambil memegang tangan Rangga.
Rangga saat itu merasakan jijik menghentakan tangannya hingga pegangan Adel lepas
"Gak bener? aku lihat dengan mata kepalaku sendiri kamu masuk hotel dengan seorang laki-laki malam itu, awalnya aku pikir aku salah lihat, tapi hari berikutnya aku melihat kamu masuk ke hotel yang sama dengan laki-laki yang berbeda, aku mengikutimu dan ternyata itu benar kamu" ujar Rangga
"Kamu bilang mencintai aku? Kamu nggak akan mengkhianati aku jika kamu benar-benar mencintai aku seperti yang kamu katakan" lanjutnya
"Dan asal kamu tau, wanita yang tadi itu bukan wanita penggoda, dia adalah asisten pribadi dan orang kepercayaan pemegang saham terbesar kedua disini, dia datang kesini itu murni hanya ingin mengecek kondisi perusahaan dan meninjau laporan. Tanpa dukungan dari tuannya, Aku tak bisa mempertahankan posisi CEO di sini. jelasss!!!" ucapnya lagi
"Sekarang kamu pergi dari sini, hubungan kita sudah berakhir, Security bawa wanita keluar!!!" ucap Rangga kemudian melangkah pergi menuju ruangannya
"Tidaklah Rangga, aku mohon kasih aku kesempatan, Lepaskan aku!!" teriak Adel yang di seret paksa keluar dari Lobby perusahaan oleh security.