NovelToon NovelToon
Gairah Berbahaya Sang Duda Mandul

Gairah Berbahaya Sang Duda Mandul

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Mafia / Duda
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Ham_sya

Area *** "Hanya semalam, kan, Tuan?" "Iya, kau tidak akan kenapa-napa karena aku mandul, Kau butuh uang dan aku butuh dirimu semalam!" "Anda yakin, Tuan?" "Aku jamin semuanya aman!" Malam yang terjadi antara dirinya dan sang Pemilik tempat dimana ia bekerja langsung mengubah hidupnya. Hazel Isabella Sora, seorang gadis cantik berusia 24 tahun terpaksa memberikan sesuatu yang berharga dalam hidupnya pada Sang Big boss karena membutuhkan uang demi membayar hutang milik mending kedua orang tuanya, Rexton Lysander Silas, pria matang dengan segala pesona dan tatapan matanya yang tajam bak predator mematikan. Tersenyum menyeringai saat mendapatkan mangsa yang dirinya incar. Perjanjian itu hanya untuk semalam. Namun, apa jadinya jika itu menjadi kegilaan berbahaya dari sang Boss yang tak mampu dirinya tolak dari seorang Rexton. Bagaimana hubungan keduanya? Benarkah hanya ada Hutang dan sebuah kesalahan? ikuti kisahnya di sini

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ham_sya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17 GBSDM

Ava tiba di rumah milik Hazel, dia langsung masuk dan mendapati Hazel sedang berdiri di depan kaca jendela dengan tatapan kosong.

"Bau parfum siapa ya?" gumam Ava, dia merasakan bau parfum yang terasa asing di dalam ruangan itu.

Ava meletakkan belanjaannya, dia lalu berjalan pelan menuju Hazel yang tidak sadar dengan kedatangannya.

"Zel," tepukan pelan di berikan Ava pada pundak Hazel.

Hazel sampai tersentak, dia langsung menoleh dan wajahnya agak tegang begitu melihat Ava berdiri di belakangnya dengan wajah penuh tanya.

Hazel berusaha menyembunyikan ketegangan di dalam dirinya, dia lalu mengulas senyum hangat pada sosok Ava dan berucap,"Va, baru kembali? Apa yang kamu beli?" Hazel bertanya hal lain agar Ava tidak bertanya yang aneh-aneh.

Ava tidak menjawab, dia justru menatap lekat pada sosok Hazel dengan wajah curiga,"Apa ada yang kamu sembunyikan?" pertanyaan dari Ava membuat Hazel agak tegang dan ia menelan ludah kasar.

"Hehe, apa maksudnya?" tanya Hazel, dia justru tertawa garing dan itu semakin membuat Ava curiga.

"Aku tidak menyembunyikan apapun, Va!" jelas Hazel, dia mengusap pelan lengan Ava untuk menenangkan wanita itu.

"Kau yakin? Apa ada yang datang?" Ava masih saja penasaran, dia tidak akan menyerah sebelum Hazel berucap jujur.

"Siapa yang akan datang? Lagi pula hari ini salju sedang turun dengan lebatnya, jadi tidak akan ada yang datang, Va!" elak Hazel, dia tidak mungkin mengatakan bahwa ada seorang pria yang datang ke rumahnya.

"Tapi aku menghirup aroma parfum mahal dan maskulin di ruangan ini, aku yakin ada yang datang. Katakan siapa yang datang?" desak Ava.

Haz menghela napas pelan, dia lalu tersenyum tipis dan kemudian kembali berucap,"Va, bisakah tanyakan itu nanti?" minta Hazel, jujur dia belum ingin bicara kebenarannya pada Ava.

Ava hanya bisa mengangguk, dia akhirnya memutuskan untuk tidak bertanya lebih jauh dan menunggu sahabatnya itu tenang.

"Va, apa yang kamu beli?" Hazel sekarang duduk di sofa dan melihat belanja Ava yang lumayan banyak.

"Keperluan dan beberapa camilan, sebenarnya aku ingin membeli Hotdog di kedai yang baru buka itu. Namun, ada kendala yang terjadi," keluh Ava, dia jadi kembali kesal saat mengingat kejadian itu.

"Kendala apa?" tanya Hazel, dia melihat ada kekesalan di wajah Ava.

"Ada seorang pria yang berdebat dengan ku di kedai Hotdog dan yang paling menyebalkan adalah, dia tidak ingin mengalah sama sekali dan malah memilih berdebat!" keluh Ava, kekesalan itu menumpuk hingga ia bawa kedalam rumah Hazel, Ava berdecak, dia mendadak jadi ingin sekali mencakar wajah pria tadi.

Sedangkan Hazel yang mendengar itu justru malah terkekeh, sebab dia kenal betul pada Ava, wanita itu tidak akan mengalah pada hal yang dia mau.

"Lagi pula Va, kedai Hotdog mana yang kamu maksud?" tanya Hazel.

"Itu kedai yang baru buka, tepat ada di pojok kiri Supermarket yang tak jauh," jelas Ava, dia menunjukkan lokasi tempat kedai Hotdog itu berdiri.

"Oh, apa dia baru?" Haz bertanya dia jadi merasa penasaran. Sebab baru ini ia mendengar ada kedai Hotdog di sekitar komplek rumahnya.

"Iya, seperti belum lama, sebab aku baru saja melihatnya hari ini," jawab Ava.

Hazel mengangguk, keduanya melanjutkan obrolan itu dan hari ini menghabiskan waktu dengan candaan dan menonton drama.

Malam hari.

Ini adalah malam yang dingin, sebab salju masih saja turun dengan deras dan membuat beberapa orang malas untuk keluar rumah. Walaupun badai sudah berhenti. Namun, salju yang turun membuat keadaan dingin terasa mencekam dan menusuk hingga ketulang.

Hazel sedang berdiri di depan jendela kaca kamarnya yang menampilkan langsung pemandangan luas Negara Eropa dari lantai dua dimana kamarnya berada.

Dia jadi ingat tentang kedatangan Rexton hari ini kemari, dan yang paling mengejutkan adalah, pria itu ternyata adalah penghuni baru dari rumah kosong yang ada di depan rumah Miliknya sendiri.

"Kenapa aku harus berurusan dengan pria itu?" keluh Hazel, dia sebenarnya enggan untuk kembali berurusan dengan pria yang bernama Rexton itu. Namun, kenapa juga pria itu terus saja menganggu? perjanjian keduanya sudah berakhir sejak di mana malam dirinya menyerahkan kesuciannya.

Siang tadi!

"Sebenarnya apa maumu, Tuan?" tanya Hazel, saat dia melihat Rexton duduk tenang di sofa dan menyeruput coklat hangat milik Hazel tanpa permisi. 

"Mauku itu kau Nona Hazel!" jawab Rexton, dia meletakkan kembali gelas itu dan kemudian menatap dalam pada netra indah Hazel yang sekarang berdiri di depannya. 

Hazel memutar bola matanya malas, wanita itu hanya diam dan enggan menanggapi ocehan dari pria di depannya ini. 

Rexton yang melihat ekspresi wajah dari Hazel hanya bisa tersenyum miring, menurut dia Hazel adalah wanita yang apa adanya, dan tidak pernah terpesona padanya, padahal para wanita berebut ingin bersamanya. Namun, wanita di depannya ini malah seperti enggan dan berusaha menolak.  

"Apa kamu menerima, Sora?" tanya Rexton, dia bangun dan mulai melangkah pelan kearah Hazel. 

"Sudah aku bilang, jika aku menolak!" jawaban tegas Hazel membuat Rexton mengangguk pelan. 

"Apa ada alasan? Atau ada yang kurang dariku? Coba beritahu alasannya!" tuntut Rexton, dia berdiri di belakang Hazel dan itu membuat wanita itu memejamkan matanya karena tidak sengaja menghirup aroma parfum yang pria itu kenakan. 

"Tidak ada alasan, aku malas saja berurusan dengan playboy seperti mu." tunjuk Hazel,"Lagi pula malam itu perjanjian kita berakhir! anda mendapatkan kesucian saya dan saya dapat uangnya, lalu apa lagi mau anda?" tukasnya, dia bicara seperti itu karena ingin membuat Rexton menyerah. sebab dirinya tak ingin berurusan dengan Pria seperti Rexton. Walaupun semua wanita ingin Rexton. Namun, dirinya tidak sebab menjadi pendamping dari Pria seperti Rexton mungkin saja tak akan mudah.

"Playboy?" ulang Rexton, dengan kekehan pelan, Dia malah fokus pada julukan Hazel padanya tadi tentang kata Playboy.  

"Iya, kau itu Playboy!" kembali, kata itu terlontar seperti bara api kecil yang di sulut oleh Hazel.

"Baiklah, apapun itu yang jelas kau itu sekarang menjadi milikku!" bisik Rexton, dia menarik pelan tubuh Hazel dan itu membuat punggung wanita itu menempel pada dada bidangnya. 

"Kau sebenarnya mau apa?" kesalnya, Hazel meronta. Namun, pelukan Rexton pada perut ratanya membuat Hazel tidak bisa lepas. 

"Sudah aku bilang, aku ingin kamu, sayang!" bisiknya Sensual. 

"Tuan Rexton, lepas!" minta Hazel tegas. 

"Kenapa harus aku lepas? Jika aku bisa menjerat mu dengan sesuatu yang ada dalam perutmu itu!" bisikan Rexton membuat Hazel menegang. 

Degh! 

"Apa maksudnya? memang apa yang ada dalam. perutku?" tanya Hazel, dia berusaha menyembunyikan kegugupan itu.

"Kamu jelas tahu apa itu, Nona Hazel Isabella Sora!" bisiknya lagi.

"Jangan mengada-ngada, Tuan! Apa anda lupa jika malam itu anda sendiri yang bilang bahwa anda itu mandul?" ujar Hazel dengan lirikan mata pada sosok Rexton yang berdiri tepat di belakangnya.

Lamunan Hazel buyar, dia menarik napas pelan dengan tangan mengusap perut ratanya itu.

"Dia tahu dari mana?" monolog Hazel, dia benar-benar tidak menyangka kalau Rexton bisa tahu tentang bayi itu, dan Saat ia mengelak juga menembak dengan kemandulan yang pria itu katakan. Tapi itu tak berarti apapun sebab Rexton justru malah tersenyum penuh misteri di dalamnya, dan itu cukup membuat dirinya khawatir.

"Apa yang kamu fikirkan?" pertanyaan dari seseorang di belakangnya membuat Hazel. menegang.

Hazel menoleh dan melihat Ava berdiri di depannya dengan tangan terlipat di depan dada.

"Aku hanya memikirkan untuk buka kedai besok." ucap Hazel, dia tersenyum dan mendekat pada Ava.

"Apa kita bisa pergi besok?" tanya Arva.

"Seharusnya bisa, sebab salju sepertinya tidak separah siang tadi," jawab Hazel dengan wajah yang agak ragu.

"Hah, semoga saja, aku ada pertemuan besok dan itu tidak bisa di tunda, semoga saja salju tidak menutup akses jalan!" tutur Ava.

Hazel mengangguk, keduanya akhirnya memutuskan untuk kembali ke ranjang dan akan pergi istirahat sekarang, karena jam di kamar itu menunjukkan pukul sebelas malam wktu Eropa. Sebab mungkin saja besok malam ia harus kembali bekerja di club karena jatah liburnya. sudah habis untuk bulan ini.

1
Alona Luna
jangan-jangan restoran yang sama yang di pesan mamanya rexton🤔
Alona Luna
salah nama ya thor.? 🤔
Alona Luna: sama-sama kak thor😊
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!