Saudara Rasa Pacar

"Lucas... akhh..."

"Miaa....."

Suara serak beradu dengan nafas tersengal, beserta suara suara berirama dari tubuh mereka.

Lucas secara teratur memompa dirinya kedalam tubuh Mia, sambil sekali sekali mencium bibir Mia.

"Lucas, gue mau keluar..." ucap Mia cepat.

"aakkhhh... akhhh.." tubuh Mia mengejang singkat, menggeliat dengan matanya yang tertutup, sementara tangan tangannya terus mencengkam rambut Lucas.

disaat yang sama, Lucas masih terus memompa tubuh Mia.

Iramanya semakin cepat, dan cepat.

beriringan dengan suara nafas yang tak beraturan, disaat terakhir Lucas mencabut miliknya, dan menumpahkan semuanya diatas perut Mia.

.

setelah selesai, Lucas menjatuhkan tubuhnya disamping Mia.

Tak lupa dia memeluk dan mengecup dahi Mia yang penuh keringat karna ulahnya itu.

didalam pelukan satu sama lain, mereka berdua hanya diam, dan yang terdengar hanyalah suara nafas yang ngos-ngosan.

percayalah, dalam suasana yang sunyi, hati mereka sangat berisik.. pikiran kalut dan kacau mulai muncul dibenak mereka sekarang. Mereka tidak tau kedepannya harus bagaimana menghadapi satu sama lain.

"Mia, setelah tamat sekolah kita nikah yu??" ucap Lucas memecah keheningan.

wajah Mia yang sedari tadi berada di dada Lucas seketika mendongak, mencari cela untuk melihat wajah Lucas.

"setelah nikah, kita merantau.. jadi ga ada yang kenal atau cemooh keluarga kita.. lagian sedari awal kita memang bukan saudara kandung.. kita ga punya hubungan darah.. jadi kalau kita nikah juga masih SAH." lanjut Lucas menjelaskan.

mendengar itu, Mia yang tadi mendongak memasukan wajahnya lagi ke pelukan Lucas.

"ga bisa semudah itu.. kita nikah tetap harus ada izin mama sama ayah.. gue ga kebayang, kalau mama sampai tau kalau kita punya hubungan kayak gini.. gue yakin dia pasti nangis kejer dan nyalahin dirinya sendiri.." ucap Mia dengan nada sedih.

Mendengar itu Lucas tidak mengatakan apapun lagi, hanya kedua tangannya semakin mendekap Mia.

"Lucas.." panggil Mia pelan.

"mm..." jawab Lucas dengan suara tak kalah pelan.

"setelah ini, gue harap kita ga usah ada hubungan lagi ya.." ucap Mia dengan suara bergetar.

Dalah hati, dia juga merasa sesak mengatakannya.

Mendengar itu Lucas langsung menatap serius wajah Mia.

"Mia.. gue tadi baru aja lamar elu loh.." ucap Lucas dengan nada tidak percaya.

Mia mengangguk, dengan senyum getir menatap Lucas yang masih terbaring disebelahnya.

"kita udah lama putus.. seharusnya dari awal kita memang ga boleh begini.. jadi kedepannya, gue harap kita jalan masing-masing lagi aja.." ucap Mia pelan masih dengan bibirnya yang dipaksa tersenyum.

Lucas tidak mengerti, benar-benar tidak mengerti dengan apa yang dimaksud Mia.

Dengan wajah kebingungan dan menahan emosinya karna habis ditolak, Lucas hanya bisa mendudukan dirinya dipinggir ranjang.

sementara itu, Mia juga beranjak dari ranjang itu, berjalan sambil tangannya memungut pakaiannya yang berjatuhan.

"sebelum kedua orang tua kita sampe rumah.. lo sebaiknya pulang ke rumah lo sendiri.." ucap Mia terakhir sebelum berlalu pergi sambil medekap pakaiannya.

Lucas seketika menjadi sangat kesal, dia benar-benar tidak mengerti kenapa Mia memperlakukannya seperti ini.

tapi pada akhirnya, Lucas masih dengan patuh keluar dari rumah itu karna tidak mau menimbulkan masalah ke kedua orangtuanya.

Sebelum itu, dia sempat mengetuk kamar Mia, mencoba mendapatkan ciuman perpisahan terakhir, tapi Mia yang berada di kamar tidak bergeming sedikitpun.

sepanjang malam Lucas menghabiskan waktunya untuk berfikir.

Terlihat dari banyaknya rokok yang dia sanggup isap, fikirannya benar-benar kacau sekarang.

.

Sementara itu Mia, setelah keluar dari kamar Lucas dalam ke adaan tanpa pakaian, dia langsung masuk ke kamar pribadinya yang kebetulan memang bersebelahan dengan kamar milik Lucas.

Mia langsung membawa dirinya, dan baju kotor yang dipeluknya ke dalam kamar mandi.

setelah mengatur suhu air, Mia langsung saja membasuh seluruh dirinya dari atas sampai bawah.

Air hangat dari shower kamar mandinya mengalir deras, bagitupun air mata yang jauh di matanya.

lebih dari setengah jam, Mia membasuh dirinya, jari jarinya bahkan berkerut, namun dia tidak peduli, suara Lucas yang mengetuk pintu, dia tidak peduli, bahkan walaupun dia tau hari sudah menunjukan pukul lebih dari jam 10 malam, Mia tetap tidak peduli.

Sampai akhirnya suara panggilan telpon menyadarkannya.

Suara yang nyaring dari panggilan telpon, dan pesan masuk yang berulang membuat Mia tidak bisa mengabaikannya.

dengan hanya menggunakan handuk, Mia akhirnya mencari keberadaan ponselnya.

Dan ternyata pesan dan telpon masuk itu berasal dari mama.

"Hallo ma??" sapa Mia sesaat dia mengangkat telpon.

"Hallo Mia? kamu dari mana aja?? mama khawatir banget sama kamu.. kamu udah sampe rumah kan?" tanya Sarah dengan suara cemas.

"iyaa.. aku udah sampai dari tadi.. " jawab Mia sambil mencoba mengatur emosinya.

"hmm.. kamu ini.." Sarah menghela nafas panjang. "kenapa ga ngabarin mama sih?! mama cemas dari tadi ga dapet kabar dari kamu.. mana disini sinyalnya suka ilang ilang lagi.." ungkap Sarah.

"hehehe maaf ma.." Mia mencoba tersenyum.

"Mia, Lucas gimana? dia udah ada dirumah, atau udah pulang.." tanya Adwin yang langsung saja menyambar.

Sepertinya suami istri itu mereka menggunakan loudspeaker saat nelpon.

"udah yah.. udah dari tadi.."

"hmm.. bagus bagus... kamu ga izinin dia masuk tadi kan?" tanya Adwin lagi.

"sempet masuk tadi yah.. tapi cuma istirahat bentar.. setelah itu dia langsung pulang.." ucap Mia jujur tapi juga bohong.

"mm.. dia ga jahatin kamu kan? ga ambil kesempatan sama kamu kan?" tanya Adwin dengan nada serius.

"kalau dia berani ngapa-ngapain kamu, bilang aja ke ayah.. ayah bakal hukum dia lebih keras lagi..." ucap Adwin dengan nada serius.

mendengar itu jujur saja hati Mia merasa tidak senang.

karna memang sebenarnya semua itu telah terjadi.

"heheh.. nggak kok yah.. Lucas bener bener cuma istirahat aja.. setelah itu, dia langsung pulang.." jawab Mia dengan wajah merasa bersalah.

"mm.. yaudah.. bagus kalau memang gitu.." lanjut Adwin masih dengan suara seriusnya.

"mm.. yaudah kalau gitu mama matiin telponnya ya.. kamu langsung istirahat aja setelah ini.. mama sama ayah bentar lagi sampe kok.." ucap Sarah melanjutkan.

"oke mama cantik.." jawab Mia manja.

Dalam hati dia sangat gelisah, tapi sebisa mungkin Mia tidak menunjukannya.

namun setelah telpon itu diputus, Mia benar-benar tidak bisa menunjukan ekspresi senang lagi.

Dengan tubuh yang kelelahan, Mia yang hanya menggunakan handuk akhirnya menelentangkan tubuhnya di atas ranjang miliknya.

Rasanya fikirannya sangat kacau, memikirkan kesalahan yang baru saja dia buat, namun tubuhnya malah bereaksi sebaliknya.

"ahh sialan!!" ucap Mia sambil memegangi bibir dan satu buah dadanya.

sambil dirinya membayangkan bagaimana Lucas meremas dan menciumannya.

"gaboleh gaboleh lagi!! pokoknya ini yang terakhir.."

"anggep aja itu hadiah dari mantan.."

...****************...