The Vampire Prince's Forbidden Love
"Darahnya membangkitkan sang pangeran malam. Cintanya bisa membunuhnya."
Saat Luna menyentuh peti mati itu, ia tak tahu bahwa hidupnya akan terikat oleh takdir kuno dan oleh cinta seorang vampir yang tak boleh mencintai.
Antara keabadian dan kematian, bisakah cinta tetap hidup?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MUSTIKA DEWI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Luna Di Culik Rogue
Di dalam kastil megah yang menjulang tinggi, Luna menjalani kehidupan yang penuh misteri dan keindahan. Ia bukanlah seorang pelayan biasa ia adalah asisten pribadi Yong Jian, pangeran vampir yang memikat hati semua orang dengan pesonanya. Setiap hari, Luna menyiapkan segala keperluan Yong Jian, dari pakaian yang akan dikenakannya hingga hidangan lezat yang disajikan di meja makan. Namun, di balik rutinitas yang tampak sempurna ini, tersimpan perasaan yang rumit.
Awalnya, hubungan mereka begitu dekat. Luna menikmati setiap momen yang dihabiskan bersama Yong Jian. Mereka berbagi tawa, cerita, dan bahkan rahasia. Tatapan mata mereka sering kali berbicara lebih dari kata-kata, seolah-olah dunia di sekitar mereka menghilang. Namun, seiring berjalannya waktu, perubahan mulai terasa. Yong Jian, yang dulunya hangat dan penuh perhatian, kini bersikap dingin dan acuh. Luna merasa seolah-olah dinding es telah di bangun di antara mereka, memisahkan dua jiwa yang pernah begitu dekat.
Malam itu, saat Luna menyiapkan pemandian air panas untuk Yong Jian, ia merasakan kesedihan yang mendalam. Air mendidih mengeluarkan uap yang menghangatkan ruangan, tetapi hatinya justru terasa dingin. Ia menatap bayangannya di cermin, mencoba mencari jawaban atas perubahan sikap Yong Jian.
"Apa yang terjadi padamu, Yong Jian?" gumamnya pelan, berharap angin malam dapat membawakan pertanyaannya kepada sang pangeran.
Setelah menyiapkan pemandian, Luna melangkah ke dapur untuk menyiapkan makan. Aroma masakan yang menggugah selera memenuhi ruangan, tetapi tidak ada semangat dalam setiap gerakannya. Ia teringat saat-saat ketika Yong Jian akan datang, tersenyum lebar dan mengucapkan terima kasih atas setiap hidangan yang disajikannya. Kini, semua itu terasa seperti kenangan yang samar.
Ketika Yong Jian akhirnya muncul, Luna berusaha tersenyum, meskipun hatinya terasa berat. Pangeran vampir itu tampak angkuh, matanya yang tajam menatap lurus ke depan, seolah-olah tidak melihat keberadaan Luna.
"Apa makanan sudah siap," ucapnya, berusaha menjaga nada suaranya tetap tenang.
Yong Jian hanya mengangguk, tanpa sepatah kata pun. Luna merasakan sakit yang tajam di dadanya. Ia tahu ada sesuatu yang disembunyikan oleh Yong Jian, sesuatu yang membuatnya menjauh. Dalam hati, ia berdoa agar pangeran itu dapat membuka diri, agar ia bisa memahami apa yang sebenarnya terjadi.
Hari-hari berlalu, dan meskipun Yong Jian terus bersikap dingin, Luna merasakan kehadirannya yang melindungi. Dalam kegelapan malam, saat semua orang terlelap, ia sering mendengar suara langkah kaki Yong Jian di sekitar kamarnya, seolah-olah memastikan bahwa ia aman. Luna merasa bingung, terjebak antara cinta dan kerinduan, antara harapan dan ketakutan.
Suatu malam, saat bulan purnama bersinar cerah, Luna memutuskan untuk menghadapi Yong Jian. Ia tidak bisa terus hidup dalam ketidakpastian. Dengan tekad yang bulat, ia mendekati pintu kamar pangeran dan mengetuknya pelan.
"Yong Jian, bisakah kita bicara?" suaranya bergetar, tetapi ia berusaha menunjukkan keberanian.
Setelah beberapa detik yang terasa seperti selamanya, pintu terbuka. Yong Jian berdiri di sana, wajahnya tampak tegang.
"Apa yang kau inginkan, Luna?" tanyanya, suaranya dingin seperti es.
Luna menatap dalam-dalam ke mata Yong Jian.
"Aku ingin tahu mengapa kau menjauh. Aku merasa kehilanganmu," ungkapnya dengan tulus. "Aku ingin tahu apa yang kau sembunyikan dariku."
Yong Jian terdiam, matanya berkilau dengan emosi yang tidak bisa ia ungkapkan. Dalam sekejap, Luna merasakan ketegangan di udara, seolah-olah dunia di sekitar mereka berhenti berputar.
"Ada hal-hal yang tidak bisa kau pahami, Luna," jawabnya pelan, suaranya kini lebih lembut.
Luna tidak mundur. "Tapi aku ingin memahami. Aku ingin bersamamu, Yong Jian, apapun yang terjadi," kata Luna dengan suara lembut, tetapi penuh tekad.
Mendengar kata-kata itu, Yong Jian menghela napas panjang. Dalam sekejap, dinding yang menghalangi di antara mereka mulai retak. Mungkin, hanya dengan keberanian dan cinta, mereka bisa menemukan jalan kembali ke satu sama lain. Namun, di dalam hati Yong Jian, ada satu hal yang tak ingin Luna tahu. Cintanya yang mendalam kepada Luna, seorang manusia dengan darah suci, adalah sebuah kutukan yang akan membawanya pada kematian.
Setiap hari, Yong Jian merasakan sakit yang semakin parah, namun rasa itu di sembunyikan nya dari Luna.
Mendengar kata dari Luna, ia pun menjadi marah. Matanya merah menyala.
"Tidak! Ini tidak bisa terjadi!" kata Yong Jian.
"Maksudmu?"
"Kita tidak bisa bersama, Luna!"
"Apakah kau tidak mencintai ku? Lalu mengapa kau berikan sentuhan lembut cinta padaku, kalau bukan cinta!" kata Luna semakin marah.
"Aku tidak mencintai mu! Berhenti lah untuk bermimpi hidup bersamaku!" ujar Yong Jian dengan sikap dingin nya.
Mendengar hal itu, Luna yang terlanjur sakit hati pun pergi meninggalkan Yong Jian, pria yang di cintai nya itu. Ada kesedihan di mata Yong Jian.
* * * * * *
Luna menatap Liora dengan penuh harapan, meski hatinya masih terbelenggu oleh rasa sakit yang ditinggalkan Yong Jian. Pangeran vampir itu, dengan segala pesonanya, telah mencuri hatinya, namun kini semua itu terasa seperti mimpi buruk yang tak kunjung berakhir.
"Bagaimana caranya?" tanya Luna, suaranya bergetar. "Aku tidak tahu bagaimana cara kembali. Aku terjebak di sini, di antara dua dunia."
Liora tersenyum lembut, matanya berkilau dengan kehangatan yang mengingatkan Luna pada sinar matahari yang jarang ia lihat di dunia vampir. "Kau memiliki kekuatan yang lebih besar dari yang kau sadari, Luna. Darah suci mu adalah kunci untuk membuka portal kembali ke duniamu. Namun, kau harus bersedia melepaskan semua yang kau cintai di sini."
Luna menggigit bibirnya, teringat akan Yong Jian. Air mata kembali mengalir di pipinya.
"Tapi aku tidak bisa meninggalkannya. Dia... dia adalah segalanya bagiku."
"Dia adalah pangeran vampir, Luna. Cinta kalian terlarang. Jika kau tetap tinggal, kau akan terjebak dalam dunia ini selamanya," Liora menjelaskan dengan tegas. "Kau harus memilih. Cinta atau kebebasan."
Luna menundukkan kepala, berjuang melawan perasaannya. Dalam hatinya, ia tahu Liora benar. Cinta mereka tidak akan pernah diterima, dan Yong Jian tidak akan pernah bisa sepenuhnya menjadi miliknya. Namun, melepaskan pangeran itu terasa seperti merobek jiwanya.
"Jika aku pergi, apa yang akan terjadi padanya?" tanya Luna, suaranya hampir tak terdengar.
"Dia akan terluka, tetapi dia akan menemukan jalannya. Seorang pangeran vampir tidak boleh terjebak dalam cinta yang terlarang pada pemilik darah sucinya . Dia akan belajar untuk melanjutkan hidupnya," jawab Liora, menepuk bahu Luna dengan lembut.
Dengan hati yang berat, Luna mengangkat wajahnya dan memandang Liora. "Apa yang harus aku lakukan?"
"Ikuti aku," Liora berkata, mengulurkan tangan.
"Kita akan menuju tepi hutan larangan. Di sana, kau akan menemukan portal yang akan membawamu pulang. Ingat, saat kau melangkah melalui portal itu, semua kenangan tentang Yong Jian akan menghilang. Kau harus siap untuk melupakan segalanya."
Luna mengangguk, meski hatinya bergetar. Ia tahu ini adalah pilihan yang harus diambil. Dengan satu langkah, ia meraih tangan Liora, dan bersama-sama mereka berjalan menuju batas dunia vampir.
Saat mereka tiba di tepi hutan, Luna melihat cahaya berkilau yang memancar dari celah di antara pepohonan. Portal itu terlihat indah, tetapi juga menakutkan. Ia merasakan ketegangan di dadanya, seolah-olah dunia di sekelilingnya bergetar dengan energi yang kuat.
"Ini saatnya," kata Liora, menatap Luna dengan penuh pengertian. "Aku tidak tahu bagaimana cara kembali. Aku terjebak di sini, di antara dua dunia."
Dengan satu napas dalam, Luna melangkah maju. Ketika ia memasuki portal, cahaya menyelimuti tubuhnya, dan semua kenangan tentang Yong Jian mulai memudar. Ia merasakan sakit di hatinya, tetapi juga ada rasa lega yang mengalir bersamaan dengan cahaya itu.
Namun tiba-tiba Rogue pangeran vampir dari bangsa Vampir merah datang, dan menarik tangan Luna. Rogue datang dan kembali membawa Luna pergi menuju kastilnya. Liora marah pada Rogue.
"Apa yang kau lakukan Rogue? Rogue! Tunggu!" teriak Liora.
Portal menuju ke dunia manusia pun tertutup kembali. Luna tidak bisa kembali ke dunianya yang nyata. Liora dengan kekuatan magis nya menghilang dan menemui Yong Jian di kamar pribadi nya, melalu teleportasi.
"Yong Jian! Gawat! Gawat!" teriak Liora.
Baru saja Yong Jian akan meneguk segelas air merah nya. Air itu tumpah, membasahi bajunya.
"Ada apa Liora?" tanya Yong Jian yang terkejut.
"Luna! Luna di culik Rogue, pangeran vampir dari kalangan bangsa vampir merah." ujar Liora.
"Apa?" kata Yong Jian yang menggenggam gelas hingga gelas itu pecah.
Terlihat dari wajah dan sikap Yong Jian, menyimpan rasa khawatir mendalam pada Luna. Yong Jian terlihat sangat marah kepada Rogue, musuh bebuyutan bangsa Vampir Hitam.