NovelToon NovelToon
TERPERANGKAP CINTA CEO DINGIN

TERPERANGKAP CINTA CEO DINGIN

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Percintaan Konglomerat / Penyelamat
Popularitas:892
Nilai: 5
Nama Author:

Alea, seorang wanita muda dan cantik, terpaksa menikahi Rian melalui perjodohan. Namun, kebahagiaan yang diharapkan pupus ketika Rian mengkhianatinya dengan berselingkuh dengan Gina. Patah hati, Alea memutuskan untuk bercerai dan meninggalkan Rian. Takdir berkata lain, bis yang ditumpangi Alea mengalami kecelakaan tragis. Di tengah kekacauan, Alea diselamatkan oleh Ben, seorang pria berkarisma dan berstatus sebagai bos besar yang dikenal dingin dan misterius. Setelah sadar, Alea mendapati dirinya berada di rumah mewah Ben. Ia memutuskan untuk berpura-pura hilang ingatan, sebuah kesempatan untuk memulai hidup baru. Ben, yang ternyata diam-diam mencintai Alea sejak lama, memanfaatkan situasi ini. Ia memanipulasi keadaan, meyakinkan Alea bahwa ia adalah kekasihnya. Alea, yang berpura-pura hilang ingatan tentang masa lalunya, mengikuti alur permainan Ben. Ia berusaha menjadi wanita yang diinginkan Ben, tanpa menyadari bahwa ia sedang terperangkap dalam jaring-jaring cinta dan kebohongan. Lalu, apa yang akan terjadi ketika ingatan Alea kembali? Apakah ia akan menerima cinta Ben, atau justru membenci pria yang telah memanipulasinya? Dan bagaimana dengan Rian, apakah ia akan menyesali perbuatannya dan berusaha merebut Alea kembali?

MILIKKU SEUTUHNYA

Cahaya matahari pagi yang menyelinap masuk melalui celah gorden membangunkan Ben. Ia mengerjap beberapa kali, mencoba mengumpulkan kesadarannya. Tubuhnya terasa kaku karena tidur di sofa ruang kerja. Ia bangkit, merapikan pakaiannya yang kusut, lalu berjalan menuju kamar.

Pintu kamar terbuka, dan Ben langsung mencari sosok Alea. Namun, ranjang itu kosong. Seprai terlihat sedikit berantakan, dan ada sesuatu yang menarik perhatian Ben. Di atas seprai putih itu, terdapat bercak darah yang kecil namun jelas terlihat. Jantung Ben berdegup kencang.

Ben mendekat, mengamati bercak darah itu dengan seksama. Ia tahu, ini adalah bukti bahwa Alea masih perawan saat mereka bersama tadi malam. Rupnya selama ini, Rian tidak pernah menyentuhnya selama mereka menikah. Dan sekarang, dialah yang menjadi pria pertama bagi Alea.

Sesuatu bergejolak dalam diri Ben. Ada rasa bangga, puas, dan sekaligus bersalah. Ia merasa telah memiliki Alea sepenuhnya, namun di saat yang sama, ia juga merasa telah merenggut sesuatu yang berharga darinya. Ben menghela napas panjang, mencoba menenangkan diri. Ia harus mencari Alea dan berbicara dengannya.

Tepat saat Ben hendak melangkah keluar kamar, pintu kamar mandi terbuka. Alea keluar, hanya berbalut handuk. Matanya membulat karena terkejut melihat Ben berdiri di sana. Refleks, ia menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

Ben terpaku. Matanya tak bisa lepas dari Alea. Leher dan dadanya dipenuhi tanda-tanda yang jelas sisa kejadian semalam. Memori tentang sentuhan, ciuman, dan desahan mereka kembali berputar di benaknya. Ada rasa bangga dan posesif yang muncul dalam dirinya.

Alea menunduk, menyadari keadaannya. Wajahnya merona merah. Alea berusaha menutupi tubuhnya dengan handuk yang semakin erat.

Ben tersadar dari lamunannya. Ia mendekat perlahan, mengulurkan tangannya. "Alea..." panggilnya lembut. "Jangan ditutupi. Aku sudah melihat semuanya."

Alea membeku sejenak, tidak tahu harus merespon apa. Kata-kata Ben membuatnya semakin salah tingkah. Ia memilih untuk mengabaikannya dan berbalik menuju ruang pakaian. Pikirannya kosong, ia hanya ingin segera berpakaian dan menjauh dari Ben.

Ben memperhatikan Alea berjalan. Langkahnya terlihat sedikit berbeda dari biasanya, sedikit... lucu. Senyum kecil muncul di bibir Ben. Ia merasa gemas melihat tingkah Alea. Rasa bangga kembali memenuhi dadanya. Ia adalah pria pertama yang memberikan pengalaman ini padanya.

Alea memasuki ruang pakaian yang dipenuhi dengan gaun-gaun mewah, sepatu-sepatu cantik, dan tas-tas branded. Semua barang ini disiapkan Ben khusus untuknya. Namun, saat ini, Alea tidak tertarik dengan semua kemewahan itu. Pikirannya masih dipenuhi dengan kejadian semalam dan perasaannya yang campur aduk.

Alea meraih handuk lembut dan mulai mengeringkan rambutnya yang masih basah. Ia berusaha menenangkan diri, mengatur napasnya agar kembali normal. Setelah selesai, ia memilih sebuah dress berwarna lembut yang menutup area dadanya. Ia tidak ingin menarik perhatian Ben lagi.

Alea kemudian beralih ke meja rias yang dipenuhi dengan skincare mahal pemberian Ben. Ia mengoleskan beberapa produk dengan gerakan ringan, tanpa berniat untuk merias wajahnya. Ia merasa tidak perlu bersembunyi di balik makeup. Ia ingin Ben melihatnya apa adanya.

Alea menatap dirinya di cermin. Walaupun tanpa polesan makeup sedikit pun, ia tetap terlihat cantik dan mempesona. Matanya memancarkan kelembutan dan ketegasan. Ia adalah wanita yang kuat dan mandiri, dan ia tidak akan membiarkan siapapun merendahkannya.

Ben masih berdiri di ambang pintu, mengamati Alea dengan tatapan yang sulit diartikan. Ia terpesona dengan kecantikan alami Alea. Ia menyadari, ia tidak hanya tertarik pada tubuhnya, tapi juga pada kepribadiannya yang kuat dan karakternya yang unik.

Setelah Alea selesai, Ben mendekat dan mengulurkan tangannya, berniat menggenggam tangan Alea dan mengajaknya turun untuk sarapan. Namun, dengan gerakan cepat, Alea menepis tangannya.

Ekspresi Ben berubah. Matanya menggelap, rahangnya mengeras. Ia merasa tersulut lagi. "Jangan menolakku lagi, Alea," ucapnya dengan nada rendah dan berbahaya.

Alea menatap Ben dengan tatapan dingin. "Setelah tadi malam, apa kamu masih ingin menolakku?" Ben melanjutkan, suaranya meninggi. Ia merasa menyesal atas apa yang telah terjadi, tapi ia tidak suka harus menunggu dan menerima penolakan seperti ini. Ia ingin Alea menjadi miliknya sepenuhnya, tanpa syarat.

Alea terdiam. Ia tidak menyangka Ben akan bereaksi seperti ini. Ia merasa terpojok dan takut. "Aku..." Alea mencoba berbicara, namun suaranya tercekat.

"Jujur padaku, Alea," desis Ben, mendekat selangkah hingga Alea terpojok di depan meja rias. "Apa yang sudah kamu ingat?"

Ben meraih kedua bahu Alea, mencengkeramnya erat. "Aku jujur saja tidak peduli," lanjutnya dengan nada dingin yang menusuk. "Yang jelas, setelah aku menolongmu, kamu sudah masuk ke duniaku. Dan kamu tidak akan bisa pergi dari hidupku."

Kata-kata Ben bagai cambuk yang menghantam Alea. Ia merasa ngeri dan terancam. Air mata mulai menggenang di pelupuk matanya. Ia tahu, ia telah membuat kesalahan besar dengan mempercayai Ben.

"Kamu tidak bisa memaksaku, Ben," ucap Alea dengan suara bergetar, berusaha melepaskan diri dari cengkeraman Ben. "Aku bukan barang yang bisa kamu miliki."

Ben mencengkeram bahu Alea semakin erat, tatapannya tajam dan penuh tekad. "Terserah, sayang," bisiknya dengan nada yang terdengar seperti ancaman yang dibungkus dengan kelembutan palsu. "Yang jelas, sekarang aku suamimu dan kamu adalah milikku seutuhnya."

Ia mendekatkan wajahnya ke wajah Alea, berbisik pelan, "Semakin kamu berontak, semakin sulit aku membiarkanmu. Semakin besar kamu melawan, semakin erat aku akan menggenggammu."

Ben mengusap pipi Alea dengan lembut, namun tatapannya tetap dingin. "Yang jelas, aku akan menjadikan kamu perempuan paling sempurna dan bahagia," lanjutnya dengan senyum yang dipaksakan. "Kamu akan memiliki semua yang kamu inginkan. Kamu hanya perlu... menurut padaku."

Alea menatap Ben dengan tatapan ngeri. Ia merasa terjebak dalam mimpi buruk yang tidak berkesudahan. Ia tahu, ia harus segera mencari cara untuk keluar dari situasi ini.

Ben menyeringai sinis, tatapannya meremehkan. "Penolakanmu bagiku itu percuma, Alea," ucapnya dengan nada mengejek. "Saat di ranjangku, kamu sangat menikmatinya, sayang."

Ben mendekatkan wajahnya ke telinga Alea, berbisik dengan suara rendah dan sensual, "Kejadian semalam masih terekam jelas di pikiranku, dan desahanmu masih terngiang di telingaku."

Alea tersentak mendengar kata-kata Ben. Wajahnya memerah karena marah dan malu. Ia merasa harga dirinya direndahkan dan dieksploitasi.

"Kamu menjijikkan, Ben," desis Alea, mendorong Ben menjauh. "Jangan pernah bicara seperti itu padaku lagi."

Ben menghela napas kasar, sedikit melembutkan cengkeramannya pada bahu Alea. "Sebelumnya, aku tidak ingin bersikap kasar, sayang," ucapnya dengan nada yang lebih tenang, meskipun masih ada ketegasan di dalamnya.

Ia melanjutkan, "Tapi penolakanmu di acara pernikahan kita dan drama yang kamu buat membuatku harus bersikap seperti ini. Kamu membuatku terlihat bodoh di depan semua orang, Alea. Kamu membuatku merasa tidak berharga."

Ben menatap Alea dengan tatapan yang terluka. "Aku hanya ingin dicintai dan dihargai. Apa itu terlalu berlebihan untuk diminta?"

Alea menatap Ben dengan tatapan yang bercampur antara marah, jijik, dan sedikit iba. Ia mulai memahami bahwa perilaku Ben didorong oleh rasa tidak aman dan ketakutan akan penolakan.

Ben menghela napas panjang, lalu melembutkan tatapannya. Ia mendekat dan mengecup kening Alea dengan lembut. Kecupan itu terasa singkat, namun sarat akan emosi yang bercampur aduk.

Alea terdiam, tidak menolak. Ia membiarkan Ben mengecup keningnya, meskipun hatinya masih dipenuhi dengan berbagai macam perasaan. Ia merasa bingung, takut, dan sedikit kasihan pada Ben.

Ben meraih tangan Alea, menggenggamnya erat. "Ayo," ajaknya dengan suara yang lebih lembut. "Kita turun untuk sarapan. Aku sudah menyiapkan semuanya untukmu."

Alea menatap Ben sejenak, lalu mengangguk pelan. "Baiklah," jawabnya lirih.

Saat mereka berjalan menuju pintu, Ben berhenti sejenak dan menatap Alea dengan tatapan yang sulit diartikan. "Alea," panggilnya pelan. "Aku... aku tidak ingin menyakitimu. Aku hanya ingin kita bahagia bersama."

Alea tidak menjawab. Ia hanya menunduk dan mengikuti Ben keluar dari kamar.

1
Vash the Stampede
Aku sudah jatuh cinta dengan karakter-karaktermu, thor.
AyaShiyaa: Terimakasih atas dukungannya ❤️❤️
total 1 replies
emi_sunflower_skr
Ceritanya keren, bahasanya juga mudah dimengerti!
AyaShiyaa: Terimakasih atas dukungannya ❤️❤️❤️
total 1 replies
Ichigo Kurosaki
Ceritanya menghibur sekali.
AyaShiyaa: Terimakasih atas dukungannya ❤️❤️❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!