Sebuah kumpulan cerpen yang lahir dari batas antara mimpi dan kenyataan. Dari kisah romantis, misteri yang menggantung, hingga fantasi yang melayang, setiap cerita adalah langkah di dunia di mana imajinasi menjadi nyata dan kata-kata menari di antara tidur dan sadar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sunny Rush, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dia yang Bersamaku
Apa yang terjadi di luar nalarku, apa aku terkena genjutsu??
Zulaikha terbangun di sebuah kamar mewah dan yang pasti ini bukan kamarnya.
“Ibu, Bapak!” teriak Zulaikha setelah kesadarannya pulih.
“Ada apa sayang? Kamu sudah siuman?” Asih tiba-tiba mendatangi Zulaikha.
“Dimana ini Bu?” tanya Zulaikha terlihat panik.
“Ini di kamar mu.” Zulaikha menggelengkan kepala karena kamarnya bukan seperti ini.
“Bu, ada apa ini?” Asih menghela nafas panjang dan mengelus kepala Zulaikha.
“Kamu sekarang sudah menjadi seorang istri, Zulaikha. Jadi bertingkahlah seperti biasanya seperti di rumah, jadilah istri yang penurut.” ujar Asih yang membuat Zulaikha malah tambah pusing.
“Biarkan aku mencerna apa yang terjadi Bu, Keluarlah!” kata Zulaikha dingin tanpa ekspresi.
Asih menghela nafas dan menuruti apa kata anaknya.
Zulaikha memang anak penurut dan mungkin karena dirinya juga kurang bergaul dan malas keluar rumah juga. Jadi dia suruh ini dan itu juga dia mau, bukan karena terpaksa tapi karena dia nyaman.
“Tolong jaga dia, Bu!”
Yusuf mendatangi rumah Asih saat Zulaikha tidak ada.
“Aku akan mengirimi Ibu uang dan jangan biarkan dia kemana-mana, biarkan dia di rumah karena jika dia bekerja dia akan bertemu orang baru. Aku akan menjemputnya dan menikahinya saat aku tiba di jakarta.”
“Apa kamu serius dengan Zulaikha?” tanya Asih.
“Ya, aku serius!”
“Bagaimana jika kamu menemukan seorang wanita disana?”
“Aku akan bilang ke Ibu supaya membebaskan Zulaikha.”
“Kenapa kamu sangat menyukainya?”
“Karena dia takdir ku Bu.”
“Bagaimana jika dia tidak menerima nya?”
“Aku akan memaksanya.”
“Jangan sakiti anak Ibu, jika kamu atau keluarga mu menyakiti anak ibu. Ibu akan mengambilnya kembali!”
“Baik Bu!”
Yusuf tersenyum sambil memandangi istrinya itu. Keluarga Zulaikha sudah pergi dan keluarga Yusuf baru datang juga.
Mendadak memang tapi ini harus dilakukan supaya dia tidak bisa lari kemana pun. Jangan bilang di luaran sana masih banyak cewek cantik karena memang masih banyak tapi yang seperti Zulaikha hanya satu di dunia ini.
“Kemana Ibu ku?” Zulaikha langsung bertanya saat dia bangun dari tidurnya.
Ternyata saat tadi Ibunya keluar dia malah ketiduran karena kepalanya yang amat pusing.
“Dia sudah pulang bersama Bapak!” jawab Yusuf.
“Apa yang Lo lakukan kemereka sampai-sampai mereka menikahkan gue dengan orang yang gak di kenal?! Jawab Yusuf Anggara!” bentak Zulaikha yang posisi tubuhnya sudah duduk dan berhadapan dengan Yusuf.
“Gue mengenal Lo!”
“Tapi gue gak kenal Lo. Apa Lo sengaja seperti ini karena ada sesuatu yang Lo rencanain ke gue? Apa Lo seorang psikopat?” Zulaikha mengintimidasi Yusuf sedangkan Yusuf masih santainya dengan apa yang di lakukannya.
“Well, target gue emang mau buat Lo, seperti hidup dineraka. Kenalin gue sepupu dari Mira, Mira Anggraeni teman Lo semasa Sekolah.” ucap Yusuf sinis.
“Maksud Lo?”
“Gue sengaja gak menyuruh Lo kemana-mana biar Lo bisa dikendalikan dengan mudah dari jauh. Contohnya dengan Ibu Lo yang jadi sasaran utamanya, cukup dengan ucapan manis dan uang mereka bisa menuruti semuanya. Lo adalah budak gue, Zuzu!!” Yusuf mencengkram kedua pipi. Ada amarah yang tersembunyi dari sana tapi tidak tahu apa.
“Lo memang pria bangsat. Lo mengendalikan hidup gue dan juga keluarga gue dan jadikan gue babu. Fine, ayo kita lakukan dari sekarang Yusuf Anggara, Lo adalah rival gue sekarang.”
Apa ada tanda perang disini?
Apa yang akan terjadi?
Lalu, apa yang sebenarnya terjadi dengan Yusuf Anggara?
Mira Anggraeni, wanita itu adalah Ibu Kudanil yang dulu menghinanya juga.
Lalu, apa benar dia adalah sepupunya Mira??
“Long time no see, Zulaikha Almaira! Apa Lo melupakan gue?” tanya Mira yang terlihat berbeda lebih langsing dan lebih aneh.
Zulaikha memang tadi turun ke bawah dan ternyata ada Mira dan keluarganya.
“Badan Lo masih sama ya seperti dulu, seperti kudanil beranak. Apa Lo mau lari dari sini?” Mira menghampiri Zulaikha, sedangkan Yusuf sudah duduk di dekat Nadia.
“Uhh, Apa Lo sudah menyedot lemak Lo itu? Bahkan sekarang lemak Lo berpindah ke bibir Lo. Eh tunggu itu Lemak bibir apa karena di sengat sarang tawon?! Hahaha” ucap Zulaikha tertawa sambil meremehkan.
“Lo jangan macam-macam sama gue ya. Jika Lo berani macam-macam akan kuratakan rumah orang tua Lo itu.” ancam Mira yang membuat Zulaikha terdiam dan bahkan membuat Mira tersenyum kemenangan karena berhasil membuat Zulaikha tidak berkutik.
“Lawan dulu Ibu gue, jika Lo mau meratakan rumahnya.” ucap Zulaikha sinis.
“Mom, dia berani melawan ku!” rengek Mira meminta bantuan ke Ika.
“Heh, anak tidak tahu diri. Lo jangan melawan disini karena Lo itu babu disini. Paham!” kata Ika menghampiri mereka berdua sambil menekan kata babu.
“Oh, babu. Sorry, gue di rumah saja di ratukan masa disini gue di jadikan babu. Yusuf Anggara, aku pamit cari angin di luar!” kata Zulaikha pergi dengan angkuhnya.
“Apa kamu tidak mendidik istri mu itu? Dia berani melawan ku, apa kamu tidak salah memilih istri. Jika dia berani melawan ku nyawa Ibu mu yang dalam bahaya.” ancam Ika yang membuat Yusuf Anggara geram.
“Aku hanya menikahinya atas perintah mu jadi jika dia melawan mu itu adalah urusan mu!” kata Yusuf pergi.
“Nadia, cepat siapkan cemilan untuk kita!” titah Ika.
“Baik, Tante.” Nadia langsung ke dapur tanpa penolakan lagi.
Ada apa dengan keluarga ini?
Nadia adalah adik dari Yusuf Anggara, sedangkan Ika adalah istri dari Ayah Yusuf Anggara, mungkin lebih tepatnya istri keduanya.
Kemana Ibunya Yusuf?
Kemana juga Ayahnya Yusuf?
Mereka ada hanya saja belum saatnya mereka ada untuk sekarang.
.....
“Lo menikah dengan Yusuf Anggara? Serius Lo? Bohongan paling Lo.”
“Dipaksa. Gue saja nikahnya sambil pingsan entah sedang tiduran. Tahu-tahu bangun sudah jadi bini orang saja.”
“Kalau Lo gak mau gue yang ganti ya, lumayankan bisa berjodoh dengan pemilik Zuzu Fashion.”
“Ambil saja. Mana si Mira juga ada lagi dan bahkan Lo harus tahu, Si Mira badannya sudah langsing tapi bibirnya kaya disengat tawon.”
“Astagfirullah haladzim, serius Lo?! Kirim nanti potonya ya, mau lihat gue.”
“Handphone gue gak ada.”
“Lalu ini punya siapa?”
“Gak tahu, tadi tergelatak di kasur, ya gue pakai saja, untung saja gak pakai kata sandi.”
“Alamat Lo sekarang dimana, gue mau main ke rumah Lo nanti sama si Jono.”
“Nanti gue share lokasi ya.”
“Ya sudah, gue tutup dulu. Lo kalau mau unboxing baca bismillah dulu, biar anak Lo nanti jadi anak yang Soleh dan Solehah. Jangan teriak-teriak kalau awal-awal, karena emang sedikit perih dan sakit tapi nikmati saja nanti juga terbiasa dan ketagihan.”
“Lo ngomong apa bangke?!” Zulaikha langsung menutup teleponnya, dia jadi merinding sendiri apalagi mendengar ucapan temannya barusan.
“Si Aira kampret memang, lagaknya kaya pernah ngerasain, pasti dia langsung searching tuh.”
Sedangkan di seberang sana, Aira baru menutup apk untuk searchingnya lalu dia tertawa.
Beda lagi dengan si Jono yang mendengarkan rekaman Aira dan Zulaikha ngobrol malah ngeces duluan dengan ucapan Aira yang terakhir.
Tiga sahabat yang memang tidak bisa dijauhkan, walau lama tidak bertemu tapi mereka masih say hello di sosial media dan saat ketemu mereka kembali seperti ibu-ibu PKK.
“Tidurlah, gue gak akan mengganggu Lo!” suara Yusuf membuat Zulaikha sadar bahwa dirinya tidak sendirian.
“Lo bahkan sudah mengganggu gue.” Zulaikha sedikit cemberut.
“Nanti Lo akan tahu sendiri, Kenapa Lo berada di posisi sekarang?!”
“Terserah, semoga besok gue bangun sudah berada di kamar gue lagi.” kata Zulaikha cuek.
Dia mulai bersiap untuk tidur dan dia melihat Yusuf di sebelah kirinya.
“Jangan melewati pembatas!” Zulaikha menaruh guling di tengah dirinya dan Yusuf lalu dia tidur tanpa ada gangguan lagi.
“Dasar pelor!” kata Yusuf; dia langsung ikutan tidur tanpa mengganggu istrinya itu.
Istri?! Yusuf sedikit agak aneh mendengar kata istri, karena baru saja seminggu bertemu di reuni dan sekarang dia sudah menjadi istrinya.
Takdir Tuhan memang tidak ada yang tahu dan semoga dengan memilih mu, kehidupan ku akan menjadi lebih baik.
“Goodnight My Zuzu!”
....
Praaanggggg...
“Nadia, apa yang Lo lakukan? Kenapa Lo memecahkan piring lagi? Anak tidak berguna. Seharusnya Lo mati saja!” Ika menarik rambut Nadia dengan keras.
“Tante, ampun! Aku tidak sengaja melakukannya.” ringis Nadia menahan sakitnya.
“Tidak sengaja tapi Lo sering melakukannya, dasar anak haram!”
Plakkkk
Tamparan dan jambakan itu membuat Nadia kesakitan bahkan ada darah mengalir dari sudut bibirnya.
“Tante, maafkan aku! Aku- Tante jangan, kumohon!”
Ika menyeret Nadia ke kamar mandi yang dekat dapur lalu dia memasukan kepala Nadia ke bak mandi berulang-ulang.
“Tante, maafkan aku!”
“Lo itu hidup tidak diterima disini jadi ..awww”
Perkataan Ika terdiam saat dirinya terkena lemparan air.
“Sorry, Aku kira gak ada orang. Maaf gak sengaja!” kata Zulaikha dengan wajah tanpa dosa; dia mencuci piring bekas dirinya.
“Lo, apa yang Lo lakukan?” Ika kini membersihkan dirinya apalagi air itu bekas cuci piring yang dikumpulkan Zulaikha.
“Sorry,” ucap Zulaikha.
“Dasar anak tidak berguna, anak haram, anak bodoh!” umpat Ika pergi dari sana dengan rasa jijik.
“Gantilah pakaian mu!” suruh Zulaikha ke Nadia dengan ucapan dinginnya.
Nadia langsung pergi, saat berbalik dia melihat Yusuf berada disana dengan tatapan wajah yang tidak bisa diartikan.
“Jika Lo ingin sesuatu bilang, karena Gue bukan seorang peramal yang tahu keinginan orang lain dari ekspresi wajah.” Perkataan Zulaikha membuat Yusuf berlalu pergi tanpa meninggalkan sepatah kata pun.
“Ada apa dengan keluarga ini Tuhan? Tidak bisakah mereka berdamai dengan kehidupan ini. Orang-orang kaya memang aneh dan bahkan selalu berdrama dengan kehidupan ini.”
.....
“Cukup berikan dia makan satu kali sehari. Biarkan dia mati kelaparan karena kekurangan makan.”