Mala dan ketiga sahabatnya terkejut ketika tahu orang tua mereka telah menjodohkan mereka dengan anggota OSIS yang terkenal tegas dan selalu menghukum mereka. Akankah mereka bisa menerima jodoh tak terduga ini dan akan kah mereka menemukan cinta di balik keputusan orang tua?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kak Nya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
JDTO
Sebuah truk berukuran besar melaju kencang ke arah Devi yang berdiri tegap ditengah jalan, banyak suara yang meneriaki Devi agar pergi dari jalanan itu.
"AWAS DEK!" pekik sang pengemudi truk
"Aghh!" Devi menutup wajahnya dengan kedua tangan kala jarang mobil truk itu sudah dekat padanya
Bruk!
'Kok gak sakit ya?' batin Devi
"Kamu gapapa, beb?" seketika Devi membuka mata kala mendengar suara tak asing itu "A-afan?"
Grep!
Devi langsung memeluk tubuh suaminya kala itu juga, menangis terisak di dalam pelukan suaminya kala itu juga. Ia tak tau bagaimana nasibnya jika suaminya datang tak tepat waktu.
"Udah jangan nangis, sekarang kamu aman." tutur Afan sembari menyerkah air mata sang istri
"Fan, kalian gapapa 'kan?" Rakha dan yang lain datang menghampiri Afan dan Devi di pinggir jalan
"Gue gapapa, untung aja gue tepat waktu." ucap Afan sembari mengusap punggung Devi. "Kalo aja gue gak turutin kata hati, udah pasti bakal menyesal seumur hidup."
Flashback on:
"Eh, itu kenapa ya rame-rame?" ucap Eby sembari turun dari atas motornya
Penuturan yang Eby ucapkan membuat ketiga sahabatnya mengedarkan pandangan.
"Udahlah mending kita langsung masuk aja, pasti istri-istri kita udah nungguin." timpal Zayyan
Afan menatap lekat kerumunan itu, entah kenapa ia ingin sekali melihat apa yang terjadi di sana. "Tapi gue penasaran," ucap Afan sembari melangkah pergi
Deg.
Bola mata Afan melebar kala melihat istrinya berada di tengah-tengah jalan bak orang linglung, klakson mobil dan teriakan orang-orang memenuhi indra pendengaran Afan.
"AFAN JANGAN!" Rakha dan yang lain berteriak kala Afan mengambil langkah yang sangat beresiko
Sret!
Afan menarik Devi ke pinggir jalan dan setelah itu mobil truk yang kehilangan kendali itu melesat begitu saja.
Flashback off
"Gue gak nyangka firasat lo ternyata benar, fan." ucap Eby
"Kita langsung masuk ke rumah sakit aja, gue takut Mala kenapa-kenapa." ucap Rakha yang di beri anggukan yang lainnya.
...****...
"Mala!" Rakha melangkah cepat menuju Mala yang menangis di pelukan Haura, entah apa yang terjadi.
"Rakha.."
Grep.
Mala langsung berlari ke arah Rakha dan memeluk suaminya itu.
"Kamu kenapa? Hm, kenapa nangis?" titah Rakha sembari menyerkah air mata Mala
"Hiks.. Aku takut.."
"Jangan takut, ada aku di sini." Rakha kembali mendekap istrinya, memberikan kenyamanan gadis itu.
"Haura, lo gimana sih kok bisa-bisanya Devi ada di tenga jalan? Lo tau gak, Devi hampir ketabrak mobil anj.." sentak Afan
Mendengar ucapan Afan membuat mata Haura membelalak, "H-hampir ketabrak?"
"Iya, Devi hampir ketabrak. Harusnya lo bisa jagain Devi, kalo lo gak sanggup harusnya ngomong!"
"Kok lo nyalahin Haura sih, fan? Masih untung Haura mau jagain istri lo, gak tau terima kasih banget lo!" ucap Haura yang tak terima karena istrinya di sudutkan
"Kenapa lo gak terima hah? Memang benar istri lo itu gak becus, lagian kalo dia enggak sok-sok'an sanggup gue gak bakal titipin Devi sama dia!" ucap Afan dengan nada suara yang meninggi
"Lo yang maksa Haura buat jaga Devi, Afan!" Zayyan menatap Afan dengan sorot mata tajamnya, ia tak terima istrinya di hina apalagi saat ini Haura sudah menangis karena ulahnya.
"Stop! Kalian apa-apansih, kalian gak liat cewek-cewek pada ketakutan?" ucap Rakha sembari menatap Afan dan Zayyan secara bergantian. "Afan, lo gak kasihan sama Haura? Dia selalu hibur Devi selama tiga hari ini dan lo malah marah-marahin dia."
"Lo ngomong gitu karena istri lo gak kenapa-kenapa 'kan? Coba aja Mala yang ada di posisi Devi tadi pasti lo juga bakal lakuin hal yang sama!" sentak Afan
"Gue tau perasaan lo fan, tapi gak gini juga fan, lo juga harus mikirin perasaan Haura."
"Udah-udah, Afan benar! Gue yang salah, gue memang gak becus hiks.. Gue udah celakai Devi hiks.. Gue memang salah." racau Haura yang berada di pelukan Zayyan. "Gue memang salah zay, udah jangan berantem lagi.."
"Haura gak salah," semua menoleh pada Devi, Devi yang tadinya masih dengan tatapan kosong kini terlihat ada binar kehidupan di mata itu.
"Devi, lo udah sembuh?" ujar Haura sembari menyerkah air matanya
Devi mengangguk, gadis itu langsung berhambur memeluk Haura. "Makasih hau, lo udah hibur gue." ucap Devi yang langsung di beri anggukan oleh sang empuh
"Beb, kamu udah sembuh?" Afan hendak memeluk Devi namun sang empuh menghindar
"Minta maaf sama Haura, sekarang." ucap Devi
Afan menghirup napas dalam-dalam, "Haura, gue minta maaf udah bentak-bentak lo."
"Lo gak salah fan, gue memang salah."
"Enggak, hau, lo gak salah. Zayyan benar, gue memang gak tau berterima kasih, harusnya gue berterima kasih sama lo yang selalu hibur Devi." tutur Afan yang merasa tak enak hati. "Gue juga minta maaf sama lo, zay."
Zayyan menganggukan kepalanya sebagai jawaban.
"Oh iya kha, gue juga minta maaf sama lo." ucap Afan
Ceklek!
Pintu ruang rawat Vio terbuka, Eby yang sedari tadi duduk kini bangkit menghampiri sosok wanita berjas putih.
"Gimana dengan keadaan istri saya, dok?" pertanyaan itu begitu saja muncul dari bilah bibir Eby
Kening dokter itu mengerut, menatap lekat Eby. "Istri?" ucapnya
"Eh, maksud temen saya ini gimana keadaan adiknya dok?" ucap Afan. "Benerkan, Eby."
"I-iya dok, saya salah ngomong." Eby memaksakan senyuman terbit di bilah bibirnya, pasalnya saat ini kakinya di injak Afan.
Mendengar ucapan Afan membuat sang dokter bernapas lega, sang dokter menatap Eby dan yang lainnya secara bergantian. "Pasien sudah berhasil melewati masa kritisnya.." ucap sang dokter
"Alhamdulillah!" ujar mereka bersamaan kecuali Mala yang sedang tertidur di pundak Rakha
"Kita boleh masuk dok?"
"Boleh, tapi tolong jangan di ajak bicara terlebih dahulu karena kondisinya masih sangat lemah." tutur sang dokter sebelum berlalu
"Baik dok!"
"Ayo kita masuk," titah Eby
"Kalian duluan aja, nanti gue nyusul." ucap Rakha mengingat saat ini Mala masih tertidur di pundaknya
Semua masuk menyisakan hanya Rakha dan Mala yang berada di kursi tunggu.
Dritt.. Dritt..
Rakha segera merogo benda pipinya kala mendengar dering handphone-nya, ia membaringkan Mala di kursi. Sementara ia akan mengangkat telpon dari sang mertua sebentar, ia sengaja menjauh agar tidur Mala tak terusik.
Cukup lama ia mengobrol pada orang tuanya di sebrang, mertuanya cemas karena selama tiga hari ini Mala tak pernah mengangat telpon dan membalas chat mereka oleh karena itu mereka menghubungi Rakha.
Tut..
Sambungan telpon terputus membuat Rakha kembali menghampiri istrinya, namun ia di buat terkejut saat tak mendapati Mala di kursi itu. "loh, Mala kemana? Apa jangan-jangan dia udah bangun terus masuk keruangan Vio ya?"
Tak mau membuang-buang waktu lagi, Rakha langsung masuk ke ruangan Vio.
"Eh, kha, Mala masih tidur ya? Lo tinggal sendiri?" ucap Haura
Mendengar ucapan Haura membuat jantung Rakha seolah berhenti berdetak. "Jadi Mala enggak ada disini?" ucapnya
"Iya enggak ada lah, 'kan tadi Mala tidur sama lo." ucap Haura.
"Iya tadi tidur, terus gue tinggal sebentar karena mamanya Mala telpon. Terus, pas gue balik lagi Mala udah gak ada, gue pikir dia masuk ke ruangan ini." jelas Rakha, suaranya terdengar bergatar.
Deg.
Semua di buat terkejut kala mendengar penuturan Rakha.
"Terus Mala kemana dong?" ucap Devi dengan terisak.
"Kita harus cari Mala sekarang juga," ucap Haura. "Mala pasti ketakutan.."
Semua menganggukan kepalanya sebagai persetujuan.
Ting!
Sebuah notifikasih muncul di layang handphone Rakha.
["Kalo lo mau istri lo selamat, cepat kesini dengan membawa uang tebusan sebesar 1m. Gue tunggu sampai nanti sore, kalo enggak siap-siap saja kehilangan dia untuk selama-lamanya"]
"Bajingan!"
oh ya nanti jangan lupa baca novel aku judul nya gadis cantik milik ceo
Aaaaa ini cb yg kucari²di FB itu akhirnya ketemu di aplikasi NOVEL TOON,
LANJUTTT SEMANGAT💪🏻💪🏻💪🏻