Update setiap hari.
Celine dituduh membunuh Ny. Lyn. Jason menyiksa Celine dengan sangat kejam. Akan tetapi sebuah bukti menyatakan Celine tidak bersalah. Perlahan rasa cinta di hati Jason mulai muncul.
Tetapi satu persatu masalah mulai muncul setelah mereka berdua memutuskan untuk menikah. Di saat Jason sudah cinta mati dengan Celine. Pria di masa lalu Celine muncul dan mengagalkan semua rencana yang sudah mereka buat.
Akankah hubungan Celine dan Jason berhasil sampai tahap pernikahan? Apakah Celine tetap memilih Jason dibandingkan pria di masa lalunya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sisca Nasty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 17 Butuh Waktu
Celine terduduk dengan wajah ketakutan. Wanita itu memandang ke depan sembari mengingat mimpi buruk yang baru saja dia alami. Bagaimana mungkin dia bisa memiliki mimpi yang menakutkan seperti itu? Darah dan mayat dimana-mana. Celine melihat dirinya sendiri memegang sebuah belatih. Apa dia yang sudah melakukan pembunuhan itu?
"Mimpi buruk?"
Celine memandang ke arah Jason. Pria itu terlihat fokus ke berkas di meja. Dia bahkan tidak memandang ke arah Celine ketika mengajaknya bicara.
"Aku mau pergi."
Jason mengernyitkan dahinya. "Kabur maksudnya?"
Celine menggeleng. "Aku ingin pergi ke suatu tempat."
"Kau boleh pergi. Tapi habiskan dulu makananmu." Jason kembali diam. Helena melirik makanan dan minuman yang ada di meja. Dari aromanya saja sudah berhasil membuat perut Celine menjadi sangat lapar. Wanita itu segera mengambil piring dan mulai memakannya.
Secara diam-diam Jason melirik Celine. Pria itu tersenyum sebelum kembali fokus ke berkas di depannya. Dia juga tidak mau kelihatan begitu perhatian sama Celine.
Tidak butuh waktu lama bagi Celine untuk menghabiskan makanannya. Wanita itu segera memakai kembali blazer yang sempat terlepas. Berjalan mendekati Jason. Satu tangannya menadah di depan Jason. "Minta duit."
Jason memandang ke arah tangan Celine sekilas sebelum mengeluarkan kartu dari dalam dompet. Meletakkannya di atas telapak tangan Celine.
"Tapi aku tidak butuh kartu. Aku mau uang cash," protes Celine. Dia mengembalikan kartu berwarna hitam itu kembali ke meja.
"Aku tidak punya uang cash. Apa yang ingin kau beli? Kenapa harus dengan uang cash?"
"Aku mau bayar taksi," sahut Celine dengan tangan terlipat di depan dada.
"Pergi dengan supir." Jason kembali fokus ke pekerjaannya.
"Aku butuh waktu untuk sendiri. Aku janji tidak akan kabur." Celine berusaha menyakinkan Jason. Dia tidak mau diikuti.
"Minta sama Ben. Aku tidak menyimpan uang cash."
Celine tersenyum manis. "Terima kasih calon suamiku." Wanita itu segera pergi setelahnya. Dia berlari kencang meninggalkan ruangan. Sepertinya dia sudah tidak sabar untuk tiba di tempat yang ingin dia kunjungi.
Ben berdiri tidak jauh dari ruangan Jason. Pria itu mengernyitkan dahi melihat Celine kini berlari menghampirinya. "Ada yang bisa saya bantu, Nona?"
"Ben, aku butuh uang cash."
"Uang, Nona?" Ben segera mengambil uang cash dari dalam laci meja kerjanya. Pria itu memberikannya kepada Celine. "Anda sudah mau pulang, Nona?"
"Aku ingin mengunjungi suatu tempat." Celine menghitung beberapa lembar uang lalu menggenggamnya. Mengembalikan sisanya kepada Ben.
"Nona, saya akan mengantar anda." Ben berusaha mengejar Celine.
"Jangan. Aku akan pergi dengan taksi. Jason sudah setuju, jadi jangan mempersulitku lagi Ben."
Ben kembali diam. Pria itu hanya bisa memandang Celine yang kini sudah masuk ke dalam lift. Dia segera mengambil ponselnya dari dalam saku. "Perketat penjagaan. Pastikan Nona Celine tidak kabur lewat jalur udara, darat maupun laut!"
***
Celine turun dari taksi yang membawanya ke sebuah makam. Ternyata Celine ingin mengunjungi makam Nyonya Lyn. Sejak wanita paruh baya itu pergi, ini pertama kalinya Celine bisa mengunjungi makamnya.
Tidak sulit bagi Celine untuk mengetahui dimana Nyonya Lyn dikebumikan. Makam wanita itu dipenuhi bunga yang indah dan wangi. Di batu nisannya tertulis jelas nama Nyonya Lyn.
"Mama ...." Buliran air mata langsung menetes. Celine terduduk di samping makam dan memeluk batu nisannya. "Maafkan Celine, Ma. Celine gagal menjaga mama dengan baik." Wanita itu menangis pilu di makam Nyonya Lyn. Berulang kali menyalahkan dirinya sendiri. "Celine sayang sama mama."
Dari kejauhan, Ben hanya diam memandang Celine. Pria itu segera melajukan mobilnya meninggalkan Celine sendiri di sana. Memberinya ruang untuk sendiri dan menenangkan diri. Ben tidak mau mengganggu Celine.
***
Di tempat lain, di waktu yang sama. Aberzio berlutut di depan makam wanita yang dicintainya. Tertulis jelas nama Helena di sana. Aberzio meletakkan buket mawar merah di depan batu nisan. Pria itu seperti menahan tangis. Dia hanya diam memandangi makam didepannya tanpa tahu harus bicara apa. Kepalanya menunduk dalam.
Aberzio yang merupakan ketua mafia paling terkenal di kota Rio kini terlihat terpuruk di depan makam wanita yang dicintainya. Kekayaan dan kekuasaan yang dia miliki saat ini seperti tidak ada artinya. Bahkan ketika bertarung melawan musuh dia tidak lagi memperdulikan keselamatannya. Membantai habis bahkan berharap mati di saat itu juga agar bisa segera menyusul Helena yang sangat dicintainya.
"I Miss you, Honey." Aberzio memegang batu nisan dan menangis. Pria itu benar-benar rapuh. Dia menjadi lemah seperti ini sejak Helenanya pergi.
Senyum dan tawa Helena kembali terngiang diingatannya. Masa-masa indah penuh cinta. Aberzio memperlakukan Helena layaknya seorang ratu. Memanjakannya dan mencintainya dengan segenap jiwa dan raga. Bahkan tidak pernah menyakitinya. Melindunginya dan selalu menyiapkan kebahagiaan yang tiada tara.
Tapi setahun yang lalu Aberzio seakan protes. Dia berontak. Kenapa dia harus dihukum dengan hukuman yang menyakitkan ini?
Dia rela kehilangan segalanya. Apapun itu. Asal jangan Helenanya yang di ambil. Nyawa Aberzio ada pada Helena. Pria itu hanya bisa merasakan bahagia ketika Helena ada di dalam pelukannya. Merasa menjadi pria paling bahagia di dunia setiap kali Helenanya tersenyum dan tertawa padanya.
Tangis Aberzio menyelimuti makam Helena. Pria itu tidak pernah berhasil mengontrol dirinya tiap kali ada di depan makam Helena. Itu kenapa Strike selalu mencari cara agar Aberzio sibuk dan melupakan Helena. Tapi, semua rencananya tidak berhasil. Setiap saatnya, jika dituruti. Aberzio selalu ingin pergi ke makam Helena.
dan kenapa kelemahan robert itu helena....sehingga robert ingin sekali membunuh helena
aduh helena kenapa malah nemuin robert sih.....
cinta yg berubah jd obsesi
mngkin benar ada baiknya aberzio n jason bekerja sama kesampingkan ego dulu biar bis amengalahkan si robert yg psiko itu
dan karena musuh itu juga hidup kalian jadi makin terasa lebih hidup dan berwarna gak monoton n flat tugitu ajah..
mau juga donk shoping tanpa melihat harga n beli semua yg disuka🤣🤣🤣
aberzio pasti akan melindungi istrinya
percayalah aberziomu sangat bisa diandalkan
eyh ato itu trik musuh yang sebenarnya udah ngintai helena diam diam..🤔
mudah²an hanya kebetulan
penuh misteri ini....
aku masih penasaran sm sosok siapa yg berniat membunuh helena dulu sampe sekarang
beda sama aberzio dia malah jatuh cinta saat helena menjalankan misi...n sll melindunginya diam² setiap ada misi untuk helena