NovelToon NovelToon
Bahagia Untuk Kanaya

Bahagia Untuk Kanaya

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen Angst / Mengubah Takdir / Keluarga
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Jeju Oranye

Kisah seorang gadis bernama Kanaya, yang baru mengetahui jika dirinya bukanlah anak kandung di keluarga nya saat umurnya yang ke- 13 tahun, kehadiran Aria-- sang anak kandung telah memporak-porandakan segalanya yang ia anggap rumah. Bisakah ia mendapatkan kebahagiaannya kembali?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jeju Oranye, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BUK- 21 : Duel Kanaya vs Dhiren

Sorak-sorai baru saja reda ketika sebuah suara berat namun santai terdengar dari barisan belakang.

“Hm… jawaban bagus sih. Tapi… menurut gue masih ada cara lain yang lebih efisien.”

Semua kepala sontak menoleh. Dari antara kerumunan, seorang cowok berjalan malas-malasan ke depan. Rambut hitamnya sedikit berantakan, seragamnya tidak dimasukkan, dasi menggantung seenaknya. Tapi anehnya, bukannya terlihat berantakan, justru ada aura keren yang sulit dijelaskan.

Langkahnya tenang, tatapannya datar tapi menusuk. Wajahnya tegas, rahangnya kokoh, sorot matanya seolah menertawakan semua orang.

“Eh, siapa tuh?” bisik seorang siswi.

“Gila, cakep banget…”

“Kayak bukan anak sekolah sini deh. Serius, itu anak baru ya?”

Aria yang tadi murka, sempat terpaku menatapnya. Wajahnya memerah tanpa sadar. “Dia… siapa?” gumamnya pelan.

Cowok itu berjalan sampai ke papan tulis, berdiri di samping Kanaya. Kontras sekali--Kanaya dengan aura dingin dan tegas, cowok itu dengan gaya santai tapi menantang.

Pak Guntur mengernyit. “Kamu… dari kelas mana?”

Cowok itu hanya melirik sekilas. “Nggak penting, Pak. Yang penting boleh kan saya ngebuktiin kalau soal ini bisa diselesaikan lebih cepat?”

Suasana mendadak riuh lagi.

“Wih, berani banget lawan Kanaya.”

“Dia siapa sih? Anak IPA juga kah?”

Kanaya melirik dingin. “Lo siapa? Baru nongol tiba-tiba udah songong banget.”

Cowok itu menoleh, bibirnya terangkat membentuk senyum miring. “Nama gue… Dhirendra.” Ia menekankan pelafalan namanya dengan percaya diri. “Panggil aja Dhiren.”

Lalu ia melirik Kanaya dari ujung rambut sampai ujung kaki. “Dan lo pasti Kanaya kan? Public enemy baru sekolah ini. Gue udah denger soal lo.”

Kanaya mendengus. “Terus? Harusnya gue merasa terhormat gitu lo udah tau nama gue?”

Seisi lapangan bersorak, setengahnya karena kaget, setengahnya lagi karena terpancing.

“Buset, Nay berani banget balesinnya.”

“Ckck, nih cewek bener-bener nggak takut sama siapa pun.”

Dhiren terkekeh pelan. “Asik juga lo. Jarang ada cewek yang berani ngejawab gue begitu.” Ia meraih kapur, lalu menatap papan tulis. “Oke, guys. Perhatiin ya. Gue bakal kasih liat cara paling simpel buat soal ini.”

Tangannya bergerak cepat. Ia menuliskan rumus dengan langkah-langkah yang bahkan lebih singkat dari Kanaya. Dalam lima menit, jawabannya selesai dan benar.

Pak Guntur mendekat, memeriksa, lalu mengangguk dengan wajah tak kalah terkejut. “Benar juga. Caranya… lebih ringkas.”

Riuh rendah pun kembali pecah.

“Edan! Dia bisa ngalahin cara Kanaya!”

“Gila, ini duel jenius!”

Kanaya menyipitkan mata. “Jadi lo sengaja bikin pertunjukan?”

Dhiren menoleh dengan senyum tengil. “Bukan pertunjukan, Nay. Gue cuma nggak tahan liat lo pamer seakan paling jenius.”

Kanaya terkekeh sinis. “Lo salah orang. Gue nggak pernah niat pamer. Gue maju cuma karena gue bisa.”

“Dan gue maju karena… gue juga bisa,” balas Dhiren enteng.

Sorot mata mereka bertemu. Ketegangan terasa seperti listrik yang menyambar udara.

Sementara, Aria yang duduk bersama gengnya, menggertakkan gigi. Hatinya campur aduk. Di satu sisi ia kesal karena Kanaya lagi-lagi jadi pusat perhatian. Di sisi lain, hatinya berdetak lebih cepat melihat Dhiren yang begitu karismatik.

“Cowok itu… harusnya deket sama gue, bukan sama Kanaya,” batinnya dengan cemburu.

Pak Guntur akhirnya menengahi. “Cukup, cukup! Kalian berdua memang hebat. Tidak diragukan lagi. Tapi tujuan kegiatan ini bukan duel, melainkan mencari kandidat lomba.”

Namun suara murid-murid sudah tak bisa dihentikan.

“Pilih Kanaya!”

“Nggak, pilih Dhiren aja! Dia lebih keren!”

“Kenapa nggak dua-duanya sekalian, Pak?”

Pak Guntur menatap keduanya bergantian, lalu menghela napas. “Baik. Saya akan pertimbangkan keduanya. Tapi…” ia menatap Kanaya dan Dhiren dengan tajam. “Jangan jadikan ini ajang persaingan pribadi. Mengerti?”

Kanaya mengangguk dingin. “Santai aja, Pak. Saya nggak masalah.”

Dhiren menepuk bahu Kanaya tiba-tiba, membuat cewek itu refleks menepis. “Gue juga nggak masalah. Tapi gue suka, Nay… lo lawan yang seru.”

Kanaya mendelik. “Lo jangan sok akrab. Gue nggak tertarik temenan sama orang tengil kayak lo.”

Alih-alih tersinggung, Dhiren justru tertawa kecil. “Santai aja. Gue nggak bilang mau jadi temen lo. Tapi mulai sekarang, lo saingan gue.”

Kerumunan murid masih heboh membicarakan duel itu bahkan setelah kegiatan selesai. Nama Kanaya dan Dhiren jadi trending baru di sekolah, menggeser topik penolakan Revan kemarin.

Di lorong kelas, cewek-cewek berbisik heboh.

“Dhiren ganteng parah…”

“Dingin tapi jenius. Tipe idaman banget.”

“Eh tapi Kanaya juga keren sih. Dia berani banget lawan Dhiren.”

“Bisa jadi ini awal rivalry yang bikin sekolah makin rame!”

Kanaya berjalan melewati mereka tanpa peduli, meski ia bisa merasakan semua tatapan kagum sekaligus iri. Di sisi lain, Dhiren santai saja, bahkan melambaikan tangan seenaknya ke siswi-siswi yang menatapnya.

Aria yang melihat pemandangan itu makin sakit hati. “Tidak bisa. Gue nggak akan biarin Kanaya merebut spotlight lagi. Gue harus hancurin dia.”

Dan di kejauhan, Javier dan Jendra yang kebetulan mendengar kabar tentang Dhiren, menyeringai.

“Kayaknya kita bisa manfaatin cowok itu buat jatuhin Kanaya,” ujar Javier.

Jendra mengangguk pelan. “Setuju. Kita lihat aja sejauh mana dia bisa bikin hidup Kanaya berantakan.”

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Langit sore di kediaman keluarga Arkatama merona jingga keemasan. Burung-burung berterbangan rendah, sementara semilir angin membawa aroma tanah basah dari taman belakang. Di teras rumah yang luas, seorang gadis tengah duduk bersila dengan pensil mekanik di tangan. Kertas-kertas sketsa berhamburan di meja kecil depannya.

Kanaya.

Wajahnya serius, bibirnya sedikit mengerucut, sesekali pensilnya menari dengan cepat, lalu berhenti sebentar hanya untuk kembali menorehkan garis tegas. Dari coretan itu perlahan tampak bentuk gaun anggun dengan detail rumit di bagian lengan.

“Kalau dibuat dengan bahan satin biru laut, pasti jatuhnya keren banget,” gumamnya pelan. Ia tersenyum tipis, merasa puas dengan garis terakhir yang ia tarik.

Sketsa adalah dunianya. Tempatnya melarikan diri dari segala keributan keluarga, dari segala hinaan kakak-kakaknya, dari segala permainan licik Aria.

Belum sempat ia menambahkan detail renda di bagian bawah gaun, suara langkah tergesa terdengar dari arah samping.

“Non Kanaya… Non!”

Kanaya menoleh. Itu mbak Ratmi.

“Ada apa, Mbak?” tanya Kanaya sambil menurunkan pensil.

Mbak Ratmi mengatur napas sejenak. “Non, Tuan Abiyasa barusan bilang, malam ini bakal ada makan malam penting. Keluarga besar sama rekan bisnis ayah Non. Tuan minta Non ikut hadir. Jadi Non harus siap-siap dari sekarang, ya.”

Kanaya mengerjap. “Makan malam? Serius harus ikut? Biasanya juga nggak pernah dianggap.”

Mbak Ratmi menatap Kanaya dengan iba. “Iya, Non. Katanya rekan bisnisnya orang penting banget. Tuan ingin semua anggota keluarga duduk bareng biar kelihatan harmonis.”

Kanaya mendengus geli. “Harmonis? Di meja makan aja yang ada perang dunia ketiga.”

Mbak Ratmi menahan tawa. “Tetep, Non. Tuan maunya Non hadir. Ayo, saya bantu siapin baju yang bagus.”

Kanaya mengangguk pasrah. Ia tahu, menolak keinginan ayahnya hanya akan memperpanjang masalah.

****

1
Keyraaleyababy Keyraaleya
lanjut dong thoor bagus ceritanya
Aiyaa writer
Keren
Dancingpoem
❤❤❤❤❤
nonoyy
astaga keluar dari mulut singa, masuk ke mulut buaya sunguh malang nasibmu naya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!