Malam Pertama untuk Adik Iparku

Vania tidak bisa menjawab pertanyaan Calvin, karena sejatinya dirinya memang tidak bisa melakukan hal itu kepada Bastian, meskipun itu adalah sebuah keharusan.

"Sudahlah, Vin! Jangan tanyakan itu lagi. Tentunya kamu sudah tahu jawabannya." balas Vania sembari pergi meninggalkan Calvin.

Calvin menatap kepergian Vania penuh harapan, Ia sangat berharap jika Bastian dan Vania segera berpisah, mungkin ini adalah doa yang jahat untuk saudara kandung nya, tapi Ia benar-benar tidak rela jika Vania mendapatkan suami seperti Kakak kandungnya itu, yang tentunya tidak mencintai Vania dengan tulus, Bastian mencintai Vania hanya sekedar nafsu dan obsesi.

"Aku akan mendapatkan mu kembali Vania, harus!"

Sementara di tempat lain, tampak dua sejoli yang tengah menikmati kenikmatan surga dunia itu sedang asyik bercumbu, tak perduli jika hubungan mereka benar-benar sangat memalukan.

"Hmmm ... faster baby!"

"Fucck! Punyamu terlalu menggigit, ini benar-benar gila!"

"Arrrggghhhhh!"

Bastian mengerang saat Susi bermain-main di atas tubuh seksi Bastian. Sementara Bastian hanya pasrah saat Susi begitu ganasnya mencengkram dan bergerak brutal di atas perut kotak-kotak itu.

Sesekali Susi bergerak pelan, pengalamannya dalam dunia percintaan membuat Susi pintar membuat sang menantu lupa diri bahkan lupa untuk pulang, tentu saja Bastian semakin suka dengan kenikmatan yang diberikan Susi kepadanya.

"Bagaimana Sayang? Apa kamu suka dengan milikku?" ucap Susi sembari membungkukkan badannya sehingga wajah mereka kini saling berhadapan. Sambil memegang dan merremas panttat Susi dengan kedua tangannya, Bastian berkata kepada wanita yang kini membuatnya menggila itu.

"Aku sangat suka, tidak sia-sia Aku membawa mu ke sini, kamu benar-benar membuatku tergila-gila, ah ... rasanya sangat berbeda dari wanita-wanita yang pernah Aku tiduri, ini benar-benar luar biasa."

"Tentu saja, kamu tidak akan kecewa dengan service ku, jika Vania tidak bisa memberikan ini untuk mu, Aku yang akan menggantikannya, dulu dia penebus hutang-hutang ku padamu, sekarang Aku yang akan menjadi penebus hasrat ranjangnya."

Setelah mengatakan hal itu, Susi pun mulai melanjutkan aktivitasnya yang bergerak seperti ular meliuk-liuk, sungguh Bastian dibuat mengerang tak karuan. Pria itu seakan lupa jika dirinya sudah menikahi anak tiri dari wanita yang kini sedang bermain api dengannya.

Sampai petang hari, Bastian belum juga pulang, tentu saja Vania semakin khawatir dan semakin curiga, jangan-jangan dugaan Calvin memang benar, mereka berdua tengah berselingkuh, sejenak Vania mengambil ponselnya, Ia pun mencoba menghubungi nomor Bastian. Namun sia-sia, Bastian sedari tadi tidak mengaktifkan ponselnya. Kemudian Vania berpikir untuk menghubungi Ibu tirinya, Susi.

Saat itu Susi tengah merapikan bajunya, mereka berdua tengah bersiap untuk pulang setelah petualangan mereka seharian, cukup membuat Bastian lemas, sudah berkali-kali Bastian mencapai titik puncak yang membuatnya ketagihan dengan gua yang dipaksa untuk di persempit, Susi terlihat merangkul Bastian dengan manja, bergelayut mesra pada leher sang menantu.

"Kamu sudah puas?" tanyanya sembari memainkan satu tangannya pada bulu dada sang menantu.

Bastian menyeringai, Ia pun terlihat melepaskan tangan Susi yang melingkar pada leher kekarnya.

"Puas sekali, kamu benar-benar sangat menggairahkan." ucapnya sembari menciumi leher sang Ibu mertua, seolah Bastian tidak puas juga setelah bergumul ria dengan Susi.

"Emm ... geli sayang!" Susi terlihat menggeliat kegelian, dan tiba-tiba saja terdengar suara ponsel miliknya yang Ia letakkan di atas meja kecil di samping ranjang tidur.

Sejenak mereka menghentikan aktivitasnya, Susi terlihat beranjak mengambil ponselnya dan melihat ke layar ponselnya, seketika matanya membulat saat sang anak tiri sedang menghubunginya.

"Vania!"

Sontak Bastian menoleh cepat saat Susi menyebut nama sang istri.

...BERSAMBUNG ...