"Teganya kau membunuh keluargaku mas, salah apa keluargaku sama kamu mas," tangis ibu pun pecah.
keluarga yang hangat harus hancur di tangan keluarga itu sendiri, hubungan yang terjalin dengan baik harus hancur karena iri hati seorang saudara kepada adiknya sendiri.
"Santetmu akan kembali padamu,"
"Karma akan menghampirimu,"
"Tidak habis pikir kamu bisa membuh keluargaku dengan ilmu hitammu itu,"
"Kau akan mati di tanganku durjana,"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon janda#hot, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
"Kok bisa yah din, mas mu sampai kaya gini? Perasaan bapak kemarin Setia masih baik-baik aja kok?" tanyak pak Bimo.
"Ndak tau pak, kata mas Setia awalnya ia merasa panas saat dalam perjalan pulang kesini tapi mas Setia paksakan untuk menawa mobil sampai di rumah, setalah sampai di rumah tubuh mas Setia lemas dan menggigil bahkan tadi sempat pingsan pak, Bu, hiks!" ucap Dinda menjelaskan kondisi dari kakanya itu sambil menangis.
"Sudah, kamu jangan menangis lagi mas kalian ini kuat Koo, bapak yakin Setia pasti sembuh!" ucap pak Bimo mencoba tegar.
"aaahhh tidak! jangan!" teriakan keras keluar dari mulut Intan.
Semua yang ada disitu kaget melihat Intan yang tiba-tiba saja berteriak keras dan menunjuk ke arah lemari.
"Intan kamu kenapa dek?" tanya Rizky yang saat itu berdiri di dekat Intan
"Intan kamu kenapa nak jangan buat ibu tambah khawatir?" tanya Bu Wati mendekat ke arah putrinya itu. Begitu pun pak Bimo dan juga Dinda mereka semua mengerumuni Intan.
"Bapak, Bu Intan takut hiks ada makhluk berkepala kuda berdiri di atas lemari itu," ucap Intan menunjuk ke arah atas lemari.
"Makhluk apa nak, apa yang kamu bicarakan ini? diatas lemari itu tidak ada apa-apa," ucap pak Bimo.
"Iya dek, kamu salah lihat kali. Udah jangan menangis lagi!" ucap Rizky.
"Ndak mas,pak, Intan lihat sendiri kalau ada makhluk menyeramkan itu, dia bilang akan membawa mas setia pergi! hiks Intan Ndak mau kehilangan mas Setia pak, Bu!" ucap Intan sambil terus menangis histeris.
Tapi mereka semua bingung dengan ucapan Intan, makhluk apa yang ia lihat dan apa maksudnya akan membawa Setia pergi jauh dan tidak akan kembali.
"Nak apa yang kamu lihat? coba kamu jelaskan sama ibu," ucap Bu Wati.
"Iya Bu, tadi sewaktu kita masuk ke kamar mas Setia, Intan melihat ada makhluk menyeramkan manusia berkepala kuda sedang menatap ke arah mas Setia dan makhluk itu berkata akan membawa mas setia pergi jauh Bu, hiks," ucap Intan.
Mendengar Itu membuat semuanya membelalak kaget, manusia berkepala kuda yang di lihat oleh Intan mempunyai niat yang jahat tapi bagaimana mana bisa ada manusia seperti itu.
"Bapak, ibu bagaimana ini? Apa benar makhluk yang di Intan akan membawa mas Setia pergi?" tanya Dinda.
"Ndak nak, mungkin saja adik kalian ini salah lihat. Ndak mungkin toh di jaman sekarang ada makhluk seperti itu, adik kalian ini hanya berhalusinasi aja nak," ucap Bu Wati mencoba menenangkan putrinya.
"Iya nak, kalian jangan berpikiran yang aneh-aneh Abang kalian ini akan baik-baik saja bapak yakin itu," ucap pak Bimo.
"Tapi Bu, selama ini Intan selalu melihat hal-hal yang aneh!" ucap Intan.
"Sudah kamu jangan berpikiran buruk dulu, kamu kan baru sembuh dari sakit mungkin saja itu efek dari banyak nya obat yang kamu konsumsi selama sakit," ucap pak Bimo.
"Sekarang kita harus menjaga mas kalian dengan baik, Ndak akan terjadi apa-apa ini hanya penyakit malaria aja," ucap Bu Wati.
"Lebih baik sekarang kamu tidur aja di kamar sebelah Tan, mungkin saja kamu sedang kecapaian makanya kamu berhalusinasi hal-hal yang aneh," ucap Rizky.
"Iya tapi mas Rizky temani Intan yah! Intan takut kalau harus sendirian," ucap Intan memohon kepada kakanya.
"Iya mas akan menemani kamu, ya udah sekarang mas antar kamu untuk beristirahat," ucap Rizky.
"Pak,buk, mba Dinda, Intan pamit tidur dulu yah," ucap Intan.
"Iya," jawab mereka bertiga, sedangkan Setia masih terlelap tak sadarkan diri.
Setelah kepergian Intan dan Rizky, mereka semua duduk menjaga Setia.
Hari demi hari keadaan Setia bertambah buruk, kini bintik-bintik merah itu berubah menjadi luka koreng dan berbau busuk, bahkan ketika mereka mendekati Setia mereka akan selalu merasa mual dan muntah.
"Keadaan mas Setia makin memburuk mas, bagaimana ini apakah nanti mas setia akan pergi meninggalkan kita seperti yang di ucapkan oleh makhluk itu mas?" tanya Intan kepada mas Rizky.
"Mas juga Ndak tau dek, mas udah menakan kepada teman-teman mas tentang penyakit yang di derita mas Setia tapi kata mereka mas Setia terkena santet. Masa ia di jaman moderen seperti sekarang ini masih ada santet dek? Bahkan kata mereka di tubuh mas ada aura hitam yang aneh," ucap Rizky.
Intan yang mendengar itu tentu saja kaget dan syok sebab beberapa Minggu yang lalu ia sempat di tegur oleh pak Oji tentang aura hitam yang mengelilingi tubuhnya.
"Intan juga pernah di tegur seseorang tantang aura hitam yang mengelilingi tubuh Intan mas," ucap Intan.
"Ini aneh dek, apa jangan-jangan apa yang di bilang mereka memang benar dek?" tanya Rizky.
"Apa lebih baik kita bicarakan hal ini kepada ibu dan bapak saja mas?" tanya Intan.
"Iya dek, sebaiknya kita bicarakan hal aneh ini kepada ibu dan bapak saja," jawab Rizky.
Mereka berdua berjalan masuk ingin menemui ibu dan bapak nya. Saat ini mereka semua masih berada di rumah milik Setia karena keadaannya yang semakin parah membuat mereka harus menetap bersamanya.
Sementara Rizky, Dinda dan Intan setelah pulang sekolah dan kuliah mereka akan langsung kemari untuk memantau keadaan Setia dan membantu ibunya.
Perlahan mereka mendekati Bu Wati yang sedang menyiapkan obat untuk mas Setia.
"Bu, Intan dan mas Rizky mau bicara Bu," ucap Intan.
"Bicara apa nduk, ibu lagi menyiapkan bedak gatel untuk Setia agar luka korengnya tidak bertambah parah," ucap Bu Wati.
"Bu, mas Setia Ndak akan sembuh dengan benda seperti itu. Mas Setia itu terkena santet bu hanya bisa di sembuhkan oleh dukun," ucap Rizky to the point.
"Apa kata mu Rizky? jangan sembarangan kalau bicara, mas mu itu terkena malaria dan..!" belum sempat Bu watu menyelesaikan ucapannya Intan memotong pembicaraan ibunya.
"Bu, teman Intan ada yang pernah kena malaria dan Ndak seperti itu penampakannya. Orang yang terkena malaria itu memiliki gejala lemas, wajah dan tubuhnya pucat serta memiliki bintik-bintik merah di tubuhnya tapi untuk kasus mas Setia ini berbeda bu, bintik merah itu kini berubah menjadi luka koreng dan berbau busuk ini udah Ndak wajar Bu!" ucap Intan.
Kedua kakak beradik itu sudah menganggap kalau penyakit kakak pertama nya itu adalah keanehan. Sudah beberapa dokter yang di panggil untuk mengobati Setia namun tidak menunjukan hasil apa-apa bahkan ada dokter yang menyerah untuk mengobati Setia.