Awalnya Erina Jasmin di tuduh mencuri dompet milik pelanggan di kafe di mana dia bekerja. Dia di laporkan oleh manajer kafe dan di pecat oleh atasannya. Erina kesal karena di tuduh mencuri dompet milik pelanggan yang ternyata Erika Gladys perempuan pemilik dompet itu.
Alih-alih tidak di laporkan pada polisi, Erina di tawari sebuah kesepakatan untuk menjadi istri pengganti seorang kaya. Dia awalnya menolak, tapi karena Erika Gladys menawarkan uang banyak untuk membantunya membiayai ibunya dalam pengobatan di rumah sakit.
Karena wajah Erina Jasmin dan Erika Gladys sangatlah mirip bagai di pinang di belah dua. Maka misi yang di tugaskan Erika pada Erina pun di jalankan, menjadi seorang istri dari Kenzio Pahlevi Abraham. Lalu, apa intrik masalah yang akan di hadapi oleh Erina setelah menjadi istri pengganti Erika yang hidupnya memang untuk bersenang-senang saja dengan beberapa selingkuhannya.
Dan apakah Erina dan Erika sebenarnya saudara kembar?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummi asya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16. Makan Malam 2
Erina sibuk menyuapi makanan pada Gio, gadis itu tersenyum pada anak laki-laki yang senang di suapi olehnya tersebut.
"Kamu kenyang?" tanya Erina.
"Iya ma. Aku kenyang," jawab Gio.
Ken melihat keduanya terlihat sangat akrab, dia menatap pada Erina cukup lama. Membuat Nadia kesal karenanya.
"Ken, besok kamu ada undangan untuk acara tv lagi?" tanya Nadia mencari perhatian Ken.
"Tidak. Aku sudah membatalkannya," jawab Ken.
"Kenapa? Bukankah itu cukup bagus juga untuk perkembangan bisnismu?"
Nadia memang sangat tahu tentang bisnis dan perusahaan yang di jalani oleh Ken, bahkan dia juga pemilik sebagian kecil saham perusahaan Ken.
"Bisnisku sudah lancar, lagi pula dalam bulan-bulan ini cukup sibuk. Sampai aku tidak ada waktu untuk Gio," jawab Ken lagi menatap Erina.
Erina yang sejak tadi diam saja hanya meladeni Gio kini menoleh pada Nadia dan Ken bergantian. Nadia melirik padanya lalu tersenyum kecil, tangannya memegang tangan Ken dan sedikit mengelusnya.
"Ken, istrimu kan tidak tahu bisnis. Mana bisa dia mengurusnya, mengurus Gio dan kamu saja tidak bisa. Hidupnya hanya bersenang-senang saja," ucap Nadia kembali melirik Erina.
Erina menoleh menatapnya lama, entah apa yang di pikirkannya tapi kemudian dia tersenyum kecil. Tapi dalam hati kecilnya, dia sedang memperhatikan dan membaca bagaimana watak dan karakter dari sepupu Ken tersebut. Dan bagaimana cara menghadapi gadis itu.
"Nona Nadia, anda sangat perhatian pada suamiku. Aku mengucapkan terima kasih padamu, tapi kamu jangan khawatir Gio adalah anakku. Pasti akan aku perhatikan dengan penuh kasih sayang dan juga,.... Suamiku," ucap Erina.
Sejak SMA, Erina sangat mahir bermain teater. Dia mengikuti kegiatan teater di sekolahnya dulu selama dua tahun, itu modal untuknya bersandiwara di rumah besar tersebut. Jadi, meski dia kadang kaget dan terkejut dengan orang-orang di rumah itu. Tapi sedikit dia membaca kalau Nadia adalah orang yang sangat angkuh dan juga selalu merasa cantik.
Mendengar ucapan Erina itu, Nadia kesal. Tapi kemudian dia menatap Ken lagi, tangannya masih memegang lengan tangan Ken.
"Ken, istrimu pandai berbicara. Apakah janjinya akan memperhatikan Gio dan kamu akan di tepati? Dia itu suka sekali berfoya-foya," kata Nadia.
Ken yang di ajak bicara oleh Nadia hanya diam saja. Erina tentu saja tersenyum kecil mendengar ucapan Nadia tersebut. Dia ingat akan pernikahan Erika dan Kenzio sudah berapa tahun. Erika tidak banyak memberikan informasi tentang keluaganya. Tapi dia tahu sedikit karakter dari setiap orang di rumah itu, terkecuali mertua Erika yang belum di temuinya.
_
Makan malam yang cukup lama karena perbincangan yang tidak penting dengan Nadia. Erina mengajak Gio untuk tidur setelah makan malam itu, dia akan menemani anak kecil itu dan memberikan perhatian seperti menemani tidur dan mendongengkan cerita.
"Mama, bacakan dongeng untukku," kata Gio.
"Tentu sayang, mama akan membacakan dongeng untukmu. Kamu nanti cepat tidur ya, besok sekolah kan?"
"Iya ma."
Erina tersenyum melihat Gio menatapnya senang, wajah kecil yang penuh kebahagiaan di wajahnya itu sungguh membuatnya terharu. Dia mengambil buku cerita dan duduk kembali, membuka buku tersebut dan memulai membacanya.
Cukup lama Erina membacakan buku dongeng untuk Gio, setelah anak laki-laki itu tertidur Erina menutup bukunya menatap wajah polos anak itu.
"Sesenang itu dia di bacakan dongeng? Apa Erika tidak pernah menemaninya tidur?" gumam Erina masih menatap wajah polosnya.
"Nyonya, saya kaget anda mau menemani den Gio tidur. Apa lagi membacakan buku dongeng," kata Tita tiba-tiba sudah berdiri di belakangnya.
"Anak kecil itu harus selalu di perhatikan, di bacakan dongeng itu cukup membuatnya bahagia," kata Erina.
"Iya, tapi biasanya nyonya tidak pernah mau kalau menemani Gio tidur. Apa lagi di bacakan dongeng," kata Tita.
"Aku punya waktu senggang, lagi pula aku baru pulang dari liburan. Jadi tidak ada salahnya menemaninya tidur dan membacakan dongeng," kata Erina menatap Tita.
Gadis muda itu hanya mengangguk, setelah Gio tidur. Erina dan Tita pun keluar dari kamar tersebut, Erina melangkah menuju tangga. Tapi dia melihat pintu ruangan tepat di bawah tangga itu terbuka, tampak terdengar suara pembicaraan antara Nadia dan Ken.
Erina hanya menatap saja, entah apa yang di bicarakannya. Lamunannya buyar ketika suara Tita lagi-lagi ada di belakangnya.
"Nyonya, anda kenapa tidak masuk kesana?" tanya Tita sedikit berbisik.
"Apa aku harus kesana?"
"Tentu saja nyonya, anda harus menemani tuan Ken di sana. Kalau tidak, nona Nadia pasti akan merayu tuan Ken. Tapi, kenapa nyonya bertanya? Bukankah nyonya selalu bertindak cepat?" tanya Tita sedikit heran.
Erina kaget, tapi kemudian dia menatap Tita datar. Berpikir sejenak lalu tersenyum kecil.
"Berarti kamu selalu memperhatikan apa yang kulakukan? Termasuk melakukan hubungan intim dengan suamiku?"
Pertanyaan Erina membuat Tita kaget, wajahnya sedikit memerah tapi malu lalu menunduk.
"Bukan begitu nyonya, anda selalu percaya dengan ucapan saya dan selalu menyuruh memperhatikan nona Nadia ketika datang ke rumah ini. Dan menceritakannya pada nyonya apa yang nona Nadia lakukan pada tuan Ken. Dan anda pasti melabraknya," jawab Tita menatap Erina dengan takut.
"Hmm, baiklah. Terima kasih atas kerjamu Tita, aku lagi malas melabrak gadis itu. Tapi, baiklah aku akan masuk ke ruangan itu. Memergoki sedang apa dia pada suamiku."
Setelah berkata seperti itu, Erina pun melangkah menuju ruang kerja Ken. Dia mendorong pintunya lalu berdiri di depan pintu bagian dalam, menatap kedua orang yang sedang bercengkrama dengan jarak yang terlalu dekat.
"Ooh, jadi beginikah sikap suamiku pada seorang gadis?"
"Erika?!"
_
_
******
bagaimana kl mereka jatuh hati...
sampai kapan bs menghindar dr hubungan suami istri?
ato Nadia?