NovelToon NovelToon
Marcelline Hart

Marcelline Hart

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Wanita Karir / Keluarga / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Putri asli/palsu
Popularitas:595
Nilai: 5
Nama Author: S.Lintang

Dia.. anak, Kakak, saudara dan kekasih yang keras, tegas dengan tatapannya yang menusuk. Perubahan ekspresi dapat ia mainkan dengan lihai. Marcelline.. pengendali segalanya!

Dan.. terlalu banyak benang merah yang saling menyatu di sini.
Happy reading 🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon S.Lintang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16. -

PLAK!

Satu tamparan keras yang membuat ruangan bergema Delano dapatkan. Bahkan sampai membuat pria itu tersungkur. Padahal Delano sedang mendengarkan dan mencatat materi dari rapat yang tetap berlangsung tanpa kehadiran sang Nona.

Semuanya berdiri dari duduknya.

Azri terkejut, tapi ia tidak mendekat. Menahan Anggi yang sekarang menangis di pelukannya. Ia tidak paham, tapi lebih memilih diam untuk sekarang.

Marcelline menatap tajam kearah Afandi yang langsung menyuruh tamu-tamunya untuk segera pergi. Bahkan Arviz dan Keanu pun juga di minta untuk meninggalkan mansion.

Delano mengusap darah yang keluar dari sudut bibirnya. Tamparan Marcelline tidak main-main rupanya.

Delano berdiri, tanpa menatap pada sang Nona, ia bertanya dengan sopan. "Apa saya membuat kesalahan, Nona?"

"Katakan di mana Lea sekarang!" tegas Marcelline masih menahan amarahnya. Amarah yang belum sepenuhnya lepas.

Afandi yang mendengar nama itu di sebutkan.. awalnya bingung, tapi setelahnya terkejut. Bahkan Azri juga terkejut mendengar nama itu.

"Lea," gumam Azri bergetar saat menyebutkan nama itu.

Azalea Andersn Hart, itulah nama asli Azalea. Marga besar itu ikut serta di belakang namanya. Dan dia yang sering di sebut adalah Marcelline.

"Nona...."

"KATAKAN BANGSAT!"

BUGH!

Marcelline menendang kuat perut Delano sampai terjungkal, bahkan terbatuk. Ia berdiri sambil memegang perutnya.

Marcelline maju, lalu mencekik kuat leher Delano sampai pemuda itu sulit untuk bernapas.

"Kau membantunya pulang secara diam-diam tanpa sepengetahuan ku? Begitukah?" Senyum yang begitu menghunus keluar dari bibir Marcelline.

Afandi berjalan mendekat. "Kak, lepaskan. Tanya dengan tenang," katanya lembut tanpa menyinggung amarah Marcelline.

"Kak."

Suara Azri yang memanggil membuat Marcelline luluh. Melepaskan Delano yang terbatuk-batuk karena pernapasan nya sempat terganggu tadi.

Seorang maid maju dengan tubuh gemetar membawa segelas air atas perintah Afandi dalam diam. Kepala maid itu menunduk dalam, takut membuat kesalahan yang akan membuat amarah Marcelline meninggi.

"Minum dulu, No," ujar Afandi memerintah.

Delano menurut, meminumnya setengah lalu menatap Marcelline yang tengah marah itu.

"Nona maaf, tapi saya tidak melakukan hal itu. Awalnya memang Nona Muda meminta untuk kembali, dia mengatakan kalau bosan dan ingin pulang, saya sempat membantah tapi dia membujuk. Saya sempat luluh, dan akan mempersiapkan segala kepulangannya, tapi tertunda karena keadaan Nona dan Tuan Muda yang sedang tidak baik, kita juga harus terbang ke Irlandia saat itu. Nona Muda sempat marah karena saya menunda, tapi setelah kita pulang dari Irlandia, saat itu juga Nona Muda sudah tidak bisa di hubungi selama 3 hari," jelas Delano tanpa kebohongan.

Marcelline memejamkan mata. "Gadis nakal," desisnya semakin marah mendengar itu. Jelas, Azalea melakukannya sendiri, dan itu memang benar.

Shit, Marcelline kecolongan.

"Kak?" Azri membutuhkan penjelasan untuk semua ini, apa maksudnya coba?

Marcelline membalik tubuhnya, menatap Azri. "Dia tinggal di mana?" tanyanya.

"Jelasin dulu, maksudnya apa? Lea.... Bukannya...."

"Kakak tanya, dia tinggal di mana?" ulang Marcelline memotong.

Anggi memegang erat lengan Azri, masih dengan sisa tangisnya.

"Apartemen," jawab Azri.

"Antar Kakak bertemu!"

Marcelline langsung melangkah keluar, dan tetap dengan Delano yang selalu ada di belakangnya.

"Apa ini semua Bun? Lea.... Apa itu Adek?" tanya Azri menatap Anggi yang kembali menangis tersedu sambil memeluknya lagi.

Azri menatap Afandi yang menghela napas itu. "Ayah bisa jelasin ini, tapi apa kamu bisa janji untuk nggak marah?"

"Rahasia apa yang Ayah, Bunda, Kakak.. kalian semua sembunyikan dari Azri?"

1
Carlos Vazquez Hernandez
Cocok di hati nih.
Anrai Dela Cruz
Keren deh ceritanya, thor mesti terus bikin cerita seru kayak gini!
Asher_Sanou3u
Duh, hati jadi bahagia setelah selesai baca karya ini!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!