Tumbuh menjadi anak pembantu semenjak kecil, tidak membuat Rifan malu. Dia justru merasa beruntung, selain dibiayai sekolah oleh majikan, Rifan bahkan diperbolehkan bersahabat dengan Alisha, nona mudanya.
Namun satu insiden karena candaan merubah segalanya. Ketika rasa penasaran berubah jadi petaka berkelanjutan. Rifan dan Alisha ketagihan tidur bersama, padahal mereka sudah sama-sama punya kekasih. Sampai suatu hari, ibunya Rifan berhasil memergoki kelakuan putranya dengan sang nona muda, saat itulah Rifan dipaksa pergi dari rumah. Tapi apakah itu akan jadi akhir hubungan Rifan dan Alisha? Tentu saja tidak.
"Kembalilah padaku dan jadilah simpananku." Alisha.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter ¹⁶ - caught
Mata Fatma bergetar hebat. Amarah meluap dalam dirinya. Namun dia tak mampu melangkah dan menghentikan kegiatan tak senonoh Rifan dan Alisha saat itu.
Bersamaan dengan itu, Rifan dan Alisha mengerang nyaring. Pertanda keduanya telah mencapai puncak kenikmatan. Buru-buru Rifan mencabut penyatuan dan mengeluarkan cairannya.
Sontak Fatma berpaling dan pergi. Dia sudah tak kuat lagi melihat kelakuan sang putra. Tanpa pikir panjang, Fatma pergi ke kamar Rifan. Di sana dia masukkan baju Rifan ke dalam tas besar.
Sementara itu, Rifan dan Alisha sudah mengenakan pakaian masing-masing. Rifan menarik Alisha dan memandangi wajah cewek itu lamat-lamat, lalu dia kecup bibirnya dengan penuh cinta. Semakin lama, rasanya Rifan tambah memuja Alisha. Meski tanpa sepengetahuannya, surga dunia yang dirinya dan Alisha rasakan sedang menuju akhirnya.
"Balik ke kamar gih! Nanti ibuku keburu datang," suruh Rifan.
"Ya udah, cayang. Bye..." Alisha segera berlalu. Sedangkan Rifan hanya bisa meringiskan wajah saat mendengar penyebutan sayang cewek tersebut.
Usai mengurus cucian, Rifan pergi ke kamar. Tapi dia terkejut saat melihat sang ibu ada di sana. Jantungnya jadi berdetak lebih kencang, karena takut ibunya melihat apa yang dirinya lakukan bersama Alisha di ruang laundry.
"Ibu? Ibu sudah pulang? Kapan?" tanya Rifan. Namun Fatma tak menjawab. Wanita itu sibuk memasukkan pakaian Rifan ke dalam tas besar.
Wajah Fatma tampak memerah padam. Amarahnya masih tertahan. Yang dia lakukan hanya memasukkan baju Rifan ke dalam tas dengan cepat dan asal-asalan.
"Loh, kenapa Ibu masukin baju aku ke dalam tas?" Rifan kembali bertanya.
Plak!
Sebuah tamparan keras melayang ke pipi Rifan.
"Kenapa?! Kau bilang kenapa?!" akhirnya Fatma angkat suara. Matanya menyalang tajam ke arah putranya. Menatap dengan penuh amarah dan kekecewaan.
"Apa Ibu..." Rifan menduga ibunya melihat apa yang dirinya lakukan bersama Alisha di ruang laundry. Ia menunduk sambil memegangi pipinya yang sakit.
"Iya! Ibu lihat semuanya! Ibu lihat bagaimana kotornya kelakuanmu! Kenapa, Fan?! Kenapa kau lakukan itu..." Air mata berderai di pipi Fatma.
Tanpa terasa, air mata Rifan ikut jatuh. Dia tak bisa membela diri karena sadar apa yang dirinya lakukan salah.
"Maafkan aku, Bu... Aku khilaf..." lirih Rifan. Ia tak punya pilihan lain selain mengakui.
"Apa kalian sudah sering melakukannya? Sejak kapan?!" timpal Fatma.
"Sejak dua minggu lalu, Bu. Tapi a-aku lupa sudah berapa kali," ucap Rifan sambil berlinang air mata. Sekarang dia tampak seperti lelaki cengeng saat di hadapan sang ibu.
Fatma memukuli dada Rifan kali ini. Melampiaskan semua kekesalannya. "Itu namanya bukan khilaf, Fan. Kau melakukannya berkali-kali!" geramnya.
Tangisan Fatma kian menjadi-jadi. Sampai dia berucap, "Kau nggak boleh tinggal di sini lagi! Pergi dari sini sekarang juga! Pulang kampung kau sana!"
Rifan hanya tertunduk sambil sesekali mengusap air mata yang berjatuhan di pipi. "Baik, Bu..." lirihnya.
"Jangan pernah temui Non Alisha lagi! Nggak peduli kalau dia yang mengajakmu bertemu lebih dulu!" tegas Fatma.
Rifan mengangguk.
"Sekarang bersiaplah! Nanti pas makan siang, kau bisa berangkat. Biar Ibu yang kasih alasannya sama semuanya. Ibu akan tutupi semuanya demi kau dan Nona Alisha. Jadi jangan coba-coba melawan!" lanjut Fatma. Ia lalu beranjak dari kamar Rifan dengan langkah cepat. Sementara Rifan segera bersiap-siap. Ia bereskan barang-barang yang ingin dirinya bawa pergi.
Kematian, kelahiran, rezeki, nasib, hingga jodoh itu semua telah ditetapkan sebelumnya dalam garis takdir manusia dan tidak diketahui oleh siapapun, kecuali Allah SWT...✌️
Ketetapan Allah SWT kepada setiap makhluk-Nya sejak zaman manusia diciptakan, meliputi baik dan buruk nasib, hingga bagaimana hidup dan matinya manusia.
Jadi dapat dikatakan bahwa apa yang akan, sedang dan sudah terjadi di hidup manusia itu semuanya sebenarnya sudah digariskan oleh Allah SWT...🤫
Pada akhirnya menyesal karena telah menyia²kn org yg dgn tulus mencintaimu apa adanya...😥😰
Terlebih jika kalian tidak dapat bersama karena beragam alasan tertentu. Misalnya saja karena perbedaan ataupun masalah lainnya yang akhirnya membuat kalian memutuskan pergi ke jalan masing-masing.
Namun sekali lagi keadaan menuntut kalian agar satu sama lain benar-benar mengikhlaskan karena tak bisa bersama.
Ketika kamu sudah bisa merelakan segala sesuatu yang kamu senangi, di situlah kamu sudah belajar ikhlas.
Belajar untuk merelakan dan ikhlas akan membuatmu lebih dewasa dan mampu kembali menatap masa depan tanpa beban masa lalu...🤧😭