NovelToon NovelToon
Jalan Menuju Balas Dendam

Jalan Menuju Balas Dendam

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Spiritual / Matabatin / Iblis / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: A.J Roby

Aldi remaja yang masih menyimpan kepedihan atas meninggalnya sang bapak beberapa tahun lalu. Dirinya merasa bapaknya meninggal dengan cara yang janggal.
Kepingan memori saat bapaknya masih hidup menguatkan tekadnya, mengorek kepedihannya semakin dalam. Mimpi-mimpi aneh yang melibatkan bapaknya terus mengganggu pikirannya hingga dirinya memutuskan untuk mendalami hal ghaib untuk mencari tahu kebenarannya.
Dari mimpi itu dirinya yakin bahwa bapaknya telah dibunuh, ia bertekad mencari siapapun yang menjadi dalang pembunuhan bapaknya.
Apakah benar bapaknya dibunuh?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon A.J Roby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ajakan Dimas

Beberapa minggu berlalu, pikirannya sibuk menggali sosok Cokro. Pasalnya siapa dan mengapa orang ini menyerang bapaknya. Bahkan keberadaan Cokro pun ia belum mendapat gambaran apapun. Aldi hampir frustasi memikirkan hal itu. Ia sedang bersama Suro dan Melati malam ini setelah videocall dengan Ines.

“Kira-kira siapa Cokro itu menurutmu?” Ucap Aldi

“Aku ndak tau mas” Sahut Melati

“Aku tanya Suro”

Melati kesal sambil memonyongkan bibirnya.

“Aku sendiri juga tidak tahu Al. Tapi yang jelas Suro itu dukun dengan tingkatan tinggi” Ujar Suro

“Kok bisa?”

“Dia bisa mengirim santet atas permintaan orang lain. Dia juga punya peliharaan makhluk halus”

Aldi mengangguk paham. Ia jadi lebih hati-hati saat ini, karena tidak menutup kemungkinan Cokro akan menyerangnya kapan saja. Mungkin Firda adalah korban sekaligus kode bagi Aldi bahwa serangan yang lebih besar akan datang.

Keesokan harinya pagi-pagi ia langsung menuju ke kantin untuk sarapan, di sana ada Dimas dan Riki yang sedang menikmati sarapannya. Tanpa aba-aba Aldi langsung duduk dan menyomot salah satu kerupuk milik Dimas.

“Pesen sendiri woi!” Seru Dimas sambil menahan kesal

Aldi dan Riki hanya tertawa.

“Panjang umur kowe, baru aja diomongin langsung datang” Seru Riki

“Hah? Gimana Rik?” Balas Aldi yang tak paham.

“Kan bentar lagi liburan, Dimas mau ngajak ke rumah mbahnya”

Riki menoleh ke Dimas memberi kode untuk berbicara. Dimas menghabiskan suapan terakhirnya terlebih dahulu.

“Aku udah lama ndak kesana. Ibuku nyuruh kesana katanya mbahku kangen” Ujar Dimas

“Terus ngapain ngajak aku sama Aldi buat ikut?” Sahut Riki

“Aku takut kalau malam, serem njir”

“Lanang kok penakut!” Celetuk Aldi

“Tapi emang beneran serem asu! Ayo makanya ikut biar rasain sendiri” Kesal Dimas

“Gimana Al? Temenin apa ndak enaknya?” Ujar Riki

“Aku sih yes, tapi minta ijin sama ibu dulu” Balas Aldi

“Sama, soalnya kalau ndak dapat ijin ndak berkah” Timpal Riki

“Oke aman, minggu depan kita berangkat”

Mereka melanjutkan sarapan di pagi hari yang syahdu. Kegiatan di sekolahnya hanyalah lomba-lomba antar kelas karena ujian akhir semester ganjil telah selesai.

Kebetulan dirinya tidak mengikuti lomba apapun, Aldi memang terlalu malas untuk berpartisipasi. Ia tak ingin dirinya menjadi pusat perhatian, walaupun beberapa kali secara tidak sengaja ia menjadi pusat perhatian satu sekolah.

Ia hanya mengikuti lomba kebersihan kelas karena memang semua anggota kelas diwajibkan untuk berpartisipasi. Aldi sigap mengambil lap kain beserta semprotan pembersih jendela. Dengan cepat jendela depan ia bersihkan lalu beralih ke jendela belakang kelas.

Agil sebagai ketua kelas bertugas memindahkan bangku-bangku di dalam kelas agar mudah untuk dipel. Namun sebelum dipel ia berinisatif untuk membersihkan atap plafon kelas dari debu yang membandel.

“Dhe, Aldi kemana?” Tanya Agil ke Dhea teman sekelasnya

“Bukannya tadi bersihin jendela? Ndak tau kemana” Balas Dhea

“Ham, cariin Aldi dong!” Seru Agil

Agil sendiri kesulitan untuk menggapai plafon kelas karena tinggi badannya. Aldi termasuk siswa tinggi, karena itu ia selalu dimintai tolong untuk bersih-bersih. Ilham yang mendengar itu langsung berinsiatif untuk mencari Aldi, ia berkeliling kelas dan menemukan Aldi sedang duduk santai di atas dahan pohon mangga di belakang kelas sambil mengupas mangga dengan cutter.

“Woi Al!”

Aldi terkejut hingga hampir jatuh dari pohon mangga, namun relfeknya menjadi lebih baik sekarang. Aldi sendiri paham maksud Ilham mendatanginya sehingga ia memberikan gestur menutup bibirnya dengan satu jari.

“Mau?” Tawar Aldi sambil mengupas mangga

Ilham yang imannya lemah tanpa tedeng aling-aling langsung memanjat pohon menghampiri Aldi. Ilham mengambil satu potongan mangga yang baru dikupas.

“Asem banget asu” Ucap Ilham sambil menahan ekspresinya.

“Yaiyalah wong itu mangga muda” Sahut Aldi tertawa puas.

Aldi lalu mengupas mangga yang baru lalu memakannya bersama Ilham, yang satu ini manis. Sekitar lima mangga bahkan lebih mereka habiskan berdua.

“Ini ndakpapa kita makan mangga punya sekolah?” Tanya Ilham yang sudah habis tiga mangga

“Aman lah daripada mangganya dimakan codot. Mending kita yang cosplay codot”

Tak lama Agil dan Dhea datang dengan membawa sapu. Raut wajah mereka sudah tercermin sebuah rasa kesal yang lama terpendam.

“Pantesan dicariin ndak ada, ternyata jadi codot” Ujar Dhea sambil memainkan sapunya

“Hehehe damai” Balas Aldi sambil memberi gestur dua jari perdamaian.

Mau tak mau Aldi dan Ilham turun dari pohon mangga. Tak lupa Dhea memberi kenang-kenangan berupa tabokan tepat mengenai bokong Aldi dan Ilham menggunakan sapu. Akhirnya mereka berdua membersihkan plafon.

Keduanya bersemangat membersihkan plafon karena telah mendapat suntikan tenaga dari mangga yang tadi mereka makan. Selesai membersihkan plafon keduanya duduk di depan kelas sambil mengipasi badannya yang penuh keringat. Tiba-tiba Dhea mendatangi mereka membawa dua cup es teh

“Nih” Ujar Dhea sambil memberikan es teh

“Wihh makasi banyak Dhea” Balas Aldi antusias

“Sama-sama” Dhea seraya tersenyum manis

Aldi membalas senyuman Dhea dengan tulus, tanpa sadar Ilham terus memperhatikannya dengan tatapan mencurigakan.

“Apa anjing?!” Ujar Aldi saat menyadari ia ditatap aneh oleh Ilham

“Dhea cantik Al, sikat aja” Balas Ilham dengan senyum mencurigakan.

“Matamu!”

Ilham lalu pergi ke kamar mandi meninggalkan Aldi sendirian. Jika dipikir-pikir Dhea memang cantik, kulitnya putih dengan pipi yang cabi menambah kesan imut. Tapi pikiran itu langsung ditepis oleh dirinya sendiri. Aldi mengambil rokok beserta koreknya di dalam tas lalu pergi ke dalam gudang.

Sementara pekerjaan lainnya telah diambil alih oleh para perempuan di dalam kelas. Pekerjaan angkat-angkat barang dan pekerjaan berat lainnya telah dilaksanakan oleh siswa laki-laki sehingga mereka bisa bersantai.

Sesampainya di dalam gudang Aldi duduk santai lalu menyalakan sebatang rokok ditemani es teh pemberian Dhea. Tak lama Kong menghampirinya.

“Melati mana?” Tanya Kong

“Ndak ikut dia”

Kong tampak sedikit kecewa. Aldi memandang Kong degngan ekspresinya tampak cuek menikmati es tehnya.

“Al”

“Apalagi sih?!” Ketus Aldi

“Minta rokok”

Aldi lalu memberikan satu batang rokok filternya.

“Yang kretek aja”

“Udah minta, masih aja rewel” Dengus Aldi

Untungnya Aldi masih menyimpan rokok kreteknya pemberian Fikri. Mereka berdua bersantai di dalam gudang layaknya seorang sahabat yang beda alam.

“Gangguan dari dukun itu masih ada apa ndak?” Tanya Aldi

“Dukun itu sudah mati”

Deghh

Aldi sejenak berhenti, ia terkejut ternyata benar yang dikatakan Pak Jo tempo hari terkait serangan dukun yang berbalik. Langsung terlintas dalam pikirannya bahwa nenek Lampir suruhan Cokro yang dilenyapkan oleh Melati.

“Apakah semua dukun akan mati jika serangannya dikembalikan?” Tanya Aldi lagi

“Tidak semua Al, ada dukun yang ilmunya tinggi”

Ia merenung sejenak. Pikirannya menganalisa, Kong dan Suro mengatakan hal yang sama. Cokro masih ada kemungkinan hidup. Ini kabar baik sekaligus buruk untuknya. Baiknya adalah ia bisa membunuh Cokro dengan kemampuannya serta mencari tahu motifnya. Sedangkan buruknya ia harus meningkatkan kewaspadaan karena bisa saja dirinya yang akan diserang terlebih dahulu.

Setelah puas berbincang dengan Kong Aldi bergegas keluar gudang untuk kembali ke kelas.

“Al”

Aldi menoleh

“Besok jangan lupa ajak Melati kesini” Ujar Kong sambil tesipu malu

Aldi hanya memutar bola matanya dengan malas lalu bergegas keluar. Saat berjalan melewati kantin ia melihat Ines sedang berbincang dengan seorang laki-laki. Ia tak kenal sosok itu tapi nampaknya Ines begitu bersemangat saat berbincang. Ia tak ingin ambil pusing dan membiarkannya begitu saja karena pikirannya masih berkecamuk.

Sesampainya di kelas ia sudah ditunggu oleh teman-temannya untuk foto bersama.

“Yang ditunggu akhirnya datang” Ujar Agil

Mereka lanjut berfoto bersama untuk dokumentasi setelah bersih-bersih kelas, nantinya foto itu akan dikirimkan ke panitia sebagai penilaian. Agil mengumpulkan teman-temannya setelah sesi foto selesai.

“Besok kita tanding futsal, Final sisa satu pertandingan lawan kelas IPS. Jangan sampai kalah! Aku minta tolong sama ceweknya buat datang ke lapangan futsal, semangatin cowok-cowok!” Ujar Agil

Para siswi kompak mengiyakan permintaan Agil.

“Al besok bawa sepatu futsal” Ujar Agil

“Loh kok aku? Bukannya udah pas timnya?” Tanya Aldi

“Rifki tadi ndak masuk, dia habis kecelakaan jadinya kita butuh tambahan orang”

“Emangnya kok bisa dia kecelakaan?” Sahut Aldi

“Ditabrak emak-emak yang sen kanan belok kiri” Celetuk Ilham

Aldi menahan tawa akibat celetukan Ilham, tentunya tidak etis menertawakan temannya yang tertimpa musibah. Tapi penyebab dari musibah itu sungguh membagongkan. Aldi akhirnya setuju dengan perintah ketua kelasnya. Sebenarnya ia tak begitu jago dalam main futsal, tapi jika disuruh bermain ia bersedia saja karena ia juga sering bermain futsal bersama teman-temannya.

“Semangat ya Al” Ujar Dhea sembari memberi dua jempolnya

Angin pelan menerpa wajahnya, membuat pipinya kian memerah. Aldi bingung untuk membalasnya sehingga ia terlihat salah tingkah. Satu kelas menyorakinya. Sama halnya dengan Aldi, Dhea sendiri tampak tersipu malu saat teman sekelasnya, diriny tersenyum canggung sembari menutup bibirnya dengan tangan.

1
Marss256
Banyakin aksi Melati thor
Was pray
lah isi suratnya apaan? para pembaca disuruh mengira Ira sendiri kah?
A.J. Roby: Seperti biasa, jawabannya kita cari tahu di bab selanjutnya😁
total 1 replies
Venaaaaa
Keren
A.J. Roby
Haloo para readers, semoga novel ini dapat dinikmati bersama. Pengalaman horor yang pernah author alami juga dituangkan di dalam novel ini. Semoga para readers suka


Kritik, saran dan masukan dari para readers sekalian sangat berarti bagi author, mengingat ini adalah karya pertama dari author. Happy reading😁
Was pray
suro dan melati gak mengawal Aldi ke balai desa kah? sehingga kemunculan pocong tengkorak gak terdeteksi
A.J. Roby: Mari kita cari tahu jawabannya di bab berikutnya😁
total 1 replies
Yudha Sukma
ditunggu updateannya thor
Tsumugi Kotobuki
Kapan ni thor? Seperti sudah lama sekali gak ada updatenya, rindu aksi si tokoh utama!
A.J. Roby: Haloo kak, terimakasih telah membaca cerita author yaa. InsyaAllah author akan udpate setiap hari kalau ga ada urusan mendadak. Tunggu terus update selanjutnya yaa
total 1 replies
Mưa buồn
Penulis luar biasa.
A.J. Roby: Terimakasih kak, semoga suka dan terhibur yaa
total 1 replies
LOLA SANCHEZ
Ngakak sampai sakit perut 😂
A.J. Roby: Terimakasih kak, semoga selalu terhibur dan tunggu update selanjutnya yaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!