NovelToon NovelToon
Korban Perceraian

Korban Perceraian

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Cerai / Keluarga / Ibu Tiri
Popularitas:6.8k
Nilai: 5
Nama Author: Muliana95

Kata orang, roda itu pasti berputar. Mereka yang dulunya di atas, bisa saja jatuh kebawah. Ataupun sebaliknya.
Akan tetapi, tidak dengan hidupku. Aku merasa kehilangan saat orang-orang disekitar ku memilih berpisah.
Mereka bercerai, dengan alasan aku sendiri tidak pernah tahu.
Dan sejak perceraian itu, aku kesepian. Bukan hanya kasih-sayang, aku juga kehilangan segala-galanya.
Yuk, ikuti dan dukung kisah Alif 🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muliana95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Niat, Kepulangan Haris

Keesokan harinya Haris dan Nanda memilih pulang ke kampung mekar sari. Karena, keduanya gak mau jika mereka merasa bahagia atas kehilangan Neli.

Lagipula, Haris juga gak mau namanya semakin buruk di kampung, tanah kelahirannya.

Begitu sampai di halaman depan rumah ibunya, beberapa orang tetangga dengan penasaran mendekati mobil yang dikendarai Haris.

"Jeleknya." kesan yang pertama keluar dari mulut Nanda.

"Tapi, jika dijual lumayan kan?" kekeh Haris.

Haris turun melalui kursi pengemudi. Tak lupa, kaca mata bartender di matanya, juga sepatu mengkilap yang semakin mendukung, atau memperjelas jika ia merupakan orang berada.

Di sebelahnya, Nanda turun dengan baju terusan yang terlihat elegan. Dia juga memakai tas yang harganya jutaan rupiah. Tak lupa sepatu hak tinggi semakin menambah kesan, jika ia orang kaya.

"Haris ... Kamu kembali." ujar istri mamang yang sempat menolong Alif. Bahkan, wajah yang dulu menatap cemooh ke arah Alif, berubah tiga ratus enam puluh derajat, saat memandang Haris.

"Eh, kak Salmi ... Apa kabar kak?" tanya Haris basa-basi. Dia bahkan mencium tangan perempuan itu, sehingga membuat orang tersebut bangga, terbukti dengan hidungnya yang kembang kempis.

"Nih kak, sedikit oleh-oleh dari kami." Nanda membuka pintu kursi penumpang, dan mengambil bolu yang viral dari kota yang sempat dilewatinya.

"Terima kasih banyak ya, walaupun kalian udah kaya, tapi tak melupakan mantan tetangga. Nanti, biar kak Salmi yang anterin kamu ke makam bu Neli." ujar Salmi dengan wajah berbinar.

Tak hanya Salmi, beberapa orang lain juga mendapatkan oleh-oleh yang sama. Karena dalam perjalanan tadi, baik Haris ataupun Nanda, sengaja membelikan banyak bolu.

Haris membuka handle pintu, terkunci. Dia berdecak kesal, apalagi tetangga mengatakan jika kuncinya, mungkin saja dibawa Alif, saat dijemput oleh ibunya.

Namun, Haris teringat jika jendela dulu saat dia masih tinggal disini. Dia kerap kali masuk ke rumah lewat jendela belakang. Karena dulu, dia sering pulang larut malam, dan tentu saja, Neli sudah tidur pulas.

Namun dugaannya salah, jendela yang dulu mudah dibuka sekarang sudah di kunci rapat dari dalam. Dan itu berhasil membuatnya emosi.

Nanda sendiri sekarang bertandang ke rumah Salmi. Karena wanita itu sibuk mengajak Nanda agar mau beristirahat di rumahnya. Semula Nanda hendak menolak, namun saat melihat Haris yang kesusahan membuka jalan masuk ke rumahnya, akhirnya Nanda mengikuti Salmi.

Di tempat lain. Nila yang baru saja pulang dari pesta sepupunya langsung menuju ke rumah Neli. Dia tidak sabar untuk menemui orang kaya baru itu. Apalagi, menurut info yang didapatkannya Haris pulang membawakan mobil, serta memberikan para tetangganya masing-masing satu bolu viral serta mahal itu.

Begitu tiba, tak ada seorang pun disana, hanya ada mobil saja di halaman.

Nila hendak mengintip ke dalam mobil, akan tetapi bunyi alarm dari mobil membuatnya terperanjat kaget. Dan Haris, yang masih berada di belakang rumahnya langsung berlari, mendekati mobilnya.

"Bu Neli, nyentuh mobilku?" tanya Haris dengan nada yang tidak enak di dengar. Bukan bertanya, lebih tepatnya menuduh.

"Ah, aku pikir didalam sana ada istrimu, namun saat mengintip tadi, tak sengaja tangan ku kena handle pintu." Neli menggaruk tekuknya.

Haris hanya geleng-geleng kepala.

"Bu Nila, tahu dimana alamat rumah ibunya Alif?" tanya Haris, karena teringat akan rumah yang tak kunjung bisa dibuka.

"Ibunya tinggal di desa cendana. Aku tahu rumahnya, apa harus aku antar?" tawar Nila.

"Tak usah, biar nanti aku aja kesana."

"Kamu pasti mau menjenguk Alif ya? Sebenarnya, aku juga agak gimana ya ngomong sama kamu. Tapi, sepertinya Alif gak bahagia disana. Karena saat itu, aku lihat Misna seperti terpaksa membawa Alif bersamanya," Nila mencoba jadi kompor, bahkan suaranya sedikit berbisik. "Lagipula kan kamu tahu sendiri, selama hidup dengan al-mahri yang aku ibumu Alif itu kekurangan, beruntung karena aku ibu rt, jadi hampir setiap hari aku memberikan ia uang jajan. Kan, kamu tahu sendiri, bagaimana kesusahannya ibumu." jelas Nila.

"Jadi sekarang, ibu mau aku menggantikannya?" tebak Haris dengan senyuman sinis.

"Eh bukan, bukan begitu." tangan Nila terangkat, dan melambai-lambai. "Tapi, kalo kamu memaksa sih, gak apa-apa." lanjutnya.

Haris mengeluarkan sepuluh lembar uang merah dari dompetnya. Sebenarnya ia tahu jika Nila gak mungkin melakukan apa yang dikatakan sebelumnya. Namun, karena Nanda dan Haris memang berniat untuk pamer kekayaan, makanya ia rela merogoh dompetnya.

"Apa ini cukup?" tanya Haris, meletakkan uang tersebut di tangan Nila.

"Cukup, bahkan lebih dari cukup." mata Nila seperti hendak keluar dari tempatnya.

Di rumah sebelah, Nanda disuguhkan minuman serta gorengan yang sengaja Salmi beli, di pinggir jalan depan sana. Ia ingin, Nanda merasa nyaman di rumahnya.

"Kalo capek duduk, sebaiknya dik Nanda berbaring saja. Apalagi, sedang hamil muda kan? Biasanya, pinggang kita sering sakit." ujar Salmi duduk di samping Nanda.

Nanda memalingkan wajahnya, aroma tubuh Salmi sedikit mengganggu indra penciumnya.

Akan tetapi Nanda harus bersabar, karena ia harus membangun kesan baik sama tetangga Haris. Karena tujuan utama ia kesana ialah, menjual rumah peninggalan Neli.

"Oya, kak Salmi tahu gak? Selama ini, ibu mertuaku barang kali ada hutang yang belum di bayar." tanya Nanda.

"Gak ada, setahu mamang gak ada. Karena sebelumnya, nenek Neli selalu mengatakan, jika ia enggan berutang pada siapapun. Dia takut, kalau-kalau ajalnya tiba, dia tidak sanggup melunasinya, dan dia juga gak mau membebani Alif dalam hal itu." ujar mamang yang kebetulan baru tiba.

Tadi, saat di dia sedang melepaskan sepatunya, dia mendengar suara perempuan yang di duga istri Haris menanyakan hal itu.

Kenapa dia bisa tahu, jika itu istri Haris. Karena dalam perjalanan pulang tadi, mamang di cegat di warung, untuk menanyakan tentang istri Haris yang bertamu ke rumahnya.

Salmi melototi matanya, padahal dia berencana memberitahu Nanda, jika Neli pernah berutang padanya. Dengan begitu, dia akan mendapatkan sedikit keuntungan.

...🍁🍁🍁...

"Alif, tolong siram bunga, kalo kamu selesai nyapu." teriak Misna dari dalam kamarnya.

Semenjak ada Alif disana, Misna seperti mendapatkan pembantu gratis. Namun, sayangnya pembantu itu, tidak bisa bekerja selama dua puluh empat jam.

Karena, apabila Faisal tahu itu, dia akan memarahi Misna. Karena menurut Faisal, tak semua pekerjaan rumah harus di lakukan oleh Alif saja.

Ia juga ingin, Raffa berkontribusi, misalnya Raffa bisa memberekan mainnya ataupun ataupun, menjaga adiknya. Tak melulu, semua Alif sendiri.

"Bu, sekarang aku udah boleh makan?" tanya Alif, setelah menyiram seluruh bunga dan tanaman seperti perintah ibunya.

Misna memutar menatap Alif sejenak, kemudian dia kembali beralih ke ponsel yang ada di tangannya.

"Bu ..." ulang Alif.

"Coba lihat baju di mesin cuci, udah jemur apa belum?" tanya Misna.

"Belum ,,," lirih Alif.

"Ya udah sana, jemur dulu." bentak Misna.

Raffa yang ada di ruang keluarga menatap santai ke arah Alif. Karena sekarang, rasa sayang yang dulu semoat di tanamkan oleh Faisal, hilang dengan sedikit hasutan dan juga ancaman dari Misna.

Apalagi, belakangan ini, nenek dari pihak ayahnya kerap datang ke rumah. Selain untuk menekan Misna, sang nenek juga sering mewanti-wanti Raffa untuk tidak pernah berbagi dengan Alif.

Nenek Raffa juga berpesan, apapun yang ada di rumah, merupakan milik Raffa seorang. Termasuk, set pensil warna yang sebelumnya di belikan Faisal untuk Alif.

Semenjak kedatangan Alif kesana, Misna selalu saja tertekan. Selain ia baru saja melahirkan, mertuanya selalu saja datang saat Faisal kerja. Dia selalu berpesan untuk tidak membanding-bandingkan Raffa dengan Alif. Karena sejatinya, Raffa adalah tuan rumah, dan Alif sendiri merupakan barang yang dipungut.

Mertuanya juga sering sekali menekan Alif agar tahu diri, dia di tuntut untuk bisa balas budi pada Faisal. Makanya, saat Faisal pergi, Alif selalu saja di perintah bak budak. Dia di perlakukan semena-mena, dengan harapan Alif bisa keluar tanpa pernah ada pengusiran dari rumah.

1
Giandra
semangat Alif belajar yang rajin kejar prestasi sebaik mungkin masa depanmu akan berjalan dengan baik jikalau kau berprestasi tidak perlu mencari kesempatan tetapi kesempatan itu yang akan menghampirimu.
NurAzizah504
cie, alif. udh mulai ngelirik cewek
NurAzizah504
kasiann udh berpisah
NurAzizah504
dua jempol utk pak de
Wanita Aries
Wah alif udh remaja,, semangat kumpulin uang utk kuliah
NurAzizah504
3 A nih ceritanyaa
Muliana: Wah, bisa kebetulan gitu /Chuckle/
total 1 replies
NurAzizah504
terima aja dulu, sambil jualan terus biar ada pemasukan
Muliana: Takut, jika orang lain juga akan membuangku, sama seperti kedua orang tuaku
total 1 replies
NurAzizah504
oalah, berarti alif gatau yaa
Muliana: Iya, andai dia tahu, mungkin udah di amankan
total 1 replies
NurAzizah504
/Sob//Sob//Sob/
Muliana: /Sob//Sob//Sob/
total 1 replies
NurAzizah504
haris, kamu kemana sih pas pembagian hati?
Muliana: Kayaknya dia tidur deh
total 1 replies
NurAzizah504
padahal dulunya ga mau ngaku ibu. cih
Muliana: Harta, harta
total 1 replies
R 💤
Gak usah takut lif wkwk, wah jadi ingat dulu waktu SMK juga ikut tinggal di lingkungan sekolah huhuhu....
Muliana: Wah, kok bisa?
total 1 replies
R 💤
sedihhhh bgtttt pastii
Muliana: Sangat /Sob//Sob/
total 1 replies
Teteh Lia
Aku paham apa yang kamu rasakan. aku pun pernah dan sering merasa seperti itu.
Muliana: Sakit gak sih? Sabar ya ...
total 1 replies
Teteh Lia
Sabar Alif, udah banyak sabar juga sebenarnya.
Muliana: Iya, gak tahu sampai kapan Alif bisa sabar
total 1 replies
Giandra
semoga sukses Lif ujianmu membuat dirimu semakin kuat menjalani hidupmu yang keras mulailah menata kembali membuka jalanmu menuju keberhasilan tetap semangat jangan menyerah.
Muliana: Karena telah jatuh berulang kali, semoga kamu bisa menjadi versi terbaik untuk dirimu dan orang sekitarmu
total 1 replies
Zenun
Alif susah biasa menemukan hal. menyeramkan dalam hidup nya. Jadi dia gak tau apa itu takut😁
Muliana: Karena udah kebal
total 1 replies
Zenun
hanya bisa tarik nafas
Muliana: Dan berucap istigfar
total 1 replies
Wanita Aries
Semangat alif utk sukses
Muliana: Doakan aku /Heart//Heart/
total 1 replies
Santai Dyah
gereget juga kasian arif
Muliana: Aamiin, otw ya /Heart/
Santai Dyah: satu Malam dengan kakak ipar smoga kita bisa sukses bersama Amin
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!