NovelToon NovelToon
END

END

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Cinta Murni / Romansa / Tamat
Popularitas:27.1k
Nilai: 5
Nama Author: Tomoe

Adena, gadis ceria yang menyukai seorang Melviano Gavin Wajendra.Pria tampan dengan sejuta prestasi.Pria yang ia sukai sejak bangku SMP.

Ia kira,cinta pertamanya akan sirna ketika ia menginjak bangku SMA. Namun, nyatanya takdir mempertemukan mereka kembali sebagai teman satu kelas bahkan menjadi tablemate.

Cinta monyetnya kini makin berkembang bahkan sampai suatu hari ia menyatakan perasaannya pada pria itu.

Namun sayang seribu sayang ia harus mendapatkan penolakan keras dari pria yang ia sukai.

Apalagi ketika munculnya kedatangan gadis yang disukai Gavin.Hal itu mampu membuat Adena makin dilanda kesusahan mendapatkan hati pria itu.

Apakah Adena dapat bertahan dengan perkataan pedas Gavin dan tetap memperjuangkan cintanya?

Semoga saja ia bertahan...

Ya.

Semoga saja Adena mampu bertahan...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tomoe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

[ E N A M B E L A S ]

Seperti biasa, tiada hari tanpa mengejar pujaan hati tercinta.

Lihat saja.

Kini Adena tengah mencuri kesempatan memegang tangan pria itu.

Gavin yang memang sedaritadi merasa risih segera menepis kasar tangan Adena.

Ia memang tak bermaksud menyakiti gadis di sampingnya tapi tingkah gadis itu memang sudah kelewatan.

Adena yang mendapatkan tepisan kasar itu sontak terkejut. Ia menatap Gavin dengan tatapan terkejut. Baru kali ini pria itu memukul tangannya dengan sangat kuat padahal biasanya pria itu hanya sering melontarkan kata kata tak mengenakan hati atau membuang barang pemberiannya.

"Gav-"

"Kamu bisa nggak, jangan dekat dekat dengan saya? Kamu tidak malu dilihatin banyak orang? Kamu seperti perempuan gampangan saja yang mau di sentuh sentuh. Tahu jaga diri , dong. "Ucapnya dengan nada suara pelan membuat Adena diam tak berkutik.

Baru saja ingin bersuara Adena segera mengatupkan kembali mulutnya saat melihat Gavin yang sudah pergi mencegat seorang gadis yang baru saja masuk ke dalam kantin.

Netranya terus mengikuti pergerakan kedua sejoli itu apalagi melihat Gavin yang sengaja mengusap puncak kepala setelah melihat sekilas dirinya.

Menggigit bibirnya kesal, ia segera memalingkan pandangannya dan mulai menghabiskan makanannya.

°°°

"Aw! Ssshhh... sakit." Erang Gavin kala mendapatkan cubitan di pinggangnya.

"Tumben tumbenan kamu datang sambil senyam senyum ke kakak? Cewek mana lagi yang kamu buat cemburu huh?" Ucap Aleyah menatap garang Gavin.

Gavin lantas terkekeh lalu melepas rangkulannya pada bahu kakak sepupunya itu." Maaf. Ini aku lepasin rangkulannya. Udah, kan? Galak amat jadi cewek. "Gerutunya dibalas dengusan oleh Aleyah.

Aleyah segera memakan camilannya sesekali menyodorkannya pada Gavin.

"Jadi. Sudah ketemu orangnya?"

Kening Gavin mengerut namun segera mengendur. Ia mengangguk membuat langkah Aleyah terhenti.

"Beneran?"

"Iya, kak."

"Tapi kan-"

"Aleyah."

Mendengar teriakan dari arah belakang, Aleyah dan Gavin segera membalikkan badan.

"Sayang!" Pekik Aleyah segera menjauhkan badannya dari Gavin dan memeluk tubuh sang kekasih.

Gavin yang melihat hal itu lantas tersenyum tipis membalas senyuman kekasih sang kakak.

"Kamu kemana aja sih? Aku tadi ke kelas. Udah makan?" Tanya pria itu sambil mengusap pipi Aleyah membuat wanita itu tersenyum lebar.

Kedua sejoli itu segera pergi meninggalkan Gavin sendirian setelah berpamitan.

Gavin yang memang sedaritadi menonton kemesraan keduanya segera meredupkan senyumannya kala melihat kedua sosok itu sudah pergi.

°°°

Baru saja memasuki kelas, suasana hati Gavin yang memang sudah rusak makin rusak saat melihat Adena , gadis genit yang kini tengah tertidur.

Entah mengapa moodnya seakan akan rusak saja melihat tampang gadis itu.

"Bangun! Bangun. "Serunya membuat gadis itu terperanjat kaget.

"Eh ,Avin. Kenapa panggil aku? "Tanya Adena dengan senyuman manisnya.

"Minggir. "

Adena yang mengerti hal itu segera mengangguk namun berbeda dengan respon anggukannya, tubuhnya malah semakin menghalangi jalan Gavin.

Sambil menopang dagunya, ia lantas tersenyum sangat manis pada pria itu.

"Aku bakal minggir kalau kamu mau jadi pacar aku."

"Iya, deh. Sudah puas?"Ucap Gavin dengan ogah ogahan. Pria itu sudah bosan mendengar hal itu sehingga tanpa sadar menerima pernyataan Adena, gadis yang ia benci.

"Minggir sana. Saya mau duduk."

Adena yang mendengar balasan Gavin seketika terdiam mematung tak percaya. Ia lantas menggeserkan kursinya mempersilahkan pria itu duduk.

Berkat pengakuannya yang diterima oleh Gavin, ia bahkan tak sadar lagi dengan waktu dan keadaan sekitarnya. Tau tau saja sudah bel pulang sekolah, untunglah hari ini ia pulang bersama dengan Rafael.

Efek shock berlebihan. Adena tanpa sadar menjalani seharian penuh dengan bengong. Ia bahkan tak sadar bahwa ia senyam senyum nggak jelas sampai sampai ayah, ibu serta adiknya menatapnya dengan pandangan aneh.

°°°

Lain halnya dengan Adena. Kini di mansion keluarga Rey Wajendra , banyak sekali tamu padahal hari sudah gelap namun mansion itu masih ramai karena ada kunjungan.

Gavin yang baru saja melangkah turun pun harus menghela nafas lelah. Ia merasa hari ini tenaganya akan habis mengingat ia sangat membenci kebisingan dan sesuatu hal yang merepotkan dirinya, maklum karena ia seorang introvert sehingga kurang suka.

Baru saja mendaratkan kaki di lantai satu, sebuah bola kini hampir mendarat di wajah tampannya. Untunglah ia dengan gesit menahan bola itu.

"Yah!"

Suara kecewa terdengar.

Gavin lantas mendengus lalu melempar kembali bola pada Hito yang sudah melangkah mendekatinya.

"Sudah lama tidak bertemu, Melvin. "Seru Vero yang muncul bersamaan dengan Bram dari arah belakang.

"Ya, sudah lama. "Balasnya.

Melihat Gavin yang melangkah menuju halaman belakang , ketiganya lantas mengikuti pria itu.

Sesampainya di gazebo, keempatnya langsung duduk lesehan "Sudah setahun lebih ya kita tidak kumpul bareng ." Ucap Vero.

Hito dan Bram yang mendengar hal itu mengangguk setuju.

"Bagus dong. "Celetuk Gavim membuat ketiganya mendengus kesal.

Hito yang tadinya menikmati cemilannya segera melemparkannya pada gitar Gavin yang kebetulan tengah di pegang pria itu."Kalau saja lo nggak minta orang tua kita, pasti kita di sekolah yang sama."

"Iya, tuh. Gara gara lo , kita jadi jarang ngumpul."Sambung Vero.

Netra Gavin segera beralih kepada dua cowok itu." Nggak satu sekolah juga, tiap bulan kalian sering ngapel ke rumah saya. Jangan kayak bocah, deh. Ya, kan Bram?"

Bram yang ditanya mengangguk angguk setuju saja.

"A'elah, suara lo dikemanain? Nggak ha he ho dikit, napa. Seret gue lihatnya, Bram."

"Suara suara saya, jadi terserah saya. Kalau seret, gih minum air sana."

Dengusan pun keluar, Hito lantas kembali membaringkan tubuhnya.

Vero yang mendengar hal itu malah tertawa. Netranya segera beralih ketika melihat Magnus dari kejauhan.

"Eh, itu Magnus ,kan?" Tunjuknya membuat ketiga pria itu menoleh.

"Ih astaga, adik lo Gavin! Kecentilan parah, tunangannya nggak marah , deh liat tingkahnya?"

Gavin malah menggedikkan bahunya acuh." Palingan bentar lagi muncul."

Vero pun lantas mengangguk mengerti. Lain halnya dengan Vero, kini Hito tengah menatap raut wajah Bram yang tengah muram.

Lihat saja, pria itu sudah mengepalkan tangannya sampai sampai buku buku jarinya memutih. Bahkan rahangnya terlihat mengetat menahan gejolak rasa cemburunya yang membubung tinggi itu.

Gavin yang memang tahu akan terjadi hal seperti ini lantas menyibukkan diri dengan gitarnya dab membiarkannya saja.

Disana Kayla tengah bermesraan dengan sang tunangan sedangkan Magnus yang tadinya bersama Kayla kini sudah menghilang entah kemana dan membiarkan kedua sejoli yang tengah di mabuk asmara itu.

Tak tahan melihat hal itu, Bram lantas berbaring lalu mulai menyibukkan diri dengan handphonenya.

"Gara gara lo, sih. Liat tuh, wajah Bram udah muram saja."Dumel Hito dengan bisikan pada telinga Vero.

Vero yang mendengarnya lantas mengusap tengkuknya, merasa bersalah karena membuat mood Bram rusak.

1
Maya
⅝ .a
jenny ayu
👍👍👍
Dewi Khanza
buat adena pergi ninggalin gavin thor,,, buat apa suka sama cowok gk tau diri udah tau nora gk mau masih aja di paksa,,,
enjouecollectif
Tuh kan bersambung :( aku nungguinnya kaya nunggu doi yang turun dari langit #Ea sehari berasa seribu tahun~
flower bean
lanjut author sayang 🤣
booksand peonies
Keren kak 🤩🤩 Semangat terus...
Cakrabirawa Tarihoran
next lanjut pliss up up
Prasetya Wibowo
Aku pengen bisa buat cerita kaya kamu Thor. Kamu selalu bikin orang-orang bahagia karena karyamu dibaca orang lain :)
SecretFruity
Fix ceritanya bikin aku kecanduan buat terus baca huah
Respati Wijaya
Huft kok udah abis aja? Yok di next bab lanjutannya yok..
Dewi Khanza
buat adena menjahui gavin thor biar gavin merasa kehilangan
SquigglyMunchkin
Ceritanya menarik, tinggalkan jejak dulu ^^
Dewa Yunani
Sumpah! Sampai lupa waktu bacanya!
Winda Utami
Yo ayo thor! aku selalu mendukungmu dalam doa hehehe
Gadis Sandman
Semangat kak..., ditunggu lagi up terbarunya😊💪🙏
yohan: Terimakasih
total 1 replies
Dewi Khanza
buat adena jangan ngejar2 davin thor
Selamat Saint
Kok ya aku digantung sih…? Lanjut ga thor?! Lanjut ya? Haha
DavidTheDancer
Lanjut dong Thor! Aku mah nangis kalau cerita ini gak lanjut :(
yohan: lanjut kok ceritanya
bersabar ya🤗
total 1 replies
Riri Dwi
nunggu up nya lama,munculnya sedikit🙄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!