Memang semua sudahlah takdir sang ilahi.
Azmia atau biasa di panggil Mia tanpa ada aba-aba tiba-tiba dia harus menggantikan pernikahan Kakaknya dengan terpaksa dia harus menjadi peran pengganti Kakaknya.
Akankah Azmia bahagia dengan pernikahannya dan bisa menjalankan perannya sebagai peran pengganti Kakaknya.
Jangan lupa untuk membaca kisah Azmia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon surya mafaza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 16
Setelah semalam menunggu sang mantan kekasih kini Alby berpamitan pulang terlebih dulu untuk mengganti pakaiannya.
"Al, kamu kembali ke sini lagi kan?" tanya Elvina. Dia takut Alby tidak kembali lagi terus siapa yang akan menunggunya di RS sedangkan orang tuanya sibuk dengan pekerjaan kini entah ada di mana mereka sering pergi ke luar negeri.
"Iya, nanti aku kembali lagi," jawab Alby kemudian mencium kening Elvina. Dia begitu menyayangi Elvina kalau bukan perjodohan mereka pasti akan bersatu. Tapi ya sudahlah semua sudah suratan takdir. Allah sudah merencanakan pendamping masing-masing.
*
*
*
"Dari mana, Al?" tanya Bunda Sofi.
Alby menoleh ke sumber suara ternyata ada Nyonya besar yang sedang duduk di sofa sambil membaca majalah.
"Bunda." Alby menghampiri Bundanya menyalami sang Nyonya besar.
"Dari mana bersama dia lagi?" Kini suara Bunda sudah naik satu level. Dia sangat kecewa dengan anaknya baru kemarin di bilangin sekarang berulah lagi.
"Elvina sakit, Bun jadi Alby menemaninya di rumah sakit," jawab Alby jujur.
"Apa kamu tidak mikirin perasaan istrimu?" Bunda meletakkan majalah menatap kearah putranya.
"Kasihan Elvina, Bun. Dia hanya sendiri Papinya ada kerjaan di luar," jelas Alby.
"Kamu lebih mementingkan perasaan orang lain di banding perasaan istrimu sendiri. Apa kamu bisa di sebut suami, jika kamu terus begini Bunda akan pisahkan kamu dengan Azmia. Bunda tidak ingin Azmia terus merasakan sakit hati dia berhak bahagia," tegas Bunda. Sebagai perempuan dia juga merasa sakit jika cintanya di duakan.
"Jangan, Bun. Alby tidak ingin berpisah dengan Azmia." Alby duduk di samping Bunda Sofi sambil memegang tangan bundanya memohon agar tak memisahkan dirinya dengan Azmia.
"Bunda akan kasih kamu waktu selama satu bulan jika kamu tidak berubah juga jangan salahkan Bunda jika harus bertindak tegas. Nak, Bunda juga seorang perempuan, Bunda bisa merasakan rasa sakitnya bagaimana jika suami kita membagi cintanya dengan wanita lain," ucap Bunda Sofi sambil memegang bahu Alby.
"Maafin Alby, Bun. Alby membuat Bunda kecewa." Alby mencium tangan Bunda Sofi.
"Buktikan pada Bunda dan Ayah jika kamu adalah imam yang mampu menjadi penuntun bagi makmumnya." Bunda Sofi mengelus lembut kepala Alby.
"Alby janji sama Bunda, Alby akan berubah," ujar Alby.
"Bunda tidak butuh janji, tapi bukti," balas Bunda Sofi.
"Alby masuk kamar dulu ya, Bun," pamit Alby
Bunda mengangguk sebagai jawaban.
*
*
Sampai di kamar Alby langsung membuka pintu tanpa mengetuk terlebih dahulu.
"Astaghfirullah, Mas Alby kenapa masuk tidak ketuk pintu dulu sih," keluh Azmia kemudian meraih hijabnya yang berada di meja rias memakainya dengan asal. Meletakkan kembali sisir yang tadi dia pakai.
Alby tersenyum penuh arti berjalan menghampiri Azmia. Saat Alby ingin meraih hijab itu dengan cepat Azmia menahan tangan Alby. "Mandilah, Mas," ucap Azmia kemudian berdiri dari duduknya menuju ranjang.
Ada rasa kecewa saat Azmia menolaknya, tapi dia juga tidak bisa memaksa. Alby berjalan ke kamar mandi mungkin dengan berendam bisa menghilangkan rasa lelahnya. Lelah badan dan hatinya.
Ucapan Bunda membuat dia harus berpikir kerasa memilih salah satu diantara dua wanita yang ada di hatinya.
Kini istrinya marah karena kelakuannya. Alby di buat galau dengan kehidupan.
*
*
*
Terima kasih reader yang sudah membaca cerita saya, boleh dong author minta tolong beri like dan vote hadiah juga boleh he-he-he biar author semangat up-nya.
Lha kq udah tamat