NovelToon NovelToon
Jadi Janda Karena Berondong

Jadi Janda Karena Berondong

Status: tamat
Genre:Romantis / Berondong / Cintamanis / Tamat
Popularitas:3.6M
Nilai: 5
Nama Author: Poel Story27

Kehidupan rumah tangga Riana baik-baik saja, sampai suatu malam dia tak sengaja bertemu dengan Almeer. Seorang pemuda yang hadir ke dalam hidupnya dan membuat biduk rumah tangganya menjadi kacau.

Rumah tangga Riana tak dapat lagi diselamatkan, setelah suaminya mengetahui Riana sedang mengandung anak dari pria lain.

Bagaimana lika-liku percintaan Riana dan Almeer?
Akankah mereka menemukan kebahagiaan?
Salahkah apa yang Riana lakukan?

Ikuti kisah selengkapnya.

Follow IG : @poel_story27

Cover By : @wnc_design_didesc

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Poel Story27, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mana Mungkin!

Pagi harinya Almeer berangkat ke kantor, wajahnya tampak tidak bersemangat. Karena terpaksa berjauhan dengan Riana selama seminggu kedepan.

"Kak Al. Kau sudah datang!" Seorang gadis menghampiri Almeer sambil tersenyum manja.

Almeer mengeryitkan dahi sambil menatap datar kepada gadis bernama Fenny, yang tak lain adalah putri Tuan Danesh itu.

"Sedang apa kau di sini?" tanya Almeer dingin.

"Karena satu dan lain hal. Daddyku berhalangan untuk pergi melakukan peninjauan proyek bersamamu, jadi daddy memintaku untuk mengantikannya," jawab Fenny menyeringai, menampilkan barisan giginya yang berbehel.

Almeer menghela napas berat, sejak awal dia sudah menebak ada yang tidak beres, karena Tuan Danesh sangat memaksa harus dia yang turun langsung. Dan ternyata tebakannya itu terbukti, semua ini hanyalah akal-akalan Fenny untuk bisa pergi bersamanya.

"Tunggu sebentar, ada berkas yang harus kuambil di ruanganku," ujar Almeer, lalu mengayunkan langkahnya tanpa memberi waktu bagi Fenny untuk menyahut.

"Kak Al, biar aku temani!"

Fenny mencoba mengejar Almeer yang akan masuk ke dalan lift. Almeer menghela napas jengah, lalu berbalik badan.

"Tunggu di sini saja, kataku!" Almeer benar-benar tidak suka dengan cara Fenny yang menurutnya terlalu agresif.

Sejak awal mereka bertemu di salah satu event bisnis, Fenny terus-terusan berusaha mengintilinya, kelakuannya ini membuat Almeer tidak nyaman dan selalu menjaga jarak.

Dia tidak suka gadis pemaksa, dan manja seperti Fenny.

Berbeda dengan Riana. Wanita itu sangat dewasa dan mandiri, yang membuat Almeer jatuh semakin dalam mengaguminya.

Sementara itu Fenny yang ditinggalkan Almeer, memberengut sambil menggerutu kesal.

'Sombong sekali, memangnya aku kurang cantik apa?' rutuknya.

Dia menghentakkan kaki lalu kembali ke kursi yang ada loby, sambil menghunuskan tatapan jengkel kepada karyawan Almeer yang menatap geli padanya.

***

Dalam perjalanan menuju kota tujuan, Fenny hanya bisa memberungut kesal, karena Almeer terus mendiamkannya, padahal sejak tadi dia selalu berusaha mencari topik pembicaraan.

Perjalanan ini terasa menjenuhkan bagi Almeer, karena tidak bisa diakses dengan transportasi udara, sehingga memakan waktu sekitar 6-jam, untuk sampai ke tujuan.

"Kak Al, kita cari restoran dulu, aku lapar!" rengek Fenny.

Almeer mendengkus pelan, meski begitu dia terpaksa menuruti kehendak Fenny, daripada gadis manja itu sakit dan akan membuatnya semakin repot saja.

"Pak, kita cari rumah makan dulu, ya," perintah Almeer pada supirnya.

"Baik, Tuan."

Fenny tersenyum senang karena keinginannya dituruti Almeer. Dan tak lama kemudian mobil mereka pun singgah di sebuah rumah makan, yang menyediakan pendopo-pendopo kecil, sangat cocok bagi orang yang sedang dalam perjalanan jauh, untuk beristirahat sambil menikmati hidangannya.

"Kak, kita di sana saja, ya!" tunjuk Fenny ke arah pendopo yang terletak paling sudut.

Almeer hanya mengangguk, tetap dengan wajah datarnya.

"Kalian cari pendopo lain saja!" perintah Fenny kepada sekretaris dan juga supirnya.

Almeer menggelengkan kepala, sikap semena-mena gadis ini membuatnya sangat frustasi. Ini baru hari pertama, mungkin dia akan kehilangan kewarasan, karena harus menuruti semua keinginan Fenny selama seminggu kedepan.

Belum juga satu menit duduk di pendopo itu, Almeer harus kembali mendengar rengekan Fenny. "Kak Al, kepalaku pusing. Tolong olesi minyak angin."

'Menyebalkan, apa dia pikir aku baby sitter,' erang Almeer geram. Tapi saat ini dia hanya bisa memendam kekesalannya, dan berharap semua ini cepat berakhir.

Bagaimanapun gadis manja itu sekarang sedang menjadi tanggung-Jawabnya, jadi Almeer tidak punya pilihan lain, selain menurutinya. Dia tidak ingin Fenny mengadu yang tidak-tidak pada Tuan Danesh, yang bisa membuat Almeer mendapat teguran keras dari orang-tuanya nanti.

Setibanya di kota tujuan, mereka langsung menuju hotel yang akan dijadikan tempat menginap. Setelah mendapatkan kunci kamarnya, Almeer bergegas pergi meninggalkan loby untuk beristirahat.

"Kak Al, tunggu!" panggil Fenny.

"Apa lagi?" Almeer menekan suara beratnya agar tidak terdengar membentak.

"Nanti sore temani aku jalan-jalan, ya," jawab Fenny menyeringai.

"Astaga, Fenny. Aku sangat lelah, lagi pula tujuan kita ke sini adalah untuk meninjau proyek," tolak Almeer dengan nada frustasi.

"Ya sudah, kau istirahat saja malam ini. Tapi besok malam kau harus menemaniku jalan-jalan," pinta Fenny memaksa.

Almeer mengabaikan permintaan gadis itu, lalu berbalik badan, kemudian mengayunkan langkah dengan cepat menuju kamarnya.

Setelah tiba kamar dan menata barang-barangnya, Almeer segera menuju kamar mandi. Bediri di bawah shower, membiarkan cucuran air itu menghanyutkan rasa jengkel di hatinya, karena harus menuruti permintaan ini dan itu dari Fenny.

Kini setelah selesai mandi, Almeer duduk bersandar di headboard ranjangnya. Dengan tangan yang mulai mengutak-atik ponsel untuk menghubungi Dino.

"Bagaimana kabarmu hari ini, Al?" Dino langsung bertanya setelah mereka tersambung.

"Menyebalkan! Kau tahu? Ternyata semua ini hanya akal-akalan Fenny, seharian aku harus menuruti berbagai rengeken konyolnya itu," umpat Almeer.

Almeer sangat kesal karena gadis itu terus memanfaatkan situasi, bahkan di perjalanan tadi gadis itu sengaja tidur dengan bersandar di bahunya, semua itu mebuat Almeer sangat risih. Karena dia tidak menyukai gadis manja dan pemaksa seperti Fenny.

"Bagaimana kabar Riana?" tanya Almeer, inilah tujuan utamanya menghubungi Dino.

"Di rumahnya, dia aman. Bahkan dia tidak keluar rumah hari ini," jawab Dino.

Almeer memutuskan sambungan telponnya, sekedar kabar baik tentang Riana saja sudah cukup membuatnya tersenyum senang.

Rasanya dia sudah tidak sabar agar waktu cepat berputar, dan hari-hari menyebalkan yang akan dia lewati bersama Fenny cepat berlalu, agar bisa kembali ke Jakarta secepat mungkin untuk bertemu Riana.

'Sedang apa ya dia sekarang? Apa dia juga memikirkanku?' gumam Almeer.

Dia tertawa kecil saat mengingat Riana yang acuh dan dingin itu, bisa sangat berbeda saat di tempat tidur. Atau mungkin kehangatan Riana hanya karena dia sedang dalam pengaruh minuman? Entahlah.

Tapi yang jelas sikap Riana yang acuh itu membuat Almeer semakin tertantang. Berawal dari rasa penasarannya karena Riana adalah seorang istri orang tapi masih gadis, hingga sampai jatuh mengagumi Riana yang begitu mandiri.

Kini Almeer sudah merelakan hatinya untuk terikat pada wanita yang lebih dewasa darinya itu.

Ralat, dialah yang akan mengikat Riana, apalagi jika wanita itu benar-benar tengah mengandung anaknya.

***

Ada yang mengatakan, jika seseorang memikirkan kita di alam bawah sadarnya, maka alam bawah sadar akan mempertemukan kita dengannya. Sehingga tanpa sadar kita akan ikut memikirkannya juga.

Entah pernyataan itu benar atau tidak, tapi itulah yang saat ini Riana rasakan. Bahkan saat ini dia sedang tersenyum sendiri mengingat sikap Almeer yang terlihat begitu protektif padanya.

"Tante melamun, ya!" tegur Kurnia yang melihat Riana tersenyum sendiri. "Tante lagi mikirin apa?" desaknya.

Riana terkesiap. "Nggak ada, tante hanya sedang membayangkan bagaimana kehidupan tante nanti setelah menjadi soorang ibu," bohongnya.

Mana mungkin Riana akan mengatakan jujur, bahwa saat ini dia sedang memikirkan Almeer. Mau ditaruh di mana mukanya, jika ada yang tahu dia sedang memikirkan berondong?

'Nggak, nggak mungkin! Megapa angan-anganku sekonyol ini?' Riana merutuki diri sendiri.

Buru-buru dia membuang jauh-jauh pikiran tentang Almeer. Lagi pula mana mungkin pria muda dan kaya raya seperti Almeer menyukai wanita dewasa sepertinya, pikir Riana.

Bersambung.

1
Sri Puryani
buat keajaiban thor, stlh almeer tdk sibuk jd punya anak thor
Sri Puryani
kau nanti akan menyesal orang tua
Sri Puryani
ortu yg kejam....
Sri Puryani
meskipun zian mengundurkan diri, dia kan sdh punya tab.byk hidup di luar msk naik bus?
Sri Puryani
ortu al kok gt ya, anak perempuannya melahirkan gk bsk , gk lht cucunya jg.....kok ada ya ortu spt itu....parah .
Sri Puryani
tanya kbr dl jg gpp kali riana
Sri Puryani
yg diusir kan almeer kenapa dino jg dipecat? kshan dino kan
Sri Puryani
ambil uang tab.buat usaha sdr lg
Sri Puryani
bagus almeer, pertahankan wanitamu & anakmu
Sri Puryani
pancing seolah" tau ansk dr riana
Sri Puryani
tega ya taslim sama istrinya ..
Sri Puryani
kenapa dino gk deketin nia utk tanya tentang riana
Sri Puryani
klo gk slh sblmnya dikasih tau umur almeer 28 ya ...kok jd 25,
Safa Almira
jangan keneraka dong bang almer
Safa Almira
bagus banget
nuning 29
saya hamil umur 42 tahun. selama tidak ada apa2, in syaa Allah aman.
semangaaaat semua perempuan
Sri Indayani Indah
semoga cepat sehat ya thoor tetep semangat ya
Sri Indayani Indah
thoor kayanya Kurnia cocok tuh sama si asisten Dino
Nurdiwa Ainun
Taslim seharusnya kamu senang. karena kekuranganmu tidak di umbar Riana.
@shiha putri inayyah 3107
Al gercep banget...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!