Sequel Mantan Tercinta, biar gak bingung, boleh baca Mantan Tercinta.
Season satu (Sudah tamat di bab 50)
Suci khaidar mengejar cinta laki-laki dewasa yaitu Fery Irawan yang pernah menjadi calon suami sepupunya Anggun.
Awalnya Fery irawan menerima cinta Suci hanya untuk menghilangkan rasa traumanya, namun karena kebersamaan yang mereka jalani, benar-benar membuat Fery mencintai Suci.
Namun sayang disaat keduanya sudah sama-sama saling mencintai, takdir memisahkan dan mempermainkan CINTA SUCI FERY.
Apa yang sebenarnya terjadi?
Masih bisakah CINTA SUCI FERY bersatu?
Peringatan!! Banyak bersabar ya!
Season dua
Pertemuan di malam pertama dengan orang asing di malam itu, membuat Dinda kehilangan kesuciannya, laki-laki yang sudah punya istri itu merenggut kehormatannya dengan paksa.
Kenyataan pahit itu mengubah hidupnya, ternyata benih itu tumbuh di dalam rahimnya. Apa yang terjadi selanjutnya? Mungkinkah Dinda rela menjadi istri kedua Lucas?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon violla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CSF bab 15
"Bisa nyetir gak sih hah?"
Suara Hani semakin membuat Yogi panik, ia masih mengemudikan mobilnya dengan kencang, entah sudah berapa mobil yang dilewatinya begitu saja demi mengejar mobil Fery.
"Hati-hati itu ada mobil!" Teriak Hani saat Yogi hampir saja menabrak mobil yang ada di depan mereka.
"Bisa diam gak sih? Suaramu mengganggu konsentrasiku!" Yogi menepikan mobilnya di pinggir jalan, membuat Hani mengerutkan keningnya karena bingung.
"Kenapa berhenti di sini? Kita harus kejar mobil kak Fery yang sekarang lagi kejar mobil Nino kan?" Hani kembali lagi mengeraskan suaranya.
"Turun!" Titah Yogi dengan masih menatap lurus ke depan, tempat ini benar-benar sunyi, sudah tidak ada mobil lain selain yang mereka tumpangi.
"Gak lucu!" Hani tidak terima, bisa habis dia kalau turun ditempat seperti ini, "sudah cepat nyalakan lagi mesin mobilnya! tuh lihat kita sudah kehilangan jejak mobil mereka!" Ucap Hani menunjuk jalan dengan ponsel ditangannya.
"Aku bilang turun!" Yogi menoleh, menatap Hani dengan wajah yang serius, rasanya ingin sekali ia mengeluarkan gadis ini secara paksa.
"Dasar gak waras, kamu gak lihat tempat ini sunyi? Kamu mau aku berkeliaran di sini? kamu pikir aku ini kuntilanak?" Ucap Hani dengan kesal, "udah cepet jalankan lagi mobilnya, kamu lihat ini huh! Kamu baca! baca!" Hani menyolot seraya menunjukan pesan di ponselnya, sehingga Yogi dapat membaca sekilas pesan itu.
"Jangan bersuara, kalau gak mau aku turunkan di sini!" Yogi memberikan peringatan, dan kembali menyalakan mobilnya.
Hani hanya mengangkat bahu dengan acuh, kemudian ia kembali menatap layar ponselnya.
****
Suci terkurung di dalam rumah mewah nan sunyi. Pintu rumah itu tidaklah terkunci namun sangat sulit untuk menjangkaunya. Suci masih memberontak di atas pangkuan Nino yang masih mencekal kuat tangannya, semakin ia berusaha menarik diri, semakin kuat pula Nino mengeratkan dekapannya, bahkan Nino semakin memeluk dan melingkarkan tangannya dengan erat dipinggang Suci.
"Lepaskan! Jangan sentuh aku!" Suci berteriak dengan kencang, "tolong ... tolong!!" Teriaknya berharap ada orang yang datang menolongnya.
"Hahaha percuma kamu berteriak, tidak akan ada orang yang mendengar suaramu!" Nino semakin kalap, ia mendorong Suci ke sofa dan mengunci kedua tangan Suci sampai Suci sulit bergerak.
"Lepaskan aku!" Teriak Suci, ia meronta dan kakinya menendang Nino, namun sayang Nino semankin mengapitnya, bahkan Suci sudah berada di bawah kendali Nino.
"Malam ini dan seterusnya, kamu milikku! hanya milikku!" Nino menyeringai dan mulai mendekati wajah Suci, ia tidak ingin membuang waktu untuk mencium gadis ini, pertemuan pertama di hotel lalu, benar-benar membuatnya penasaran dengan Suci.
Suci terus berterteriak dan menggelengkan kepala, ia sangat takut dan jijik dengan kelakuan Nino, yang hampir menyatukan bibir mereka.
Brak!!!!
"Laki-laki gak moral!"
Teriakan Hani memekingkan telinga Nino, ia menoleh dan terkejut melihat Hani dan Yogi masuk ke rumahnya. Nino yang saat itu lengah hampir jatuh saat Suci menendang perutnya, dan ia langsung disambut Yogi yang sudah siap memberi tanda di wajahnya.
"Berani sekali kau melakukan ini!"
Yogi menarik Nino dan menghempaskannya lantai, namun sejurus kemudian Nino kembali berdiri tegak.
Nino melayangkan tinjunya, namun Yogi berhasil menangkisnya.
"Habislah kau!"
Bug!!!!
Yogi menambah memar diwajah Nino, dua kali dan Nino juga membalasnya, kini kedua lelaki itu sedang terlibat perkelahian.
"Kamu gak apa-apa kan? Maaf mbak datang terlambat, apa dia sudah menyentuhmu?" Hani panik ia melepaskan pelukannya dan memeriksa penampilan Suci yang terlihat kacau.
Suci menggeleng dan menunjuk lemari buku dimana ada vas bunga yang menghiasinya.
"Kameranya Mbak ... Kameranya ada di situ."
Hani mengambil kamera yang disembunyikan Suci diantara tumpukan bunga hias, dan memberikan kepada Yogi, yang memimpin pertengkaran itu.
"Sudah cukup! kita sudah mendapatkan bukti kejahatannya." Hani memutar vidio dimana Nino hampir melecehkan Suci.
"Kalian menjebak aku ya?" Nino menatap geram, namun tiba-tiba saja Yogi mencengkram kuat kerah lehernya dan memaksanya berdiri.
"Kita lihat siapa yang akan mendekam dipenjara!"
Suara Suci membuat Nino menatapnya, saat ini Suci sudah berdiri di samping Hani.
"Mana yang Anda pilih? Mendekam di dalam jeruji besi? Atau tetap menghirup udara bebas?" Suci menatap mata Nino dengan penuh dendam.
"Kau---
"Waktumu sudah habis! Sekarang berikan bukti visum dan juga semua berkas hukum yang kau simpan selama ini!" Perintah Yogi.
"Kalau tidak, aku akan mengirimkan vidio ini ke semua media, maka karir dan nama baikmu akan hancur!"
Ancaman Suci membuat tubuh Nino hampir ambruk, dengan berat hati ia berjalan dengan tetap digiring Yogi menuju kamar pribadinya.
"Di mana kau menyimpannya?" Tanya Yogi.
"A-ada di situ." Nino menunjuk lemari pakaiannya dengan pasrah, "ada di dalam laci."
Suci tidak membuang waktu, ia memeriksa setiap laci di lemari itu, senyumnya mengembang saat mendapatkan apa yang dicarinya.
"Aku menyimpan bukti kejahatanmu yang hampir melecehkan Suci, kalau sampai kau berani mendekatinya atau mengganggunya, maka aku akan pastikan vidio ini akan menyebar luas di media!"
Yogi melepaskan cengkramannya, Nino hanya diam dan tertunduk, kemudian Yogi, Hani dan Suci pergi, mereka keluar dari rumah Nino dengan membawa apa yang sudah diperjuangkan Suci.
***
Keesokan harinya.
"Apa kau sudah menemukan sesuatu?" Tanya Ariel kepada Yusri yang saat itu ada di ruangannya.
Yusri menyerahkan beberapa berkas hasil penyelidikannya beberapa hari ini.
"Ini masih dugaan, aku masih berusaha mengumpulkan bukti yang lain," jawab Yusri.
Ariel terlihat mengamati setiap tulisan di atas kertas itu sampai kedua sudut alisnya hampir menyatu, ketika melihat bagian yang janggal dari laporan keuangannya.
"Ternyata kecurigaan Fery benar. Nino sudah banyak menggelapkan uang perusahaan, padahal belum lama aku bekerja sama dengannya," ucap Yusri.
"Semua ini salahku, aku yang sudah lengah, aku tidak tahu kalau Nino bagian dari tim Milla," jawab Yusry.
"Terus awasi dia, saat ini pembangunan sedang berjalan, aku mau kau beri dia pelajran!" titah Ariel.
"Aku sudah melakukannya, dia tidak akan berani lagi unjuk gigi di sini." ucap Fery yang tiba-tiba masuk ke ruangan Ariel.
"Semua ini salahmu, aku masih tidak habis pikir, kenapa kau tidak becus menjaga Suci? Bagaimana bisa dia menjadi model perhiasan itu?" Seperti biasa, Ariel bicara seenaknya.
"Biarkan saja dia melakukan apa yang dia mau," jawab Fery.
"Seharusnya dia betah ada disampingmu, aku pikir kalian bisa lebih dekat lagi," Yusry menimpali.
"Awalnya aku berpikir seperti itu, tapi saat ini aku tidak mau membuang waktuku dengan memikirkan sesutu yang tidak penting, mulai hri ini aku akan melakukan apa yang aku mau, aku sadar sudah banyak waktuku berhaga yang aku lewatkan begitu saja."
Suci sama fery ntar bikin anak sendiri aja 😝
Ngeselin ah