Satu minggu yang lalu Rolan hanyalah seorang kurir biasa. Kemudian dia mendapatkan sepasang mata sakti dari langit yang membuatnya memiliki kemampuan yang luar biasa.
Penglihatannya mampu menembus pandang, punya kemampuan medis yang luar biasa, dan kekuatan ahli beladiri.
Bangkit dan merubah takdir dengan mata sakti miliknya. Rolan kini juga menjadi sosok besar dan berpengaruh.
Banyak wanita jatuh hati dan tergila-gila kepadanya, sehingga membuatnya bingung harus memilih yang mana.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agus budianto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 15 CIUMAN PERTAMAKU
Para bawahan Wiliam juga mulai mendekati Suwito dengan wajah dingin dan bengis.
"Baik-baik, aku lakukan, jangan sakiti aku!" balas Suwito dengan ketakutan.
Suwito yang ketakutan juga mulai melepaskan pakaiannya, dan hanya menyisakan cela dalamnya saja. William mulai berlutut dan merangkak menuju ke pintu keluar.
"Mana suara gonggongan nya?" teriak seseorang.
"Jika tidak mau menggonggong, jangan biarkan dia pergi!" teriak orang lain.
"Guk... guk..." Suwito juga hanya bisa menggonggong.
Akhir yang benar-benar sangat memalukan sekali. Datang sebagai seorang master giok, pergi seperti seekor anjing.
Orang-orang juga tertawa begitu lepas melihat tontonan ini. Sementara bento sendiri juga menjadi sangat panik sekali saat ini. Dirinya juga bertaruh seperti itu dengan Rolan.
Melihat orang-orang tidak memperhatikannya, bento juga diam-diam mulai berjalan dengan cepat hendak pergi dari sana.
Tapi sayangnya Rolan melihatnya dan langsung melemparkan parang yang di pegangnya ke arah Bento.
Bento kaget sekali, sebuah parang terbang ke arahnya dengan sangat cepat. Dengan reflek bento memegangi kepalanya.
Nafas dan detak jantung bento seolah berhenti sejenak, mengira parang tersebut mengenai kepalanya. Bento bisa bernapas lega karena ternyata parangnya meleset dan menancap pada tembok tepat di atas kepalanya.
Namun tetap saja bento sangat ketakutan sekali. Tidak bisa terbayangkan bila parang itu menancap di kepalanya.
"Aku tidak akan membiarkanmu pergi begitu saja," ujar Rolan kepada Bento.
"Aku sudah memperingatkan mu sebelumnya, tapi sepertinya kamu tidak menganggap ucapan ku," sambung Rolan.
Bento juga tidak berani menunda lagi, dirinya juga memberikan sebuah kartu bank kepada Rolan. Bento lalu mulai melepaskan pakaiannya, hingga hanya tinggal menyisakan celana dalamnya saja.
Bento langsung merangkak sambil menggonggong seperti anjing menuju ke pintu keluar.
Semua orang kembali tertawa lepas melihatnya, sedangkan Clara menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
"Anak muda, aku tidak menyangka kamu bisa mendapatkan giok kecubung ungu," ujar Wiliam menghampiri Rolan.
"Di tambah lagi puluhan giok jenis kristal, kemampuan mu sangat hebat sekali," sambung Wiliam.
"Tuan Wiliam, aku hanya beruntung saja," balas Rolan.
Wiliam kemudian pamit karena masih ada urusan. Masalah pembayaran bongkahan batu yang Rolan belah, nanti akan ada bawahannya yang datang untuk mengurusnya.
Orang-orang yang ada di sana juga mulai mengerumuni Rolan dan Amanda. Mereka semua ingin mendapatkan giok yang di dapatkan oleh Rolan.
"Master Rolan, aku akan beli semua giok yang kamu dapatkan dengan harga 200 milyar, bagaimana?" ujar salah seorang.
"Berikan saja kepadaku, aku akan berikan harga 210 milyar," ujar orang yang lain.
"Soal harga bagaimana kita bicarakan di tempatku, kebetulan aku baru membuka club malam, ada beberapa gadis muda yang cantik-cantik di sana," ujar orang yang lain lagi.
Semua orang dengan berbagai cara mencoba untuk mendapatkan giok milik Rolan ini. Rolan juga menjadi sangat bersemangat sekali, dirinya akan kaya raya.
"Giok ini benar-benar sangat menguntungkan," ucap Rolan dalam hati.
Rolan juga mulai berpikir memilih siapa orang dengan tawaran terbaik untuk mendapatkan giok miliknya. Di saat Rolan sedang menimbang-nimbang, kemudian Amanda tiba-tiba saja menarik bajunya.
Rolan juga memalingkan pandangannya ke Amanda dan melihat Amanda tersenyum kepadanya. Rolan dapat melihat gigi gingsul Amanda yang membuat senyumannya begitu manis.
"Rolan, bisakah semua giok nya kamu berikan kepadaku!" pinta Amanda dengan penuh harap.
Saat ini perusahaan Amanda sedang kekurangan batu giok untuk bahan dasar pembuatan perhiasan. Itu juga yang membuat Amanda datang ke pasar judi batu ini.
Amanda berharap Rolan mau memberikannya kepadanya, dengan giok sebanyak itu, setidaknya perusahaannya tidak akan kekurangan bahan baku untuk waktu yang cukup lama.
Melihat Amanda memintanya dengan di ikuti senyuman yang manis, Rolan juga menjadi tidak berdaya. Rolan juga hanya bisa mengangguk setuju kepada Amanda.
"Maaf semuanya, aku tidak bisa menjualnya kepada kalian," ujar Rolan.
"Aku mau memberikannya kepada Amanda," sambung Rolan.
"Baiklah aku mengerti, mau bagaimana lagi," balas seseorang di sana.
"Nona Amanda begitu cantik, wajar saja jika memberikannya kepadanya," balas orang yang lain.
Orang-orang juga mulai bubar dari sana, kini hanya tinggal menyisakan Rolan dan Amanda saja.
Amanda mengeluarkan sebuah kartu bank dari dalam tas kecil yang di bawanya dan dengan sedikit ragu memberikannya kepada Rolan.
"Rolan, orang-orang menawar hingga 200 milyar lebih untuk mendapatkan giok-giok milikmu ini, tapi di dalam kartu bank ini hanya ada 50 milyar saja," ujar Amanda.
Perusahaan Wijaya group saat ini sedang mengalami krisis imbas dari kurangnya bahan batu giok. Hal ini tentu saja mempengaruhi keuangan perusahaan. Untuk mengeluarkan uang sebanyak 200 milyar, Amanda takut akan berdampak pada keuangan perusahaan.
"Apakah boleh?" sambung Amanda.
"Tidak apa," balas Rolan menerimanya.
50 milyar bagi Rolan adalah uang yang sangat banyak sekali. Berkat Amanda yang mengajaknya datang ke tempat ini, sehidup dia bisa mendapatkan banyak giok. Jadi sewajarnya, Rolan juga tidak perhitungan dengannya.
Yang terpenting Amanda senang dan dengan ingin perkembangan hubungan mereka juga semakin baik.
"Rolan, terima kasih ya," ujar Amanda.
Kemudian tiba-tiba saja Amanda langsung mencium pipi dari Rolan, sehingga membuat Rolan terkejut.
Bekas lipstik berwarna merah berbentuk bibir terlihat jelas di pipi sebelah kanan Rolan.
"Ini..." Rolan memegangi pipinya bekas ciuman dari Amanda.
Rolan merasa seperti mimpi baru saja di cium oleh wanita pujaannya. hatinya berdebar-debar tidak karuan sangking senangnya. Hatinya berbunga-bunga sangat senang sekali.
Setelah mencium Rolan, Amanda sendiri tampak malu. Ini adalah ciuman pertama miliknya. Tanpa sadar Amanda melakukan itu sangking senangnya bisa mendapatkan batu giok dalam jumlah besar.
Rolan sendiri mengartikan ciuman ini sebagai bertanda baik. Tampaknya Amanda juga memiliki perasaan kepadanya, pikirnya.
Setengah jam kemudian, mereka berdua juga telah kembali ke rumah Amanda. Di dalam mobil Amanda terdapat puluhan batu giok yang di bungkus rapi dengan kardus.
Biaya yang di bayarkan Rolan untuk bongkahan batu yang di belah nya, seluruhnya hanya menghabiskan 2 milyar saja. Sehingga keuntungan yang di dapatkan Rolan sangatlah besar sekali.
"Rolan masuk dulu, ayahku ingin mengucapkan terima kasih kepadamu," ajak Amanda.
Amanda telah menghubungi ayahnya dan menceritakan semuanya. Perusahaan tidak perlu khawatir lagi akan bahan baku giok karena dirinya sudah mendapatkan stok dalam jumlah besar. Itu semua berkat Rolan temannya.
Oleh karena itu, ayahnya ingin bertemu dengan Rolan dan mengucapkan terima kasih kepadanya. Atas bantuannya, perusahaan Wijaya group mereka bisa segera keluar dari krisis.
"Baiklah," Rolan tampak senang sekali.
Mereka berdua mulai masuk ke dalam rumah Amanda. Rolan dapat melihat banyak barang mewah di dalam. Kemudian perasaan Rolan tiba-tiba saja menjadi tidak nyaman dan gusar.
Walaupun rumah ini mewah, namun terasa begitu gelap dan udaranya di sana membuat pernapasan terasa sedikit sesak.
Kedua mata Rolan juga mulai bersinar mengeluarkan kekuatannya. Rolan melihat di dalam rumah ini telah di selimuti oleh energi negatif dalam jumlah besar. Melihat energi negatif sudah sebanyak ini, tampaknya energi negatif ini sudah cukup lama dan terus bertambah.
"Ayahku kondisi sedang tidak sehat, dia berada di kamarnya," ujar Amanda.
Amanda mengajak Rolan menuju ke kamar ayahnya. Sampai di kamar, Rolan melihat seorang pria paruh baya yang tampak begitu kurus sedang terbaring di atas ranjang. Pria paruh baya itu adalah Arman Wijaya ayah dari Amanda Wijaya.
Arman terbaring lemah dengan dengan pandangan matanya yang begitu sayu. Tubuhnya kurus, sehingga membuat kelopak matanya juga ikut cekung.