NovelToon NovelToon
Melahirkan Anak Rahasia CEO

Melahirkan Anak Rahasia CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Kembar / Single Mom / One Night Stand
Popularitas:87.5k
Nilai: 5
Nama Author: Nanda wistia fitri

Menginjak usia 20 tahun Arabella zivana Edward telah melalui satu malam yang kelam bersama pria asing yang tidak di kenal nya,semua itu terjadi akibat jebakan yang di buat saudara tiri dan ibu tirinya, namun siapa sangka pria asing yang menghabiskan malam dengan nya adalah seorang CEO paling kaya di kota tempat tinggal mereka. Akibat dari kesalahan itu, secara diam-diam Arabella melahirkan tiga orang anak kembar dari CEO tersebut

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nanda wistia fitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27

Langit San Francisco sore itu masih basah, sisa hujan menggantung di udara seperti kabut tipis. Mobil hitam berhenti di depan gedung Arabella Technology, dari dalamnya keluar dua pria Nicholas dan Leo.

Tidak ada keramahan di wajah keduanya.

Leo menggenggam map cokelat berisi dokumen penting yang amat rahasia hasil tes DNA anak-anak Arabella dan Nicholas.

Ini adalah pertama kalinya Nicholas menginjakkan kaki di perusahaan milik Arabella.

Matanya menyapu sekeliling bangunan megah itu, tampak kagum sekaligus bangga, Perempuan ini... membangun semua dari nol, batinnya getir.

Tanpa banyak bicara, mereka berdua langsung menuju lantai atas, ke ruangan di mana Arabella sudah menunggu.

Sesampainya di ruang kerjanya, Arabella mendongak ketika pintu terbuka.

Nicholas berdiri di ambang pintu bersama Leo.

Sesaat, waktu seakan berhenti.

Nicholas terpaku matanya menelusuri sosok Arabella yang mengenakan dress putih gading, dibalut blazer cokelat susu yang jatuh lembut di bahunya. Rambutnya disanggul rapi, menampakkan leher jenjang yang dulu hanya samar dalam ingatan malam itu. Wajahnya terlihat lembut, tapi sorot matanya tajam dan penuh kendali.

Leo melangkah masuk lebih dulu.

“Hasil tesnya sudah keluar,” ucapnya datar sambil menyerahkan map cokelat itu pada Arabella. “Kau bisa membukanya sekarang.”

Arabella menatap map itu lama. Jemarinya sempat bergetar sebelum akhirnya ia menerima dan memeluknya ke dada.

Ia menarik napas panjang berusaha menenangkan degup jantungnya yang tidak terkendali lalu menghembuskannya perlahan.

Nicholas tidak bersuara. Ia hanya menatap setiap gerak Arabella dengan campuran cemas dan penyesalan.

Dengan gerakan hati-hati, Arabella membuka segel map itu. Satu lembar hasil laboratorium tergulung rapi di dalamnya. Ia membacanya perlahan, dan wajahnya seketika memucat.

Matanya menatap kosong ke arah kertas itu lalu menutup sejenak seolah menahan air mata.

Nicholas menegang. “Bagaimana hasilnya?” tanyanya pelan, hampir tak berani bernapas.

Arabella tidak langsung menjawab. Ia menelan ludah menahan gugup

Hening seketika menyelimuti ruangan itu.

Detik jam di dinding terdengar begitu jelas.

Nicholas memejamkan mata, dadanya terasa sesak antara rasa tak percaya, bahagia, dan bersalah yang menumpuk jadi satu. Ia melangkah satu langkah mendekat, tapi berhenti ketika melihat tatapan dingin Arabella.

“Baca sendiri,” ucap Arabella pelan sambil menyerahkan lembaran itu padanya. “Kau berhak tahu hasilnya.”

Nicholas mengambil kertas itu dengan tangan yang sedikit gemetar. Ia membaca baris demi baris, dan suaranya bergetar saat mengulang pelan,

“99,99 persen kecocokan DNA…”

Ia menatap Arabella dengan mata yang memerah. “Aku... benar-benar papa mereka?”

Arabella hanya menunduk. “Ya. Dan mulai hari ini, semua yang terjadi lima tahun lalu tidak lagi menjadi misteri… tapi juga bukan sesuatu yang bisa kuhapus begitu saja.”

Leo yang sedari tadi diam menatap mereka bergantian, lalu berkata tenang, “Sekarang kalian berdua tahu kebenarannya. Tapi tolong, jangan biarkan hal ini keluar dari ruangan ini terutama dari telinga Vania.”

Nicholas mendongak kaget. “Vania?”

Leo hanya menatapnya tajam. “Kau pasti tahu, jika berita ini bocor… bukan hanya hidup Arabella yang hancur, tapi juga anak-anaknya.”

Nicholas menunduk dalam, menatap hasil tes di tangannya. “Aku mengerti,” katanya pelan, nyaris berbisik. “Aku janji, Leo. Aku janji, Bella… rahasia ini akan tetap aman, apa pun yang terjadi.”

Arabella menatapnya sesaat. Ada sesuatu di matanya campuran luka, lega, dan kehati-hatian yang dalam.

Ia menarik napas, lalu berkata lirih,

“Semoga kau menepatinya, Nicholas. Karena kalau tidak… aku sendiri yang akan menghancurkanmu.”ancam Arabella

***

Hujan yang turun sejak sore belum juga reda. Suara rintiknya terdengar lembut di balik kaca besar ruang makan. Di meja, tiga anak kecil duduk rapi menunggu mama mereka menyiapkan makan malam.

Dimitri sibuk memainkan sendoknya, Michael menggambar sesuatu di serbet, sementara Michelle diam saja, memeluk boneka kelincinya. Tatapan matanya kosong, tapi tenang seperti mengamati sesuatu yang hanya dia yang tahu.

Arabella menatap ketiganya dari dapur kecil yang hangat. Ada getaran halus di dadanya. Malam ini… dia harus mengatakan kebenaran.

Tentang siapa ayah mereka sebenarnya.

“Anak-anak,” ucapnya lembut, mengambil posisi duduk di hadapan mereka. “Mama ingin cerita sesuatu.”

Ketiganya serempak menoleh.

Dimitri mengerutkan dahi kecilnya, Michael berhenti menggambar, dan Michelle menatap lama tanpa suara, bonekanya masih erat dalam pelukan.

“Mama tahu kalian sering bertanya… kenapa kita nggak punya papa seperti teman-teman di sekolah.”

Nada suaranya bergetar. “Sekarang mama pikir, sudah waktunya kalian tahu.”

Ruang makan mendadak hening. Hanya suara hujan yang jadi latar.

“Papa kalian…” Arabella berhenti sejenak, menelan air liur yang terasa berat. “Papa kalian bukan orang asing. Kalian sudah pernah bertemu dengannya.”

“Siapa, Ma?” tanya Michael polos, matanya membulat.

Arabella menarik napas dalam-dalam, lalu berkata dengan suara nyaris berbisik,

“Paman Nick.”

Dimitri langsung menatapnya dengan ekspresi bingung. “Paman Nick? Calon suami Bibi Vania?”

Arabella mengangguk pelan. “Ya… tapi sebelum semua itu terjadi, Paman Nick adalah papa kalian.”

Michael memiringkan kepala, tidak mengerti sepenuhnya.

Dimitri menatap lama, matanya kecil namun tajam seperti mencoba memproses sesuatu yang belum bisa dia pahami.

Sedangkan Michelle… hanya menatap lama ke arah Arabella. Lalu perlahan, dia tersenyum kecil dan mengangguk, seolah mengerti dengan caranya sendiri.

Air mata Arabella nyaris jatuh saat melihat ekspresi putrinya itu.

“Papa kalian tidak tahu tentang ini. Mama juga tidak tahu waktu itu,” suaranya pelan, parau, “tapi sekarang mama ingin jujur. Kalian punya papa… dan dia orang baik.”

Dimitri menunduk, suaranya lirih, “Kalau Paman Nick papa kita… berarti Bibi Vania mama kita?”

Arabella terdiam sesaat. Lalu, dengan lembut, ia menyentuh kepala anak sulungnya itu.

“Tidak, sayang. Bibi Vania tetap bibi kalian. Tapi yang paling penting, mama ingin kalian tahu… mama nggak pernah menyesal punya kalian. Kalian adalah hadiah terbesar yang pernah mama miliki.”

Michelle menatapnya lagi, lalu berdiri dan memeluk Arabella dari sisi meja.

Tanpa bicara, hanya genggaman kecil tangannya yang hangat.

Arabella menutup mata, air matanya akhirnya jatuh juga.

Untuk pertama kalinya, rahasia yang dia simpan lima tahun lamanya kini telah terbuka meski hanya di dalam rumah mewah milik nya

sedangkan Nicholas dia sedang mengunjungi rumah kakek nya malam itu, rumah besar keluarga Alexander diselimuti keheningan yang menegangkan.

Lampu-lampu kristal memantulkan cahaya ke dinding marmer, tapi hawa di dalamnya terasa dingin.

Nicholas berdiri di depan pintu ruang kerja kakeknya, Tuan Damian Alexander.

Dia tahu, sekali ia membuka mulut malam ini hr tidak akan ada jalan mundur.

“Masuk,” suara berat Damian terdengar dari dalam.

Nicholas melangkah masuk dengan langkah tenang namun tegas.

“Kakek, aku ingin bicara tentang pertunanganku dengan Vania Edward.”

Damian menatapnya dari balik meja kayu besar.

“Perjanjian itu sudah dibuat. Dua keluarga sudah saling terikat sejak lama. Apa yang ingin kau bicarakan lagi?”

Nicholas menarik napas panjang. “Aku tidak bisa melanjutkannya.”

Kening Damian berkerut. “Tidak bisa atau tidak mau?”

“Dua-duanya.”

Damian meletakkan pena di tangannya, menatap cucunya dalam-dalam.

“Apakah ini karena kau jatuh cinta pada orang lain?”

Nicholas menunduk sesaat, lalu menatap balik dengan sorot mata dingin.

“Ini tentang prinsip, Kek. Aku tidak bisa menikahi seseorang hanya karena perjanjian bisnis.”

Damian menatapnya tajam. “Jangan bicara seolah kau tahu segalanya tentang dunia ini. Pernikahan bukan selalu tentang cinta, Nicholas. Tanggung jawab jauh lebih penting.”

Nicholas menegakkan bahunya. “Tanggung jawab tidak berarti mengorbankan hidup seseorang yang tidak bersalah.”

Damian menyipitkan mata. “Seseorang? Siapa yang kau maksud?”

Nicholas terdiam sejenak. Ada ketegangan di wajahnya, seolah menahan sesuatu yang ingin diucapkan.

Akhirnya ia hanya menjawab pelan,

“Orang yang pernah disakiti karena ambisi keluarga Edward.”

Suasana ruang kerja seketika membeku. Damian menatap cucunya curiga, tapi Nicholas tidak menambahkan penjelasan apa pun.

“Kalau itu yang kau pilih,” ucap Damian akhirnya, suaranya dingin, “maka kau harus siap menanggung akibatnya. Kau akan membuat keluarga Edward menjadi musuh.”

Nicholas menatap lurus ke depan. “Mungkin. Tapi lebih baik musuh di luar… daripada mengkhianati nurani sendiri.”

Damian tidak menjawab lagi. Hanya suara detak jam yang terdengar di antara mereka lambat, berat, dan penuh tekanan.

1
Ani Basiati
lanjut thor
Ariany Sudjana
dasar jalang, kamu salah cari lawan Vania
Anita Rahayu
SEBELUM TERLAKSANA RENCANA 2 MEDUSA BIARKAN MEREKA DULU YG MERASAKAN AKITNYA DIANIAYA DAN DI MAKI😈😈😈😈😈😈😈😈😈😈👌👌👌👌👌👌👌👌👌👌👌👌👌👌
Sunaryati
Jeda yang kau berikan Arabella untuk bahagia, menjadi celah bagi Nicholas untuk menghancurkan kalian, sebelum kalian beraksi. Kalian tidak sadar jika setelah insiden kecelakaan Bella selalu diawasi, dipantau, gerak- gerik dan gerakan kalian, untuk memastikan keamanan dan keselamatan Arabella beserta anak- anaknya serta memastikan bahwa Chaterine dalam dibalik kecelakaan Arabella. 🤣🤣
Sunaryati
Arabella kok diberitakan sesungguhnya, mungkin agar pelaku yang dicurigai yaitu Chaterine dapat dipantau reaksinya pasti dia cemas, was- was, dan tidak tenang. Dani kau jangan girang sudah bisa kabur, keberadaan kamu,dan kau sebagai pelaku penabrak Bella sudah diketahui, tinggal penangkapanmu yang tak kau kau prediksi sebelumnya. Kunantikan kehancuran Edward, Chaterine, dan Vania, setelah Dani ditangkap. Ahh emak tak sabar ingin segera beri nilai 5 ⭐
Reni Anjarwani
orang jahat kok ngak insaf2
Ani Basiati
lankuy thor
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up yg banyak thor
Aghitsna Agis
itu harusnya jg diberitakan msh hidup jd aksn terus membalas ara coba kalau dibilangin nga jd dani akan lengah dan aksn mudah menjeratnya
Ariany Sudjana
tetap waspada Nicholas, jangan sampai Arabella Dan anak-anak dalam bahaya
𝐈𝐬𝐭𝐲
kejam bgt ayahnya....
Reni Anjarwani
makin seru thor doubel up trs thor
Sunaryati
Nah gitu Bella Nicholas itu dulu juga korban dia mabuk, demi kebahagiaan putra- putrimu, serta ketenangan jiwamu. Tinggal membalas orang- orang yang ingin melenyapkan kamu, sepertinya sudah ada titik terang Dani sebagai pelaku utama sudah diketahui, tinggal memburu dan menangkapnya serta menemukan dalangnya. 🤣🤣🤣 Asyik kutunggu.
Ariany Sudjana
turunkan ego kamu Bella, anak-anak butuh kasih sayang kedua orangtuanya dalam satu rumah yang sama, supaya mereka tumbuh dengan baik
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
Ariany Sudjana
betul Nicholas, tetep fokus pada penyembuhan Arabella Dan juga lindungi anak-anak
Aghitsna Agis
harus dikabarka arabella meninggol dulu kalau dejarang udah tahu msh hidup harus dembunikan dahulu jeadaan arabella atau bisa tiba2 terjadi seduatu yg dapat meninggal jd berita tersebar sampai catherin tertangkap dan vania juga sm baru akan aman termasuk edwar atau catherin kena hukuman dri edward
Ani Basiati
lanjut thir
Nining Wahyuningsih
Nicholas cupu thor masa bekuasa tapi lemot
melinda
semangat thor
bella terima nicholas ya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!