Dikhianati kekasihnya, dijual oleh bibinya demi mendapatkan uang untuk biaya pengobatan sang ibu, membuat Elara terjebak dalam hubungan yang rumit.
Dia terpaksa menjadi wanita pemuas nafsu seorang taipan kaya raya, yang arogan, dingin, dan kejam.
Parahnya, status Elara yang sudah sah sebagai istri Eden Dwight tidak boleh diketahui publik.
Bagaimanakah kisah mereka selanjutnya? yuk simak. Jangan lupa tinggalkan like, komen, dan vote jika kalian suka ceritanya ❣️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RatuElla11, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kau Obatku
Brakk!
Eden masuk kedalam mobil dengan membanting pintu. Napasnya memburu seiring dengan dadanya yang kembang kempis menahan gejolak emosi yang menerjangnya.
Dia meninggalkan Alexa begitu saja dikamarnya. Masih dalam keadaan naked. Tak peduli Alexa menangis meraung memanggil namanya.
Eden menyandarkan punggung dan kepalanya pada jok mobil sementara netranya terpejam.
Setiap kali dia mengingat saudara kembarnya yang telah tiada dadanya terasa sesak. Seolah ada batu besar yang menghimpit paru-parunya.
Wanita itu, Alexa, dia adalah penyebab kematian Edgar. Itulah mengapa Eden tidak pernah mau menyentuh Alexa. Mungkin seumur hidupnya Eden akan terus membenci wanita itu.
Pernah suatu hari Eden berpikir untuk membunuh Alexa demi membalas sakit hati saudaranya. Tetapi Eden tak dapat melakukannya. Semua karena pesan terakhir yang ditulis Edgar didalam surat yang dia tinggalkan.
Eden, Alexa mencintaimu. Aku harap kau dapat menjaganya menggantikanku. Ku mohon jangan sakiti dia, Alexa wanita yang baik.
Eden menarik sudut bibirnya masih dengan mata terpejam.
Wanita baik? Dia bahkan menyakitimu Edgar!
Ya, mungkin Eden tak bisa menyentuhkan tangannya untuk melenyapkan Alexa. Tetapi pernikahan bisnis yang terpaksa dia jalani demi mempertahankan hak warisnya membuatnya lebih mudah menyakiti wanita itu.
Dia bersumpah akan membuat Alexa tersiksa didalam pernikahan mereka dengan cara mengabaikannya, seperti apa yang dilakukan wanita itu terhadap saudaranya, Edgar.
Eden membuka mata. Dia menegakkan punggung dan mulai menyalakan mesin mobil lalu dengan segera dia meninggalkan kediaman utama yang membuatnya sesak.
🌿🌿🌿
Elara mengerutkan kening ketika dia merasakan ada sebuah jemari yang bergulir membelai permukaan kulit wajahnya.
Perlahan Elara mencoba membuka mata, dan seketika pandangannya langsung bersirobok dengan netra hazel Eden.
Sontak Elara terkejut. Dia memundurkan sedikit tubuhnya hingga lengan Eden yang membelai wajahnya menggantung diudara.
"Eden?! K-kau disini?" tanya Elara dengan ekspresi bingung.
"Tidurlah lagi. Kau pasti lelah." alih-alih menjawab, Eden malah memberi perintah.
"Bukankah seharusnya kau bersama Nona Alexa? Tunggu! Ada apa dengan pelipismu? Kau terluka?!" seru Elara ketika netranya tak sengaja menangkap goresan dan memar di pelipis Eden.
Secara spontan Elara mengulurkan tangan dan menyentuh wajah pria itu demi memastikan dugaannya, hingga wajah mereka kembali berdekatan.
Jelas apa yang dilakukan Elara membuat Eden terpaku.
Eden mencekal lengan Elara, hingga tatapan mereka kembali bertemu.
"Kau mencemaskanku?" lirih Eden.
Elara menelan ludahnya, tampak serba salah.
"Kau terluka, bagaimana aku tidak mencemaskanmu? Sedangkan siang tadi kau pergi dalam keadaan baik-baik saja."
Ya, memang itu kenyataannya. Pria itu pergi meninggalkannya dalam keadaan sempurna tanpa cela. Sekarang tahu-tahu datang dengan pelipis yang sedikit sobek dan dikelilingi memar berwarna keunguan. Siapa yang tidak khawatir?!
Eden menahan senyum. Entah kenapa pengakuan Elara mampu meringankan beban hati yang sebelumnya ia rasakan.
"Aku baik-baik saja."
Elara menghela napasnya.
"Pelipismu memar. Bagaimana bisa kau bilang baik-baik saja? Aku akan kedapur untuk mengambil kompres dan obat pereda nyeri. Tunggulah sebentar." Elara mencoba menarik tangannya dari Eden, namun Eden malah semakin mempererat cekalan tangannya.
"Kau tidak perlu repot-repot mencari obat pereda nyeri untukku, karena obatku sudah ada disini." ucap Eden dengan nada penuh arti.
Perlahan Eden mendekatkan wajahnya pada Elara, lalu tangannya yang bebas menarik tengkuk perempuan itu hingga menunduk kearahnya lalu tanpa menunggu lama Eden langsung menyatukan bibir mereka dalam pagutan yang lembut nan dalam.
🌿🌿🌿
Pagi hari.
"Dimana Elara?!" tanya Eden pada seorang pelayan yang berpapasan dengannya tepat dibawah tangga. Nadanya terdengar panik dan gusar.
Semalam dia dan Elara baru saja menghabiskan malam pengantin bersama. Eden begitu senang ketika Elara menyambut sentuhannya tanpa perlawanan yang biasa perempuan itu lakukan.
Tetapi ketika tadi dirinya bangun, dia tak menemukan perempuan itu disisinya bahkan disetiap sudut kamarnya!
Jelas hal tersebut membuat Eden terkejut bercampur panik. Sebab Elara tak pernah seperti ini sebelumnya.
Perempuan itu tidak pernah meninggalkan kamar sebelum dirinya pergi lebih dulu.
Melihat kekhawatiran tuannya, pelayan yang ditanyai Eden pun menjawab cepat.
"Nona sedang berada didapur Tuan. Nona bilang ingin memasak untuk Anda."
Mendengar jawaban sang pelayan Eden mengerutkan kening. Lalu tanpa banyak bicara Eden segera melangkahkan kakinya menuju area yang dimaksud.
Sesampainya didapur, para pelayan yang melihat kedatangan Eden seketika menunduk hormat, lalu satu persatu dari mereka pamit undur diri meninggalkan tempat.
Elara sendiri sama sekali tak menyadari kehadiran Eden disana. Dia terlalu fokus dengan kegiatannya mengaduk makanan yang dia buat diatas kompor.
Eden yang melihat itu perlahan berjalan mendekat, lalu memeluk Elara dari belakang dan menjatuhkan kepalanya dipundak wanita itu membuat Elara sontak terperanjat kaget.
"Eden!"
"Aku mencarimu sejak tadi, rupanya kau ada disini. Apa yang kau lakukan?" bisik Eden dengan suara serak.
Kepanikan yang dirasakannya beberapa saat lalu seketika menghilang tanpa jejak saat Elara sudah berada dalam dekapannya.
"Eden, lepaskan aku! Ada banyak orang disini!" desis Elara. Alih-alih menjawab dia meminta Eden untuk melepaskan pelukannya.
Elara jelas merasa risih dan malu sebab saat ini mereka sedang berada diruang terbuka.
"Kau terlalu sibuk dengan pekerjaanmu sehingga tak menyadari bahwa mereka semua telah keluar dari dapur sejak aku datang."
"Apa?!"
Eden melepaskan pelukannya dari Elara, membiarkan perempuan itu menatap kesekeliling area dapur.
"Astaga! Kau mengusir mereka?" tanya Elara dengan tatapan menuduh.
Eden tampak tak acuh. Dia merebut sendok sayur yang dipegang Elara lalu mengambil alih kegiatan perempuan itu.
"Kau memasak sup jagung? Sepertinya enak."
"Eden!"
"Ini untukku?"
Elara menelan ludah. Dia tidak mungkin berkata jujur, bisa-bisa lelaki ini besar kepala.
"Tidak! Itu untuk Ibuku!"
"Kau bohong. Pelayan tadi bilang kalau kau sedang memasak untukku." sekilas Eden melirik Elara lalu kembali fokus pada sup jagung didepannya.
"Itu..."
"Terimakasih."
Elara tertegun.
Lelaki ini bilang apa? Terimakasih?!
Elara pikir laki-laki searogan Eden tidak akan bisa mengucapkan kata 'terimakasih' untuk hal-hal kecil. Rupanya bisa juga.
Elara mengusap tengkuknya, ekspresinya berubah canggung.
"Hem, sama-sama."
🌿🌿🌿
Kediaman Wilson Dwight.
"Kau benar-benar membuatku kecewa Lander! Aku pikir kau bisa dipercaya! Ternyata kau sama brengseknya seperti Eden!" sentak Tuan Wilson.
Tuan Wilson baru saja meluapkan emosinya dengan menghajar Lander. Dia benar-benar kecewa dengan asisten pribadi putranya itu.
Dia meminta Lander untuk melaporkan segala tindak-tanduk Eden diluar sana, tetapi kenyataannya Lander malah menutupi pernikahan kedua Eden.
Sungguh sialan!
"Sekali lagi saya memohon maaf, Tuan." lirih Lander sembari menahan sakit pada bagian wajah dan perutnya.
Tuan Wilson berdecih.
"Katakan, siapa wanita itu! Dimana mereka bertemu?!"
Lander yang sudah terpojok mau tidak mau mengatakan semuanya tentang istri simpanan tuannya. Hanya tentang Ibu Elara yang tidak Lander sampaikan, sebab dia tahu bagaimana watak ayah dari tuannya ini. Sudah pasti Tuan Wilson tidak akan tinggal diam.
Mendengar informasi Lander, Tuan Wilson tersenyum sinis. Ternyata pilihan putranya tidak baik dari pilihan dirinya.
"Aku memilih putri keluarga Rexon yang cantik dan berkelas untuk menjadi pendampingnya. Tetapi dia malah memilih jalang miskin murahan? Anak tidak tahu diuntung! Dimana mereka tinggal?"
Lagi-lagi Lander hanya bisa menjawab pasrah.
"Kediaman kedua Tuan Muda Eden, Tuan."
*
To be continued
Halo semuanya, seperti biasa jangan lupa tinggalkan like, komen, hadiah, vote dan ulasannya yaa untuk author, terimakasih ❣️😘🥰
Eden kamu akan segera menjadi seorang ayah semoga elara juga secepatnya memberi tau kehamilannya pada Eden jadi tidak sabar menunggu esok hari Thor menunggu lanjutannya
Eden /Heart/ elara aku suka banget sama pasangan ini Thor 🤭🤭
jadi gak sabar nunggu lanjutannya Thor ....
sebenarnya aku lebih suka gambar yang dulu sih Thor gambar no 2 ..
Eden yah ?? pasti salah paham lagi ini tapi semoga aja Eden bisa berpikir jernih ...
kira² bakal terjadi salah paham gak yah kalau Eden sudah sembuh nanti dan bertemu dengan elara tapi ada nero di sana hemm /Smug/