NovelToon NovelToon
Pelayan Seksi Pemikat Hati

Pelayan Seksi Pemikat Hati

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cintamanis
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Arish_girl

"tolong... tolongin saya, saya di bius!" kata seorang gadis pelayan Toko pada seorang pria tampan di depannya. Gadis itu tengah berusaha menyelamatkan diri dari pria tua yang gendut yang hendak melecehkannya.
"hey... anak muda. Jangan ikut campur. Gadis itu milikku, aku sudah membelinya dengan harga mahal." Teriak seorang pria yang baru saja menyusul gadis itu sebelum bertemu pria tampan itu.
Bagaima kisah selanjutnya? akan kah si pria tampan menyerahkan gadis pelayan itu pada pria tua itu? yook kepoin! jangan lupa Like, Subcrebs dan Komennya!
Selamat membaca!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arish_girl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Fitnah

Pagi itu, mentari menyelinap malu-malu di antara celah gorden, membangunkan Yasmin dari tidurnya yang gelisah. Ia segera bangkit, jantungnya berdebar tak karuan. Di atas nakas, tergeletak sebuah kotak kecil berisi alat tes kehamilan yang kemarin ia beli dengan susah payah.

Dengan tangan gemetar, Yasmin meraih kotak itu dan membukanya. Ia sudah tak sabar ingin membuktikan perkataan dokter bahwa saat ini ia mengandung. Harapan dan kecemasan bercampur aduk menjadi satu, menciptakan badai di dalam dadanya.

Ia mengikuti petunjuk yang tertera di kemasan dengan seksama. Setelah beberapa menit yang terasa seperti berjam-jam, Yasmin memberanikan diri melihat hasilnya.

Matanya membulat sempurna. Garis dua terlihat jelas pada alat itu. Positif. Ia hamil.

Namun, kebahagiaan itu hanya berlangsung sesaat. Kenangan pahit menyeruak kembali, menghancurkan euforia yang baru saja ia rasakan. Bayi dalam kandungannya adalah milik Bramantyo, pria yang terkenal dingin, kejam, dan kaya raya. Pria yang telah membeli dirinya dengan sejumlah uang.

Yasmin terduduk lemas di tepi ranjang. Ia tak mungkin memberitahu pria itu bahwa ia mengandung anaknya. Bramantyo sudah membayar dirinya, jadi sudah tentu bayi ini bukan lagi tanggung jawab pria itu. Pria itu tidak akan peduli. Pria itu hanya akan menganggapnya sebagai beban.

Yasmin bingung. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Ia tidak punya siapa-siapa. Ia hanya sebatang kara di dunia ini. Bagaimana ia akan membesarkan bayi ini sendirian?

Namun, meski demikian, pagi itu ia tetap harus bekerja. Ia tidak punya pilihan lain. Ia harus mencari nafkah untuk dirinya sendiri dan untuk bayi yang dikandungnya.

Dengan langkah gontai, Yasmin bersiap-siap untuk pergi bekerja. Ia menyimpan alat tes kehamilan itu di dalam tas kerjanya, seolah menyembunyikan rahasia besar yang bisa mengubah hidupnya selamanya.

Di sepanjang perjalanan menuju kantor, pikiran Yasmin berkecamuk. Ia terus memikirkan tentang Bramantyo, tentang bayi yang dikandungnya, dan tentang masa depannya yang suram.

Ia tahu, hidupnya tidak akan pernah sama lagi. Garis dua itu telah mengubah segalanya.

Pagi itu, Yasmin berusaha menyembunyikan kegelisahannya di balik senyum profesional saat melayani pelanggan di toko tempat ia bekerja. Namun, pikirannya terus melayang pada alat tes kehamilan yang tersimpan di dalam tasnya. Ia takut rahasianya akan terbongkar.

Dan ketakutan itu menjadi kenyataan.

Saat Yasmin tengah menata pakaian di rak, Sisca, rekan kerjanya yang ceroboh, tanpa sengaja membenturnya dengan keras. Yasmin kehilangan keseimbangan dan tasnya terjatuh ke lantai. Isinya berhamburan keluar, termasuk alat tes kehamilan yang selama ini ia sembunyikan.

Jantung Yasmin berpacu semakin kencang. Ia berusaha meraih alat tes itu sebelum ada yang melihatnya, namun terlambat. Sisca sudah memungutnya dan menunjukkannya pada Nia, wanita yang menjadi saingan terberat Yasmin selama mereka bekerja sebagai pelayan toko.

Mata Nia berbinar-binar melihat alat tes kehamilan itu. Kesempatan emas untuk menjatuhkan Yasmin dan mempermalukannya. Tanpa ragu, Nia berteriak memanggil semua orang, termasuk Bu Indah, manager toko yang terkenal galak dan tegas.

"Lihat ini! Lihat apa yang disembunyikan Yasmin selama ini!" seru Nia, dengan nada sinis.

Semua mata tertuju pada Yasmin. Ia merasa wajahnya memerah karena malu dan panik. Ia berusaha menjelaskan situasinya, namun suaranya tercekat di tenggorokan.

"Yasmin hamil! Dia hamil dengan pria bandit tua!" teriak Nia, semakin menjadi-jadi.

Bu Indah mendekat dan merebut alat tes kehamilan itu dari tangan Nia. Ia menatap Yasmin dengan tatapan kecewa dan marah.

"Apa benar ini, Yasmin?" tanya Bu Indah, dengan suara dingin.

Yasmin hanya bisa mengangguk lemah. Air mata mulai mengalir membasahi pipinya.

"Saya kecewa dengan kamu, Yasmin. Saya tidak menyangka kamu akan melakukan hal ini. Kamu tahu peraturan di toko ini. Karyawan yang hamil harus mengundurkan diri," kata Bu Indah, dengan tegas.

Yasmin terkejut. Ia tidak menyangka akan dipecat hanya karena hamil. Ia memohon pada Bu Indah untuk memberinya kesempatan, namun Bu Indah tidak bergeming.

"Maaf, Yasmin. Keputusan saya sudah bulat. Kamu harus mengundurkan diri sekarang juga," kata Bu Indah, dengan nada tanpa kompromi.

Saat Yasmin tengah meratapi nasibnya, tiba-tiba seorang wanita datang dengan mengamuk dan melabraknya. Wanita itu berteriak-teriak mencari Yasmin dan menuduhnya telah berselingkuh dengan suaminya.

"Di mana kamu, Yasmin? Keluar kamu! Saya tahu kamu ada di sini! Kamu sudah merusak rumah tangga saya!" teriak wanita itu, histeris.

Yasmin semakin terpojok. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Ia merasa seperti berada di tengah badai yang siap menelannya hidup-hidup.

Wanita yang kalap itu menarik Yasmin dengan kasar di tengah keramaian toko. Keributan pun tak terhindarkan. Pelanggan yang tadinya asyik berbelanja, kini mengerubungi mereka, penasaran dengan drama yang sedang terjadi.

"Pengkhianat! Pelakor! Kamu sudah merusak hidupku!" teriak wanita itu, sambil menjambak rambut Yasmin.

Yasmin hanya bisa menangis, berusaha melepaskan diri dari cengkeraman wanita itu. Ia tidak mengakui apa yang dituduhkan padanya. Ia memang pernah bertemu dengan pria tua itu, tapi ia tidak pernah berselingkuh dengannya. Pria itu hanya berusaha melecehkannya, dan ia berhasil melarikan diri.

Pria tua yang menjadi suami wanita itu turut bersamanya dan berusaha melerai istrinya agar tidak terjadi keributan di tempat umum. Namun, wanita itu membentak suaminya agar tidak ikut campur. Ia tidak akan puas sebelum Yasmin mengaku dan dipermalukan di depan semua orang.

"Jangan ikut campur! Biar aku beri pelajaran pada wanita murahan ini!" teriak wanita itu, dengan mata melotot.

Yasmin semakin terpojok. Meski ia terus menolak fitnah itu, bukti-bukti seolah mengarah padanya. Nia, dengan senyum kemenangan di bibirnya, memberikan alat tes kehamilan yang baru saja ia dapatkan dari Yasmin kepada wanita itu.

"Ini buktinya! Yasmin hamil dengan suami Anda!" seru Nia, dengan nada menghasut.

Wanita itu semakin murka. Ia menatap Yasmin dengan tatapan penuh kebencian.

"Dasar wanita jalang! Kamu hamil dengan suamiku? Berani sekali kamu!" teriak wanita itu, sambil melayangkan tamparan keras ke pipi Yasmin.

Yasmin tersungkur ke lantai. Pipinya terasa panas dan perih. Air matanya semakin deras mengalir.

Tidak berhenti di situ, Sisca mengeluarkan beberapa lembar foto dan menunjukkannya pada semua orang. Foto-foto itu menunjukkan Yasmin baru keluar dari sebuah hotel di pagi hari.

"Lihat ini! Ini foto Yasmin keluar dari hotel dengan suami Anda!" seru Sisca, dengan nada mengejek.

Yasmin menggelengkan kepalanya. Ia tidak tahu dari mana Sisca mendapatkan foto-foto itu. Ia memang pernah menginap di hotel, tapi bukan dengan pria tua itu. Ia menginap di hotel bersama Bramantyo, setelah pria itu menyelamatkannya dari pria tua yang berusaha melecehkannya.

Namun, bukti yang paling memberatkan adalah sebuah video yang ditunjukkan oleh Nia. Video itu menunjukkan adegan perselingkuhan antara Yasmin dan pria tua itu di sebuah kamar hotel.

Yasmin terkejut bukan main. Ia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Video itu jelas-jelas palsu. Ia tidak pernah melakukan hal itu.

"Ini semua fitnah! Video itu palsu!" teriak Yasmin, dengan putus asa.

Namun, tidak ada yang percaya padanya. Semua orang menatapnya dengan tatapan jijik dan menghina.

Yasmin merasa hancur. Ia merasa harga dirinya telah diinjak-injak. Ia tidak tahu harus berbuat apa lagi.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!