Sesama Author tolong saling menghargai, dilarang mampir jika hanya skip skip saja dan baca setengah-setengah, 🙏
Sebuah pernikahan harus didasari oleh kejujuran dan rasa saling percaya, tapi apa jadinya jika seorang Suami selalu berbohong kepada Istrinya dan lebih memilih menuruti semua keinginan Orang tua serta Keluarganya dibandingkan dengan keinginan Sang Istri?
Yuni selalu berharap jika Sang Suami bisa menjadi sandaran untuk dirinya, tapi ternyata semua itu hanya menjadi angan-angannya saja, karena Hendra bahkan tidak pernah membela Yuni ketika dia dihina oleh keluarga Suaminya sendiri.
Akankah Yuni bertahan apabila keluarga Sang Suami selalu campur tangan dalam rumah tangganya?
Baca kisah selengkapnya dalam Karya saya yang berjudul 'Suamiku Boneka keluarganya'.
Mohon dukungannya untuk Karya-karya receh saya, 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rini Antika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
Bayu terlihat berpikir, sampai akhirnya dia meralat perkataannya supaya Yuni tidak salah faham.
"Maksudku kita kan sudah seperti saudara, jadi aku akan menganggap kedua Anak kamu dan menyayangi mereka seperti Anakku juga. Eh, apa perkataanku salah ya?" ucap Bayu dengan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Yuni tersenyum melihat tingkah Bayu. Denis yang melihat Yuni tersenyum pun ikut tersenyum juga, apalagi baru kali ini Denis melihat Ibunya tersenyum bahagia.
"Jadi, apa sekarang kita sudah bisa berangkat? Kasihan Anak-anak pasti kepanasan. Bagaimana jagoan, apa jagoan bersedia di antar sama Om Bayu?"
Denis kembali melihat wajah Yuni untuk meminta persetujuan, dan Yuni tersenyum serta menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
Sebaiknya aku minta ijin sama Mas Hendra dulu kalau aku akan pergi ke Taman bermain di antar oleh Bayu, kasihan Denis, selama ini dia ingin sekali mencoba naik mobil bagus, ucap Yuni dalam hati.
Bayu menuntun Denis, kemudian Bayu membukakan pintu mobil jok depan untuk Denis, karena Bayu tau kalau Yuni pasti akan menolak jika duduk di depan.
Setelah Denis duduk, Bayu membukakan pintu mobil jok belakang untuk Yuni dan Nadira.
"Silahkan Ratu dan Tuan Puteri masuk," ucap Bayu.
"Terimakasih banyak Bay," ucap Yuni dengan tersenyum.
Deg deg deg
Lagi-lagi jantung Bayu berdetak kencang melihat senyum perempuan yang selalu dirinya kagumi.
Rani yang melihat kebersamaan Yuni dan Bayu, diam diam memotretnya untuk mengadukan kelakuan Yuni kepada Hendra.
"Kamu lihat saja Yuni, sebentar lagi kamu dan kedua Anak kamu pasti akan segera di tendang dari rumah ini," gumam Rani dengan tersenyum licik.
Sebelum Bayu melajukan mobilnya, Bayu terlebih dahulu memasangkan sabuk pengaman pada Denis, dan Denis yang baru pertama kali naik mobil bagus tersenyum bahagia serta mengucapkan terimakasih kepada Bayu.
"Om, terimakasih banyak ya, Om sudah mau mengantar Denis, Ibu, dan Dira jalan jalan."
"Iya sama-sama sayang. Justru Om yang harus berterimakasih, karena Denis sudah mau pergi jalan-jalan sama Om, jadi Om tidak merasa kesepian lagi," ucap Bayu dengan mengelus lembut kepala Denis.
Denis merasa nyaman ketika berada di dekat Bayu, apalagi selama ini Hendra kurang perhatian terhadap kedua Anaknya.
"Sebenarnya Denis sudah lama sekali ingin naik mobil Ayah, tapi Ayah tidak pernah ada waktu untuk kami. Bu, bagaimana kalau Ayah Denis diganti saja sama Om Bayu?"
Yuni dan Bayu begitu terkejut ketika mendengar perkataan Denis, bahkan keduanya langsung berteriak secara bersamaan.
"Apa?"
Denis tersentak kaget ketika mendengar teriakan Yuni dan Bayu, bahkan Nadira sampai menangis karena ikut terkejut juga.
"Apa Denis salah bicara ya Bu? Bukannya kita akan bahagia jika memiliki Ayah yang baik dan perhatian seperti Om Bayu?" tanya Denis yang masih polos.
"Sayang, Denis jangan berbicara seperti itu lagi ya Nak. Bagaimanapun sikap Ayah Hendra terhadap Denis, beliau tetap Ayah yang harus selalu Denis sayangi dan Hormati," ucap Yuni dengan lembut.
"Maaf ya Bay, Denis masih kecil, jadi Denis belum mengerti apa yang di ucapkan nya. Dira juga jangan menangis, maaf kalau Ibu sudah bicara terlalu keras," ucap Yuni dengan mengelus kepala Nadira supaya merasa lebih tenang.
Bayu tersenyum melihat sikap Yuni yang lemah lembut terhadap kedua Anaknya, padahal saat masih SMP, Yuni merupakan sosok perempuan yang tomboy.
"Kamu jangan terlalu banyak pikiran Yun, aku juga tidak menganggap serius perkataan Denis. Jagoan jangan pernah berbicara seperti itu lagi ya, kasihan Ibu, nanti Ibu sedih kalau jagoan bicara seperti itu," ucap Bayu.
"Maaf ya Bu, Denis tidak bermaksud membuat Ibu sedih."
"Tidak apa apa sayang, Denis hanya belum mengerti saja apa yang Denis katakan," ucap Yuni dengan tersenyum.
......................
Bayu sengaja mengajak Yuni dan kedua Anaknya pergi ke Taman bermain yang ada kebun binatangnya juga, karena Bayu pikir kedua Anak Yuni akan bahagia jika di ajak ke sana.
"Bay, kenapa kita datang ke sini? Tiket masuknya kan mahal," tanya Yuni.
"Kamu tenang saja, hari ini aku yang akan mentraktir kalian. Jadi kamu tidak perlu khawatir," ujar Bayu.
"Tapi Bay, bagaimana kalau nanti uang gaji kamu habis?" tanya Yuni yang merasa tidak enak kepada Bayu.
"Sudahlah Yun, kamu jangan terlalu banyak pikiran. Kasihan Anak-anak, sesekali tidak apa-apa kalau kita mengajak mereka ke tempat yang bagus," ujar Bayu.
Setelah membeli tiket masuk, Bayu mengajak Yuni dan kedua Anaknya masuk ke dalam Kebun Binatang yang dilengkapi dengan arena bermain.
Benar saja dugaan Bayu, Denis dan Nadira terlihat bahagia ketika melihat berbagai macam binatang, bahkan Nadira yang baru bisa bicara terlihat antusias menyebutkan nama-nama Binatang yang dia lihat.
Yuni tersenyum sekaligus menitikkan air mata. Dia begitu terharu melihat kedua Anaknya tertawa bahagia.
"Dira mau naik gajah gak?" tanya Bayu.
"Mau, mau," jawab Nadira.
"Kalau begitu sekarang Dira ikut naik gajah sama Om Bayu," ujar Bayu dengan mengambil Nadira dari gendongan Yuni.
"Om, Denis juga mau ikut naik gajah," rengek Denis yang terlihat manja kepada Bayu, padahal Denis tidak pernah bersikap manja seperti itu kepada Hendra.
"Iya sayang, jagoan juga bakalan Om ajak. Yun, apa kamu mau ikut juga?" tanya Bayu.
"Tidak Bay, aku tidak berani," jawab Yuni.
"Ibu masa kalah sama Denis dan Dira, ayo dong Bu, Ibu ikut naik juga biar seru," ujar Denis dengan menarik tangan Yuni.
Denis dan Bayu terus memaksa Yuni, sampai akhirnya mereka berempat naik gajah dengan didampingi oleh satu pawangnya.
Denis dan Bayu menertawakan Yuni yang terus berteriak karena ketakutan, apalagi Yuni yang duduk paling belakang sampai bepegangan pada baju Bayu yang duduk di depannya dengan memegang Nadira.
"Kalian tega sekali malah menertawakan Ibu," ujar Yuni dengan cemberut ketika turun dari gajah.
"Yun, masa kamu kalah sama Denis dan Nadira? Mereka saja tertawa saat naik gajah, kamu yang Ibunya malah menjerit ketakutan," ledek Bayu.
"Aku takut karena duduknya paling belakang," ujar Yuni.
"Salah sendiri, siapa suruh kamu gak mau duduk di tengah. Jagoan, mau ikut naik Bom bom car gak? Om udah lama sekali gak naik Bom bom car, terakhir kali sepertinya waktu kita SMP ya Yun," ujar Bayu.
"Iya, dan kamu nangis karena aku terus menabrak mobil kamu," ledek Yuni dengan tertawa.
Bayu tersenyum melihat Yuni tertawa lepas. Dia sengaja mengingatkan Yuni tentang masa lalu mereka supaya Yuni bisa membalas mengejek Bayu.
Aku bahagia bisa melihat kamu tertawa Yuni. Semoga selamanya kamu selalu bahagia, ucap Bayu dalam hati.
*
*
Bersambung
emang agak lain pak Ibrahim ini
semangat thor
semangat thor asli kesel banget gue sama Hendra dia itu bukan bodoh lagi iiiiiiiiihhhhhhh kesel banget awas luu Hendra habis kau