Bagaimana caranya Hanum si preman pasar yang bar- bar seketika menjadi anggun saat dia harus menikah dengan anak majikannya.
"Ada uang Abang kucinta. Gak ada uang Abang kusita."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kebohongan Kecil
"Jangan mengalihkan pembicaraan, Hanum. Aku tanya Kenapa kamu cuti lagi?" Arya menatap Hanum dengan serius, bahkan tak berkedip sama sekali.
Hanum melipat bibirnya, dia sedikit ragu untuk berbohong, tapi dia sudah berjanji akan mengikuti apa yang Ningsih katakan, jadi dia menghela nafasnya sebelum mengatakan kebohongan dari mulutnya.
"Ada urusan yang harus saya selesaikan di rumah saya, Tuan." Ayolah Hanum ini hanya kebohongan kecil. Iya, kan?
"Apa itu?"
"Ini urusan pribadi." Kali ini Arya diam. "Maksud saya, begini ... tuan. Aku belum memberitahu keluargaku untuk menikah dengan anda. Kalau saya gak bilang pelan- pelan takutnya mereka gak percaya dengan hubungan kita ... gimana kalau mereka curiga?" Hanum merasa ada lampu di kepalanya hingga dia lancar sekali mengatakan kebohongan ini. "Gimana pun saya gak mau keluarga saya mengira yang enggak- enggak tentang saya." Hanum tersenyum.
Arya menyipitkan matanya dan menatap curiga pada Hanum. "Kalau begitu aku akan ikut."
Hanum mengerjapkan matanya. "Ikut?"
"Ya, biar aku jelaskan pada mereka. Bukankah lebih bagus kalau aku datang secara langsung?"
Hanum menggeleng cepat. "Gak bisa begitu, Tuan!" Hanum mengeraskan suaranya karena panik, hingga dia menutup mulutnya sendiri karena benar-benar terkejut dengan suara kerasnya. "Ma-maksud saya, saya juga harus bicara dulu pada mereka. Barulah anda bisa datang."
Mata Arya masih memicing tak percaya. "Kamu tidak sedang berbohong?" Kaki Aryan melangkah mendekat membuat Hanum justru mundur perlahan.
"Ke- kenapa harus bohong?" Hanun menundukkan kepalanya saat Arya mencondongkan tubuhnya. Hanum rasa dia bahkan bisa menghirup nafas dari hidung Arya saat ini.
"Mungkin saja kamu berencana mendatangi pacar kamu sebelum menikah denganku?" Arya menggerakkan netranya saat merasa ada perasaan tak nyaman di hatinya. Kenapa dia merasa tak suka saat membayangkan apa yang dia katakan benar-benar terjadi.
Hanum menganga tak percaya dengan apa yang tuannya katakan. "Saya gak punya pacar, Tuan."
"Kenapa tidak?" Perasaan tak nyaman itu hilang begitu saja saat Hanum menyangkal.
Hanum menghela nafasnya, lalu mendorong bahu Arya agar pria itu berdiri tegak, dan menjauh. Barulah kepalanya yang sejak tadi mengkerut mendongak dan menatap Arya. "Lagian hidup saya terlalu sibuk buat mikirin begituan, Tuan. Sibuk cari uang sampe lupa caranya cari pacar."
Arya menarik sedikit sudut bibirnya sangat tipis sampai Hanum tak menyadarinya.
"Baiklah."
Hanum tersenyum. "Jadi Tuan izinin saya?"
"Hm."
"Beneran, Tuan?"
"Jangan terlalu lama," ucapnya dengan berlalu melewati Hanum dan pergi ke lantai satu.
Hanum tak menyangka ternyata semudah itu bicara dengan Arya. Padahal jantungnya berdebar kencang saat mengatakan kebohongan itu.
Baiklah, izin Arya sudah dia dapatkan, sekarang dia hanya perlu bersiap naik pesawat. Bagaimana rasanya naik benda besar itu?
Sementara itu Arya melangkah keluar rumah tanpa sarapan lebih dulu. Dia memang berangkat lebih pagi hari ini karena ada pekerjaan mendesak yang harus dia selesaikan. Bibirnya masih sedikit tertarik hingga dia memasuki mobil barulah senyumnya menghilang.
Setelah memastikan Arya duduk nyaman supir mulai melajukan mobilnya. Tak ingin menyiakan waktu Arya pun membuka ponselnya untuk mengecek beberapa email yang masuk, dan memastikan perkerjaannya aman terkendali hari ini.
Tiba di perusahaan Arya di sambut Asistennya yang langsung mengikuti langkah lebarnya untuk memasuki lift.
"Bagaimana dengan draft kontrak kerja sama dengan Cakrawala Group?" tanya Arya dengan serius.
"Sudah saya simpan di meja anda, Tuan." Arya mengangguk dengan menatap jam di pergelangan tangannya.
"Rapat dengan perwakilan Cakrawala Group di mulai pukul 9.30. Di lanjutkan dengan meninjau proyek terbaru di kota B ..." Pintu lift terbuka dan Arya kembali melangkah menuju ruangannya.
"Saya juga sudah siapkan sarapan untuk anda, Tuan." Galuh membuka pintu ruangan Aryan, baru saja akan masuk Arya kembali mendengar suara asistennya itu. "Selain itu, Tuan Rendi mulai bekerja hari ini."
"Lewatkan itu." Arya menoleh pada pintu di sebelah ruangannya lalu melanjutkan langkahnya untuk masuk.
.....
Arya merenggangkan jarinya yang sejak tadi mengetik tanpa henti, dia bahkan melupakan sarapannya yang sudah Galuh persiapkan dan masih tersedia rapi di meja sofa.
Menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi untuk membuatnya lebih rileks, Arya memutar kursinya untuk sedikit merenggangkan dasinya.
Baru menghela nafasnya Arya mendengar pintu ruangannya terbuka. Arya pikir itu Galuh yang mengingatkan rapatnya pagi ini.
"Apa perwakilan dari Cakrawala Group sudah datang, Galuh?" tanya Aryan dengan melihat jam di pergelangan tangannya dimana beberapa menit lagi rapat akan di mulai.
Namun Aryan mengernyit saat tak mendengar suara Galuh, dan justru mendengar suara ketukan sepatu mendekat, yang Arya yakin itu suara sepatu perempuan.
Arya bergeming dan mendatarkan biasnya, membiarkan suara itu semakin mendekat menandakan wanita itu melangkah ke arahnya, hingga Arya merasakan sebuah tangan lentik menyentuh pundaknya dan merabanya perlahan hingga ke bagian dada.
"Siapa yang memberimu keberanian ini ..." Arya menolehkan tubuhnya dan menatap dengan tajam. "Jalang," lanjutnya dengan wajah tanpa ekspresi membuat wanita di depannya membeku dengan wajah pucat.
....
Hayo, siapa itu😱
Arya arya CEO sedikit stupid wkwkwkkwk
si diam2 menghanyutkan...😏
dimana coba, dapat cewek cantik, somplak, trus jago berantem kayak hanum?
arya sih dapat jackpot namanya.. 😄😄
Kalah duluan sama Hanum yang bertindak
lanjut thor 👍👍👍👍