Seira Adam Hanida adalah Ayi Mahogra atau Ratunya Kharisma Jagat yang harus memimpin pasukan kharisma jagat di zaman modern untuk melawan Bagaskara yang menggunakan makhluk ghaib untuk mengendalikan manusia agar menyembah iblis yang dia sembah.
Untuk melawan balik, Bagaskara hendak menculik anak kedua Ayi dan menggunakannya agar bisa mewujudkan kutukan kuno, kutukan itu adalah, setiap Ayi Mahogra atau ratunya kharisma jagat, kerajaannya akan runtuh digulingkan oleh anak perempuannya sendiri. Karena itu Ayi Mahogra meminta suaminya Malik Rainan dan juga pasukan kharisma jagat membawa kabur anaknya agar selamat dari penculikan dan dia bisa menjaga umat manusia dan kerajaannya dari serangan Bagaskara.
Selama proses pelarian ini, Malik dan pasukan kharisma jagat menemui banyak kesulitan karena serangan dari Bagaskara dan pasukannya, lalu apakah mereka berhasil melindungi anak perempuan Ayi Mahogra atau dia akan menjadi anak yang terkutuk?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muka Kanvas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 14 : Mada 11
Mada sedang tidur di kamarnya, meski hari ini dia kesal karena ke rumah Malik tapi Malik tidak ada, bahkan mereka semua tak ada, Mada pikir mungkin mereka ke kota untuk membeli bahan makanan, biasanya orang desa yang tinggal di pedalaman memang ke kota beberapa waktu untuk membeli bahan makanan jika tidak bisa menghasilkan sendiri.
Mada terbangun karena ada suara ‘GEDEBUM’ seperti benda yang jatuh, tapi entah apa.
Mada membuka kamarnya dan betapa terkejutnya dia karena ada sesuatu di lantai rumahnya, rumahnya itu tidak bersekat antara ruang tamu dan juga dapur, hanya ada bangku sederhana khas pedesaan saja, tepat di depan kamarnya, ada lantai yang kosong menuju dapur, tapi kali ini tidak kosong lagi, ada sesuatu yang jatuh di sana, seperti tubuh manusia yang meringkuk dengan pakaian putih yang lusuh.
Mada sedikit takut untuk memeriksa, tapi dia kan sendirian, tidak seperti yang selalu dia katakan kalau dia bersama ibunya.
Maka dia mendekati seonggok tubuh dengan pakaian serba putih yang meringkuh itu, wajahnya dia tutupi dengan tangan.
Setelah cukup dekat, Mada lalu mencoba menyentuh tubuh itu dengan kakinya, meski keringat dingin mulai terasa di sekujur tubuh, Mada mendorong tubuh itu dengan kakinya, maka terlihatlah keseluruhan seonggok tubuh itu, tubuh yang bukan dibalut baju putih, tapi kain putih, kain kafan.
Pocong itu berwajah setengah hancur kini menatap Mada, posisi yang tadinya meringkuk dengan wajah ditutup tangan, suda telentang dan wajah tersibak jelas.
Mada menutup mata dan akhirnya berlari ke dalam kamar, pintu kamar dia tutup dengan cara dibanting, Mada menahan pintu itu takut kalau pintunya didobrak oleh pocong yang entah jatuh dari mana.
Mada menahan pintu itu, tapi pintu didobrak dari luar kamar hingga tubuh Mada sedikit terpelanting, tapi pintu tidak terbuka, Mada gemetar menghadapi ini, setan kaki gunung memang sedikit mengkhawatirkan.
Mada berbalik lagi untuk menahan pintu itu, butuh waktu sampai 1 menit pintu tak coba didobrak lagi oleh pocong, dia mendobrak pintu kamar Mada dengan kepalanya yang diantukkan sambil tersenyum.
Mada kembali mencoba untuk mendengar suara dari luar, apakah setan itu masih ada? Tapi tidak terdengar apapun.
Mada menghela napas karena lega, dia lalu berjalan hendak ke tempat tidurnya, tapi tidak jadi, ada sesuatu yang menahan kakinya, selimut kasur Mada sudah berdiri tegak menutupi entah apa, seperti ada seseorang yang berdiri di atas kasur tempat tidurnya, tapi dari kepala hingga kaki tertutup selimut milik Mada.
Mada kembali ke pintu tapi posisi hadapnya berbeda, dia sekarang lebih takut pada sosok yang berdiri di tempat tidurnya meski tertutup selimut.
Mada gemetar dan keringatan, dia tak tahu apakah harus cari tahu sosok apa yang ditutupi selimut itu, Mada ragu, tapi makin lama Mada lihat, makin tinggilah sosok itu. selimut bahkan sekarang tak mampu menutupi bagian kaki dari sosok itu.
Mada melihat kaki dari sosok itu menghitam, kaki itu diikat oleh kain putih, POCONG! Itu adalah pocong yang Mada lihat di luar kamarnya.
Tapi pocong di luar tadi tidak setinggi pocong di kamar tidurnya.
Mada dengan cepat-cepat membuka kunci pintu kamarnya karena pocong itu semakin tinggi hingga kepalanya menyentuh atap, selimut tidak lagi mampu menutupi dan akhirnya jatuh, Mada melihat wajah berantakan, mengerikan dan menjijikan pada pocong itu.
Sebagian kulit dari wajah pocong itu berjatuhan ke kasurnya, seolah pocong itu terbakar dan daging wajahnya mengelupas karena luka bakaran, Mada berteriak karena ketakutan lalu pingsan.
Seketika pocong itu beruba menjadi Alka, ya … siapa lagi yang bisa menyerupai selain si manusia setengah jin itu.
Alka tertawa dan turun dari tempat tidur Mada dengan wujud manusia, dia lalu mendekati Mada dan memeriksa, memastikan Mada masih hidup, karena kematian adalah jalan terakhir, setelah memastikan dia hidup, Alka lalu meninggalkannya.
Alka berharap besok dia akan sadar dan akhirnya pergi dari tempat itu. karena kalau tidak, dia akan bertemu dengan setan yang lebih mengerikan lagi.
Alka pulang dan melihat bahwa kawanan masih duduk bersila memberikan energi pada Jarni, mereka masih menjebak Malik agar tak bisa keluar dari jebakan pagar ghaib Jarni yang memanipulasi pikiran.
Alka lalu ke kamar melihat Yasa sedang tidur, tadi sebelum menakuti Mada, Alka memang menidurkan Yasa terlebih dahulu. Lalu Alka melihat ke pekarangan belakang rumah melalui jendela dapur, Malik terlihat sedang berlarian mengitari rumah, Jarni memang tidak membiarkan Malik keluar dari areal rumah.
Alka sedih melihat itu, Ayi sedang berjuang untuk AKJ, suaminya malah sibuk dengan wanita lain, di zaman ini, dia melihat banyak sekali orang-orang tidak mengerti tentang jiwa, bahwa tubuh bisa jadi digantikan, tapi jiwa yang sudah dipersatukan, bagaimana mungkin ingin diceraiberaikan.
Sampai kapan mereka harus terus berpisah hingga salah satu akhirnya menyerah? Alka lalu kembali bersila dan memberikan energinya pada Jarni agar Malik tidak bisa keluar dari pagar itu, kalau Ayi tahu suaminya dikerjai apakah dia tidak akan marah, tapi kalau Ayi tahu suaminya berselingkuh, apakah dia masih akan tetap bertahan pada tahtanya?
…
“Kau kenapa?” Doter Bari bertanya pada Dita yang masih sulit bernapas, Dokter Bari memberinya minum dari botol air mineral baru yang memang dia sediakan di sana untuk keadaan darurat.
“Tidak, Dok, sepertinya aku sedang berhalusinasi karena kelelahan, aku melihat ada setan.” Dita tertawa tapi sebenarnya dia masih ketakutan.
“Tapi kan soal setan tidak selalu bohongan, meski aku Dokter, aku juga percaya bahwa makhluk ghaib itu ada, memang kau lihat apa?” Dokter Bari terlihat penasaran dan tertarik pada cerita Dita.
“Hmm, aku melihat ibu-ibu yang seperti tenggelam, kakinya bengkak dan wajahnya juga membiru.”
“Loh, kau lihat seperti ibu itu, sebentar, kau lihat ini.” Dokter Bari menunjukan foto pada layar telepon genggamnya, Dita terkejut karena baju dan juga wajah membengkak itu persis seperti yang Dita lihat.
“Ini, siapa Dok?” Dita bertanya.
“Korban tenggelam di sungai dekat sini, diketemukan setelah 3 hari hilang, mayatnya suda dibawa keluarga, aku yang membantu mengautopsi, kau tahulah, di sini kekurangan tenaga Dokter, makanya karena aku bisa, jadi aku bantu, Dokter Hanan juga.” Dokter Bari menjelaskan.
“Kok bisa ya dia menunjukkan dirinya begitu? Apakah ada yang membuatnya tidak tenang?” Dita jadi kepikiran.
“Kau mau ikut aku melayat ke rumanya besok? Aku punya alamat mereka, siapa tahu dia memang butuh bantuan.” Dokter Bari menawarkan bantuan.
“Tidak Dok, jadwalku padat, jadi tidak bisa disisipkan.” Dita menolak.
“Bisa kok, aku bisa minta tolong anak Koas untuk menggantikanmu, aku bisa atur kalau kau ingin bantu ibu itu untuk tenang.” Dokter Bari tersenyum, entah kenapa Dita merasakan kehangatan yang mendalam, dia sungguh rindu kakaknya, kakaknya juga selalu tertarik pada dunia klenik, dunia yang Dita paling tidak suka, tapi kali ini dia penasaran, di antara banyak orang, kenapa Dita yang dihadapkan pada ruh penasaran itu, maka Dita mengangguk, meski dia sebenarnya sangat takut, tapi kan ada Dokter Bari.
Dita lalu pamit untuk kembali ke UGD, dia akan lebih fokus agar tak kejadian lagi, suasana di lorong juga jadi lebih ramai tidak seperti sebelumnya.
Saat Dita telah pergi, Dokter Hanan masuk ke ruangan Dokter Bari.
“Ada apa?” Dokter Bari bertanya.
“Berhentilah!” Dokter Hanan menatap Dokter Bari dengan kasar.
“Kau yang berhenti, jangan melakukan apapun lagi!” Dokter Bari berkata dengan pelan tapi penuh penekanan.
“Dita dalam pengawasanku!”
“Kau siapa? Berani sekali, bukan karena kau yang paling pintar lalu rumah sakit akan mengabaikan semua kesalahan yang sudah kau lakukan, jangan melakukan apapun lagi!” Dokter Bari mendorongnya lalu pergi meninggalkan ruangan itu, Dokter Hanan memukul tembok karena kesal.
Dita tidak tahu kalau salah satu dari mereka, memang ingin dirinya celaka.
..
“Kau sudah siap?” Seorang wanita bertanya pada Ayi.
“Apa kau tak merasakannya?” Ayi bertanya balik.
“Energinya terlalu besar, kau yakin bisa?” Wanita itu bertanya lagi.
“Harus bisa, karena untuk keadaan berat.”
“Aku harus melihatnya, Ayi.” Wanita itu meminta Ayi menunjukkan.
“Baiklah, sekarang aku akan menunjukkannya padamu.” Ayi lalu berdiri dan menatap wanita itu lekat, seketika pandangannya menjadi kabur, asap mengepul dan Ayi telah menunjukkan hal yang dasyat pada wanita itu.
“Bagaimana?” Ayi bertanya.
“Tidak, aku tidak merasakan apapun, tapi tetap saja, aku masih merasakan bahaya jika kau lakukan saat ini.” Wanita itu ragu.
“Aku sudah melakukannya cukup lama, apakah masih kurang?” Ayi bertanya.
“Dua puluh persen lagi, baru akan sempurna, aku mohon, ini terlalu berbahaya jika kau menyerang langsung.” Wanita itu berkata dengan lembut.
“Baiklah, tapi aku akan semakin kehabisan energi, mungkin aku akan semakin pucat dan mimisan, mereka akan mulai khawatir.” Ayi bingung.
“Tapi aku masih merasa kurang sempurna, bertahanlah Ayi, kau mampu, kau akan mampu.” Wanita itu membujuk, Ayi setuju, maka ritual dijalankan lagi, ritual yang membuat tubuh Ayi semakin lemah, tapi hanya ini jalan terbaik untuk semuanya.
_____________________________________
Catatan Penulis :
Tenanglah, sebentar lagi semua akan ketahuan kok, ingat, kejutan selalu menyenangkan bukan?
Jangan lupa like, coment dan follow akun Noveltoonku ya.
Jangan lupa untuk follow aku juga di :
IG : @mukakanvas
Tiktok : mukakanvas_horor
Youtube : @mukakanvas
semngat 💪💪
love you Thor.......