setelah mengetahui suaminya berselingkuh dengan sahabatnya sendiri,karna suatu kutukan Kanaya terpaksa harus berada didalam tubuh suaminya yang telah menghianatinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aqilaarumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 15
Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang, akhirnya mereka sampai disebuah perusahaan yang cukup besar dikota xx
Mereka disambut dengan hormat oleh para karyawan yang ada dikantor tersebut.
Kanaya melangkahkan kakinya dengan tegang karena untuk pertama kalinya ia akan melakukan presentasi didepan klien,kini dia tidak bisa lagi meminta bantuan dari Reihan.
Semua atensi mengarah kepadanya,Kanaya terlihat kebingungan,ia tidak tahu mau mengatakan apa.
Dirga menyadari hAl tersebut, berdiri dan mengambil ali posisi Kanaya.
Dirga nampak mejelaskan program kerjanya dengan sangat bagus, hingga akhirnya mendapatkan tepuk tangan dari para klien dan pemegan direksi perusahaan terbesar dikota ini.
" Kami sangat puas dengan kerjasama sama ini pak dirga"
Pak Kevin terlihat menjabak tangan Dirga,merasa puas dengan kerjasama yang akan berlangsung diantara mereka.
" Kalau begitu kami pamit"
" Kami permisi pak"
Sedangkan Kanaya sedari tadi hanya menunduk, karena ia tidak bisa membawakan presentasinya dengan bagus.
Begitu mereka pamit dan masuk kedalam mobil.
Dirga tampak begitu kesal dengan Kanaya,
" Jeri jelaskan semua ini bagaimana bis menejer dari perusahaan kita tidak bisa membawakan prestasi dengan benar bahkan tadi dia terlihat bingung dan tidak mengerti apa apa"
" Maafkan saya pak" ucap kanaya merasa sangat bersalah.
" Maaf,tuan,biasanya pak reihan selalu membawakan prestasi kerjanya dengan baik,tapi saya juga tidak paham dengan apa yang brusan saya lihat, kinerja pak Reihan seperti menurun"
" Saya tidak mau melihat hal yang seperti ini terulang kembali" ucapnya dingin.
" Baik pak"
Terlihat cuaca mendung.
Jedarrrr
Suara petir mengelengar,dan angin bertiup kencang.menandangkan badai akan segera datang.
"Tuan sepertinya hujan akan turun,apa kita jalan sekarang"
"Sepertinya kamu benar,kita pulangnya setelah cuaca kembali membaik, kita cari hotel saja untuk istirahat"
"Baik tuan"
Jeri lalu mencari sebuah hotel,jeri lalu memesan kamar.
" Tuan semau kamar yang d dihotel ini sudah penuh tersisa satu kamar yang kosong"
" Sudah tidak apa apa, kita bertiga menginap saja dalam satu kamar, toh kita bertiga sama sama laki laki kan" ucap Dirga.
Kanaya meneguk silvanya kasar.
"Apa katanya menginap satu kamar dengan dua laki laki sekaligus,oh tuhan cobaan apalagi ini?" Batinya.
Dengan sangat terpaksa Kanaya akhirnya mau tidak mau harus satu kamar dengan dirga dan jeri.
Begitu mereka sampai didepan kamar.
" Tuan sepertinya saya istirahat dimobil saja, soalnya saya kalau tidur ngoroknya kencang"
" Memangnya kamu tidak apa apa jika kamu tidur dimobil?"
"Tidak apa apa tuan saya sudah terbiasa tidur dimobil"
"Baiklah kalau begitu terserah kamu,tapi jika nanti kamu merasa kurang nyaman tidur dimobil kamu bisa kembali kekamar ini"
" Baik tuan"
Kini tinggal Kanaya dan Dirga,Kanaya merasa canggung begitupun Dirga.
Begitu Dirga masuk kedalam kamar hotel,ia langsung membuka jasnya dan melemparnya kekasur.
Ia membuka kemejanya dan memperlihatkan bidang dadanya yang tampak atletis.
Kanaya meneguk ludahnya kasar melihat tubuh sempurna Dirga,ia pernah melihat tubuh Reihan tapi tidak secanggung perasaannya sekarang.
Dirga meraih handuk kecil yang disediakan hotel untuk pengujung hotel.
Ia melirik kearah Kanaya yang terlihat menutup kedua matanya.
" Kenapa kamu menutup matamu seperti seorang perempuan saja"
" Maaf,mataku hanya terasa perih .mungkin karna kelilipan jadi aku reflek menutup mata" ucapanya beralasan.
Dirga melangkahkan kakinya masuk kedalam toilet untuk membersihkan tubuhnya.
Kanaya menghembuskan nafas leganya melihat Dirga yang menghilang dibalik pintu toilet.
Didalam toilet Dirga menguyur tubuhnya dengan air yang mengalir dari shower. Ingatannya menerawan kebeberapa jam lalu saat dia tertindih oleh tubuh Kanaya.
Selalu saja ia merasakan kehadiran Kanaya dari balik wajah Reihan.
Hingga akhirnya ia keluar dari kamar mandi,dengan rambut dan dada yang basah membuat Kanaya kembali meneguk silvanya.
Degub jantungnya seakan berirama ditatap seperti itu dirga pun merasakan sesuatu yang berbeda tapi dengan cepat ia mencoba untuk terlihat biasa saja.
"Kenapa kamu menatap ku seperti itu"
" Tidak apa...apa pak"
Ucapnya kemudian menundukkan pandangannya.
" Saya akan tidur disofa pak"
" Bagus jika kamu tahu posisimu"
Kanaya langsung berbaring disofa dan memungungi Dirga.
Dirga juga memakai kembali pakaianya,tapi ketika ia hendak memakai celananya handuknya tiba tiba terjatuh dan memperlihatkan burung beonya.
Disaat yang bersamaan Kanaya berbalik dan melihat sesuatu yang tidak seharusnya dilihatnya hingga membuatnya berteriak histeris.
" Ahhhh"
Dirga dengan buru buru mengambil kembali handuknya.
"Berisik sekali kamu,kamu juga punya apa yang aku punya"
" Meskipun akau juga laki laki,harusnya kamu tetap malu jika bagian sensitif dari kamu dilihat oleh orang lain"
" Cii dasar aneh"
Dirga lalu menghempaskan tubuny kekasur empuknya.ia menatap blangit langit lalu sesekali menatap kearah Kanaya.
" Lucu ya dulu kau selalu membulyku dan sekarang aku adalah bosmu,bisa saja aku memecatmu sekarang"
" Aku minta maaf atas sikap ku dulu mungkin dulu hanyalah sebuah kenakalan remaja"
" Ci kenakalan remaja bkamu bilang, bahkan kau tidak pernah membiarkanku sehari pun belajar dengan tenang"
"Maaf,aku minta maaf" ucap kanaya mungkin dengan bmeminta maaf masalah Reihan dengan Dirga akan selesai,biar bagaimanapun dia tidak ingin terkena imbas dari perbuatan Reihan Karna Sekarang ia terjebak didalam tubuh Reihan.
Setelah beberapa menit terlihat Dirga sudah terlelap dalam tidurnya.
Sedangkan Kanaya sedari tadi tidak bisa tertidur karena sibuk mencari posisi yang nyaman untuk dirinya.
Tidur disofa yang sempit membuatnya tidak nyaman.
" Kanaya tolong jangan pergi,aku sangat tersiksa memikirkan mu" racau Dirga.
Kanaya mengrenyit mendengar kan Dirga mengigau kan namanya.
Ia bangkit dari tidurnya dan menghampiri Dirga.
" Pak dirga bangun pak"teriaknya sambil menepuk nepuk pipi Dirga.
.namun usahanya sia sia Dirga tidak kunjung membuka matanya.
" Kanaya ku mohon aku butuh kamu" racaunya terlihat air mata keluar dari sudut matanya.
Melihat air mata itu Kanaya memeluk tubuh dirga erat,tidak ada lagi racaun dari dirga,namun ia juga tidak kunjung membuka matanya.
Hingga akhirnya Kanaya terlelap dan tertidur smabil memeluk tubuh dirga erat.
Sebuah kehangatan hadir dalam pelukan itu, Hingga membuat mereka memasuki alam mimpi yang indah.
Hingga suara kicauan burung membangunkan Dirga ,ia merasakan ada sebuah tangan yang memeluknya erat.matanya membulat melihat wajah Reihan kini berada didekatnya.
" Sit apa yang kamu lakukan diranjangku,dan kenapa kamu memelukku"
Suaranya melengking diudara hingga membuat Kanaya terbangun.
Dan reflek bangun dari tidurnya.
" Maafkan aku"
" Tadi malam pak dirga mengigau,aku hanya berusaha membangunkan mu,maafakan aku"
" Kamu ini memang mengesalkan"
" Maafkan saya pak"