NovelToon NovelToon
TRAPPED OBSESSION

TRAPPED OBSESSION

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Mafia / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Dark Romance
Popularitas:60.1k
Nilai: 5
Nama Author: Vebi Gusriyeni

Hulya Millicent harus terjebak dalam obsesi cinta seorang bos mafia. Dia bahkan tidak tahu kalau dirinya telah dinikahi oleh sang mafia semenjak usianya baru 18 tahun.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vebi Gusriyeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18 : Dessert

...•••Selamat Membaca•••...

Hulya tertidur di atas tubuh tegap Marchel, mereka baru saja menonton televisi dan Marchel mendekap Hulya dengan penuh kasih sayang. Semenjak Hulya pergi, dia tidak pernah lagi bersantai seperti ini. Marchel tersenyum ketika mendengar dengkuran halus dari bibir Hulya, yang menandakan kalau dia tertidur pulas.

“Aku sadar, kata maaf saja tidak akan bisa menebus kesalahanku padamu Hulya, aku telah membunuh anak kita yang jelas tak bersalah, aku juga hampir membunuhmu, aku berharap jika suatu saat nanti atau tak lama lagi, kau bisa menerima diriku kembali, aku tidak sanggup berpisah darimu begitu lama,” gumam Marchel lalu mencium kepala Hulya.

Ponsel Marchel bergetar di dalam saku celananya, hal itu membuat Hulya terbangun.

“Shit,” umpat Marchel dalam hati karena membuat Hulya terbangun.

Hulya mengerjapkan mata lalu bangun dari tubuh Marchel, dia terlihat kaget.

“Maaf Marchel, aku ketiduran,” ucap Hulya lalu dia menutup mulut ketika menguap.

“Kalau kamu nyaman, ya tidur saja.”

“Tidak, aku akan ke dalam kamar, kamu istirahatlah.” Hulya berjalan menuju kamarnya, Marchel hanya memperhatikan Hulya dengan senyum getir.

“Padahal dulu aku bebas menyentuhmu kapan saja, tapi sekarang, satu kamar denganmu begitu mustahil,” jerit hati Marchel, dia duduk lalu menatap layar ponsel yang menandakan ada panggilan dari nomor tak dikenal.

Marchel mengangkatnya dan mendengar suara Tifani, Marchel langsung mematikan ponselnya dan berjalan ke kamar yang telah disediakan oleh Hulya, kamar itu berada di hadapan kamar Hulya.

Marchel membuka jas dan kemeja yang dia kenakan, lalu menaruhnya di atas sofa dan membaringkan tubuh dengan telanjang dada. Baru saja memejamkan mata, Marchel mendengar suara ketukan pintu di kamarnya, dengan cepat dia membuka pintu, menampakkan Hulya yang berdiri di depan kamar sambil membawa pakaian untuk Marchel.

“Aku membawa beberapa pakaianmu saat pergi, pakailah, aku tahu kalau kau tidak nyaman dengan pakaian formalmu itu.” Marchel tersenyum dan mengambil baju dari tangan Hulya.

“Terima kasih, ternyata kau masih menyimpan pakaianku.”

“Ya untuk melepas rindu saja, selamat malam Marchel.”

“Malam Hulya.”

Hulya kembali ke kamarnya, dia merasakan ngilu di bagian kepala dan seluruh tubuh. Sakitnya kembali kambuh, dia segera mencari obat pereda nyeri.

“Yah habis, aku lupa beli.” Hulya memakai cardigan rajut miliknya lalu keluar dari kamar, tujuan utamanya saat ini jelas ke apotik.

Hulya berjalan menuju pintu keluar dan Marchel ikut keluar kamar saat mendengar suara pintu kamar Hulya terbuka.

“Kamu mau ke mana?” tanya Marchel dengan wajah khawatir, Hulya tersenyum.

“Ke apotik, obatku habis.”

“Tunggu sebentar, aku akan menemanimu.” Marchel mencari kunci mobilnya dan menyusul Hulya.

“Ayo.”

Mereka berdua keluar dari apartemen dan pergi ke apotik yang biasa Hulya kunjungi selama di sana.

Dia keluar dari mobil dan membeli obat yang diperlukan, kepalanya masih terasa berat dan seluruh tulang di tubuhnya terasa ngilu.

Dari dalam mobil, Marchel bisa melihat gestur tak nyaman dari Hulya, sesekali perempuan itu meringis, memegangi kepala dan lengannya.

“Pasti tubuhnya terasa ngilu, dasar bodoh kau Marchel, kau sudah menyakiti dia sedemikian rupa, lihatlah bagaimana wanita yang kau cintai kesakitan,” gumam Marchel pada dirinya sendiri sambil menghapus air mata yang menetes di pipinya.

Hulya masuk ke dalam mobil membawa obat, dia memasang seatbelt lalu tersenyum pada Marchel.

“Apa mau aku pijat?” tawar Marchel pada Hulya.

“Tidak usah, minum obat ini nanti akan sembuh.” Hulya meminum obat yang barusan dia beli, Marchel mengusap kepala Hulya dengan lembut.

“Aku boleh minta sesuatu tidak?” tanya Hulya dengan tampang imut, seperti anak kecil yang mau minta permen pada orang tuanya.

“Tentu boleh, kamu mau apa?” tanya Marchel sembari mengusap pipi Hulya.

“Aku mau dessert matcha dan cokelat, apa kau mau membelikannya untukku?”

“Oke kita akan ke toko dessert.” Hulya bertepuk tangan kegirangan, dia seakan lupa diri ketika bersama dengan Marchel.

Marchel mengalihkan wajahnya dari Hulya dan mengusap air mata yang kembali menitik, padahal dia sudah berusaha menahan.

“Aku tidak kuat melihat senyumanmu ini Hulya, bayangan ketika aku menyiksamu kembali membuat aku resah. Bagaimana aku bisa kehilanganmu kalau begini? Kau masih bisa tersenyum dan bermanja padaku setelah apa yang telah aku lakukan padamu,” batin Marchel, menahan rasa sesak luar biasa di dadanya, dia mengusap kembali mata yang sudah merah karena menahan tangis.

Sesampainya di toko dessert, Marchel turun sendiri karena Hulya tidak mau turun, dia berjalan memasuki toko itu. Sebenarnya Hulya mengetahui kalau Marchel menangis, dia menumpahkan tangisnya ketika Marchel tidak ada.

“Papa benar, dia memang pria yang baik dan sangat menjagaku, tapi aku terlalu takut untuk menghadapi emosinya,” rintih Hulya, dia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan.

Marchel memasuki mobil dengan membawa 3 dessert yang Hulya mau.

“Kenapa belinya tiga? Kan aku pesannya dua.”

“Kamu kan suka tiramisu, makanya aku beli juga.”

“Makasih ya, kamu ingat ternyata.”

“Masihlah. Mau makan di sini atau di apartemen?”

“Apartemen saja, kalau di mobil nanti aku muntah pula.” Marchel terkekeh karena memang kebiasaan Hulya ketika ngemil di mobil, ya muntah.

“Kamu menangis?” tanya Marchel tiba-tiba, Hulya menatap Marchel dengan mata bengkak dan merah.

“Tidak, kenapa?”

“Mata kamu tidak bisa bohong, Hulya.”

“Iya aku nangis.”

“Kalau memang masih sakit, ayo kita ke rumah sakit, aku tidak mau kamu kenapa-napa, Hulya.”

“Aku nangis bukan karena sakit.”

“Lalu?”

“Karena tadi aku lihat kamu juga nangis.”

“Kenapa kau ikut menangis ketika melihat aku menangis?” tanya Marchel sembari menangkup wajah Hulya.

“Aku tidak tau, aku sedih saja melihat kau menangis begitu. Aku merindukanmu Marchel, ketika aku merasakan sakit atau nyeri, aku ingat padamu hiks.” Tangis Hulya pecah setelah mengungkapkan perasaannya, Marchel langsung memeluknya.

“Aku berpikir jika jauh darimu itu akan lebih baik, ketika aku sibuk, mungkin aku tidak ingat denganmu, tapi ketika aku merasa sakit dan sendiri, aku ingin kau datang dan aku bisa bermanja padamu,” ungkap Hulya lagi, Marchel memeluk erat wanita itu, dia juga merasakan hal yang sama selama ini.

“Sebodoh itu aku ternyata, melukai wanita sepertimu.”

“Aku selalu meyakinkan hatiku untuk berpaling darimu, semakin aku paksa, semakin aku menderita,” jelas Hulya lagi.

“Aku di sini, aku akan menemanimu Hulya, selama kondisimu belum sepenuhnya sembuh, aku akan di sini untukmu.” Hulya mengangguk, dia tidak bisa terus-terusan menahan ego.

“Jangan kasar lagi padaku ya, aku takut,” pinta Hulya yang dibalas anggukan oleh Marchel.

“Sekarang apa yang sakit?” tanya Marchel dengan lembut.

“Tidak ada, semua sudah sembuh.” Marchel tertawa lalu Hulya menggigit bahu Marchel dengan kuat.

“Aw sakit Hulya,” ringis Marchel.

“Kenapa kau ini selalu merusak suasana hah? Aku ini sedang bersedih dan kau malah menertawakan aku.”

“Oke maaf sayang, aku tidak bermaksud menertawakan kamu, oke oke maafkan aku.” Marchel kembali membawa Hulya dalam pelukannya.

“Marchel, gimana kalau malam ini kita main kembang api?” entah kenapa tiba-tiba ide itu muncul di kepala Hulya.

“Ide bagus, ayo kita beli.” Hulya mengangguk, mereka kini meluncur ke toko kembang api.

Marchel membawa Hulya ke tempat di mana mereka bisa bermain kembang api dengan leluasa.

Hulya melompat kegirangan saat melihat kembang api yang dibakar oleh Marchel berkilauan, dia tertawa dengan lepas begitu pula dengan Marchel.

Puas dengan kembang api, Hulya mengambil dessert di dalam mobil dan memakannya bersama Marchel. Marchel duduk di atas mobil dengan kaki terjulur keluar dan pintu mobil terbuka.

“Kamu mau?” tanya Hulya sambil mengulurkan dessert di tangannya ke arah Marchel.

“Sini,” titah Marchel pada Hulya, mantan istrinya itu mendekat lalu Marchel menarik Hulya ke pangkuannya hingga Hulya terduduk di atas paha Marchel.

Marchel mencolek dessert tersebut dengan telunjuknya dan menaruh di bibir Hulya, dengan cepat, Marchel menjilati dan memakan dessert tersebut dari bibir Hulya. Dia melumat bibir itu dengan lembut dan sangat mesra.

“Enak, manis,” puji Marchel dengan senyuman di wajah tampannya, Hulya terdiam, sentuhan bibir Marchel tadi begitu membuai.

Marchel kembali mencolek dessert itu dan kini mengoleskannya ke dagu Hulya, dia menjilat dan menghisap dagu itu.

Tatapan mereka kini bertemu, Hulya melakukan hal yang sama pada Marchel, dia mencolek dessert lalu menempelkannya di bibir Marchel.

Hulya melumat bibir Marchel dan mereka melakukan ciuman dengan intens kali ini. Ciuman yang menunjukkan rasa saling rindu, rindu yang terpendam walau hanya berpisah selama satu minggu.

...•••BERSAMBUNG•••...

1
Adhisty Madrie
cerai aja hul
Ciyoxi Radelly
Marchel ini anomali macam apa ya? (Bertanya dgn nada lemah lembut)
Julia Anjani
Padahal Hulya segitu cintanya sama Marchel dan udah benar2 bergantung secara mental ama suaminya, eh malah disakitin sedemikian rupa. Nangis banget aku tuh, berharap Dexter nikahin Hulya dan bawa deh ke Sisilia
Emilie Sopyan
Nikahin aja si hulya dexter, kasian banget liat dia tersiksa mulu sama si Marchel ini
Dewi Dejiya
Aku sampai speechless loh sama Marchel ini, kok ya sampai hati menyiksa hulya segitunya, padahal dia tahu kalau istrinya gak bersalah sama sekali bahkan Hulya udah memohon dengan air mata tapi dia gak peduli. Betul kata hulya dulu, cinta macam apa sih yang dikasih Marchel ke dia?
Dinda Kirana
Segitu benci atau gimana sih kamu ini marchel? Apa saat mukulin Hulya gak terbesit sekalipun dalam benakmu untuk merasa iba sama dia?
Khadijah Jaelani
Terlambat sudah kamu menyesal Marchel, anakmu dah lahir dan Hulya udah baik di tangan Dexter
Iguana Scrub
Ngerti kok sama dendam dan sakitmu Marchel, tpi dgn merencanakan utk menyiksa istrimu sendiri terlalu to much dan kamu sendiri kehilangan kebahagiaan bersama anak dan istri
Iyun Aini
Padahal rumah tangga mereka udah bahagia dan adem ayem loh. Tapi rencana balas dendam Marchel justru merusak dan menghancurkan rumah tangga dia sendiri, nyesel gak tuh anaknya lahir tapi yang menyambut malah pria lain
Queen Syalla
Iya emang benar, salut sama Dexter. Dia gak mengusik apa yg bukan ranah dia bahkan dia gak ngehalangin marchel nyakitin Hulya karena mereka ada perjanjian dan untuk mempersingkat penyiksaan Hulya dia langsung tebas si Amar. Udahlah sama Dexter aja kamu Hulya, si Marchel the real sakit jiwa dia
Yuri Gunawan
Gak guna lagi sesalan kamu Marchel
Delly Weliru
Jangan mau balik lagi sama Marchel ya Hul, dia sakit jiwa
Kasang Indah
Mending kamu pergi ajalah Marchel, gak guna kamu itu jadi suami. Bikin beban si Hulya aja kamu mah
Weni Safir
Nyesal ya Marchel? Kek nya udah telat deh, Hulya juga udah aman tuh sama Dexter dan jangan harap kalau dia bakalan mau balik ama kamu, pria tempramental yg gak punya perasaan sama sekali/Panic/
Maryam Nushaibah
Percuma juga kamu menyesal sekarang Marchel, istrimu udah melewati masa kritis dan traumatik dalam diri dia, mending kamu jangan muncul lagi karena ada pria lain yang mencintai istrimu dengan tulus/Angry/
Veer Kuy
gk ngerti lgi sma pikiran marchel ini, enth terbuat dri apa hatinya, bahkan istri sebaik hulya di dera begitu
Anita Lare
Udah Dexter, jaga dan rawat saja hulya sama anaknya itu. Jangan biarin Marchel datang dan ambil mereka, dia udah sangat keterlaluan
Rina Meylina
Gak habis Thinking lagi sama Marchel ya Allah, dia yg seharusnya melindungi sang istri malah dia yg jadi ketua utk mukulin istri di depan banyak org😭
Annissa Riani
Hanya karna dendam sesaatmu itu kau kehilangan sosok istri yang dengan tulus mencintai dan menerima kamu Marchel, sungguh kejam betul hatimu pada istri yang berjuang untuk melahirkan anakmu sendiri
Yeyen Niri
Gak bisa berkata2 lagi sama kelakuan Marchel ini, dendam boleh tapi jangan sama Hulya juga dong dibalaskan. Kalau memang ingin Amar tersiksa, ya kamu siksa aja si amar, kenapa malah istri yg sedang mengandung anak kamu yg kamu hajar begitu. Gila ya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!