NovelToon NovelToon
AFTER MARRIAGE

AFTER MARRIAGE

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Single Mom / Selingkuh / Pengganti / Cerai
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ana_nanresje

Terkejut. Itulah yang dialami oleh gadis cantik nan jelita saat mengetahui jika dia bukan lagi berada di kamarnya. Bahkan sampai saat ini dia masih ingat, jika semalam dia tidur di kamarnya. Namun apa yang terjadi? Kedua matanya membulat sempurna saat dia terbangun di ruangan lain dengan gaun pengantin yang sudah melekat pada tubuh mungilnya.

Di culik?

Atau

Mimpi?


Yang dia cemaskan adalah dia merasakan sakit saat mencubit pipinya, memberitahukan jika saat ini dia tidak sedang bermimpi. Ini nyata!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana_nanresje, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

26_Penyesalan Mereka

Ramon berusaha merawat Aya dengan baik. Dia ingin memperbaiki kesalahan yang sudah dia perbuat pada istrinya. Tapi perlakuan manisnya tidak berhasil membuat Aya membuka suara. Wanita itu terus membungkam mulut, bahkan enggan untuk menyentuh makanan yang sudah Ramon siapkan.

" Kamu belum makan apa-apa semenjak tiba disini. Minumlah walaupun sedikit demi anak kita." Ramon mencoba merayu, tapi Aya masih membungkam mulutnya. Mengedip pelan dan bernafas teratur hanya itu yang Aya lakukan.

Ramon mengesah pelan. Mungkin jika dia membiarkan Aya sendiri wanita itu akan menyentuh makanannya " Aku ke kamar sebelah. Jika ada apa-apa langsung panggil aku saja."

" Aku harap kamu mau memakan makanannya," Ramon menutup pintu dengan pelan, sempat tertahan sebelum pintu itu tertutup rapat Ramon mengintip apa Aya akan menoleh kearahnya? Namun ternyata tidak. Tanaman hijau di balik jendela ternyata lebih menarik dibandingkan dengan dirinya.

Raya mengesah pelan, tangannya mengusap perutnya yang mulai menonjol " Kamu merindukan uncle Rai? Serius? Tapi disini ada ayahmu. Kenapa kamu merindukan uncle Rai?"

" Kamu menginginkan Asinan? Bagaimana jika kita minta pada Ayahmu untuk membelikannya?"

" Ais. Ternyata kamu pendendam seperti bundamu Raya. Baiklah baiklah, bunda Aya tidak akan meminta pada Ayahmu."

" Tapi kamu sangat menginginkannya sekarang?" Aya berbisik pada perutnya " Apa bunda beli sendiri? Tapi bunda tidak tahu ada dimana kita saat ini." Aya menatap ke sekelilingnya, mencari cara untuk bisa kabur. Tapi sepertinya sangat mustahil bagi Aya untuk keluar dari sana, karena Villa itu di jaga oleh beberapa orang yang berpakaian serba hitam.

" Ayahmu tidak pernah berubah. Bisa-bisanya dia membawa bunda kemari. Uncle Rai dan Aunty Vallen pasti mencemaskan kita." Lagi dan lagi Aya berbincang pada calon anaknya. Hatinya seakan mendengarkan setiap respon apa yang di berikan oleh anaknya itu.

" Apa kamu lapar?" Aya melirik pada makanan yang Ramon bawa tadi lengkap dengan susu cokelat hangat kesukaan Aya " Kamu tidak berselera makan? Tapi kita belum makan apa-apa!"

Ramon tidak bisa menahan kedutan di ujung bibirnya. Saat ini dia tengah memindai Aya melalui kamera yang sengaja dia sembunyikan di kamar istrinya itu. Meskipun Ramon tidak bisa mendengar apa yang Aya katakan tapi melihat interaksi antara Aya dan calon anak mereka membuat hati Ramon menghangat.

Andaikan hubungan mereka saat ini baik-baik saja, Ramon pun ingin menyentuh perut Aya. Mengelusnya lembut dan berinteraksi dengan calon anak mereka " Maafkan ayah, nak. ayah belum bisa menjadi ayah yang baik untukmu. Tolong jaga bunda disaat ayah tidak bersamanya." Ramon membutuhkan waktu untuk memperbaiki semuanya. Dia tidak bisa mempertahankan keduanya. Antara Aya dan Zahra, Ramon baru menyadarinya jika selama ini Aya lah pemilik hatinya. Maka dari itu dia harus memperjuangkan Aya.

Mian dan Zain masih sibuk mengerahkan anak buahnya untuk mencari keberadaan Aya. Mereka sudah berusaha untuk menghubungi Ramon tapi pria itu mengabaikan panggilan mereka. Kavin dan Rai kedua pria itupun tidak jauh berbeda dengan Mian dan Zain. Mereka ikut mengerahkan orang-orangnya untuk mencari tahu keberadaan Aya.

" Kenapa kau begitu menginginkan Aya?" Pertanyaan yang terlontar dari mulut Kavin membuat ketiga pria itu menoleh kearahnya. Rai menyunggingkan senyum sinis, mendekat kearah Kavin dengan tatapan mata yang dingin.

" Dan kenapa kau masih mempertahankan Zahra sebagai istrimu? Sedangkan dia memilih untuk hidup bersama sepupumu sendiri?" Jawab Rai dengan sebuah pertanyaan. Kavin tersenyum kecut, tidak menyangka jika Rai kembali membahas masalah pribadinya.

" Karena aku ingin membuat Ramon menderita." Jawabnya " Dia memang bisa memiliki raga dan hati Zahra. Tapi tidak sepenuhnya selama Zahra masih berstatus istriku!"

" Dan aku ingin mengeluarkan Aya dari lingkar hitam yang kalian ciptakan. Dia tidak pantas merasakan penderitaan yang bahkan tidak pernah dia lakukan. Dia memang wanita lugu tapi kalian tidak pantas memperlakukannya seperti ini. Kalian manusia berhati iblis!" Rai menatap pada mereka secara bergantian. Kakinya melangkah berhenti tepat di depan Zain dan Mian " Aku akan merelakannya jika Aya bahagia dengan pilihan kakak-kakaknya. Tapi apa yang dia rasakan? Penghinaan, pengkhianatan, makian dan bahkan Aya seperti barang yang bisa dia buang."

" Apa Aya tidak ada harganya dimata kalian? Apa serendah itu Aya dimata kalian?"

" Aku tidak akan membiarkan itu terjadi lagi. Air matanya terlalu berharga untuk menangisi pria brengsek seperti Caramondy. Kanaya berhak bahagia dan aku akan memutuskan ikatan diantara mereka!" Sangat kentara jika Rai benar-benar memperjuangkan Aya. Emosinya berapi api saat dia membahas Ramon yang sudah membuat wanitanya terluka. Rai meninggalkan mereka dengan keterdiaman nya. Tidak bisa menyangkal, memang itulah kenyataannya. Aya menderita karena ulah mereka.

Ramon terlihat kesal saat mendapati kamar milik Aya kosong, bahkan makanan yang dia bawakan belum tersentuh sama sekali. Di carinya Aya di setiap sudut Villa tapi nihil batang hidungnya tidak mereka temukan.

Prankkkk

Amarah itu terlampiaskan pada vase bunga yang terdapat di kamar miliknya. Kaca hias yang memantulkan wajahnya terbagi menjadi beberapa bagian dan menyisakan serpihan yang berserakan di lantai. Nafas Ramon berubah menjadi kembang kempis, tangannya mengepal dengan kuat. Dia yakin Aya tidak mungkin berhasil melarikan diri dari genggamannya jika seseorang tidak membantunya.

" Kaitle!" Pria yang memiliki nama itupun segera menghampiri Tuannya. Sedikit membungkukkan badan untuk memberi hormat " Cepat cari istriku sampai ketemu. Habisi siapapun yang berani mengambilnya dariku. Jika kau tidak berhasil," Ramon memutar tumitnya lalu memicingkan mata ke tangan kanannya itu " Maka nyawamu sebagai taruhannya!" Sisi gelapnya menunjukkan jati diri siapa Ramon sebenarnya. Bola matanya berubah menjadi merah dengan aura yang sangat menakutkan.

" Sejauh apapun kamu pergi dariku, aku akan segera menemukanmu Kanaya!" Ramon berbisik seolah-olah Aya mampu mendengarnya. Dia melihat kearah tempat tidur, tempat yang sempat Aya tempati. Tidak ada yang berubah sifat istrinya tetap seperti dulu, selalu rapi dan bersih.

" Apa kesalahanku sangat fatal? Apa aku tidak bisa memperbaikinya? Apakah tidak ada kesempatan untukku?" Ramon meraba tempat tidur istrinya. Hampa dan kosong sama halnya seperti hatinya yang kini tengah hampa dan kosong.

" Apa yang harus aku lakukan?"

" Cukup pangku kepalanya agar dia merasa nyaman. Dan pastikan jangan sampai dia terluka!" Pria itu segera menutup pintu mobil bagian penumpang setelah berhasil memindahkan wanita yang menjadi misinya, Pria itu segera masuk ke tempat pengemudi.

" Dia baik-baik saja bukan?" Tanya seorang wanita yang menatap pada wanita yang berada di pangkuannya dengan cemas.

" Tentu saja. Saat ini dia sedang menikmati tidur nyenyak nya!"

" Jangan bilang kau menyuntikkan obat tidur padanya? Apa kau bodoh? Dia sedang hamil!"

" Aku tahu. Aku menyuntikkannya sesuai resep dokter. Aku tidak ingin melakukan kesalahan karena aku masih ingin melihat matahari terbit."

" Lalu kapan dia sadar?" Tanya wanita itu lagi.

Pria itu melihatnya melalui kaca spion yang terdapat di dalam mobil. Dua mobil hitam mengikutinya dari belakang, berjaga-jaga jika aksi mereka ketahuan " Besok. Besok pagi dia akan sadar!"

" Apa kau gila? Berapa banyak dosis yang kau berikan padanya?"

" Sudah ku katakan dia baik-baik aja. Kau cukup duduk dan pastikan dia tetap tidur dengan nyaman. Aku yakin, Ramon sudah menyadari jika istrinya tidak ada. Maka bersiap-siaplah sebelum kita sampai ketempat tujuan kita, ada kemungkinan anak buah Ramon berhasil menyusul kita."

" Aku tidak akan membiarkan itu terjadi. Aku akan menyuruh orang-orang ku untuk mengacaukan rencana Ramon untuk mengejar kita."

" Rencana yang bagus. Hambat perjalanan mereka selagi aku menghapus jejak keberadaan kita." Keduanya mengangguk di sertai senyuman. Kali ini akan terjadi peperangan yang sesungguhnya.

" Kemana tujuan kita?"

" Tempat dimana seharusnya Kanaya berada." Balas pria itu melalui kaca spion yang terdapat di dalam mobil.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!