NovelToon NovelToon
Ketika Takdir Memilihku

Ketika Takdir Memilihku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Pengantin Pengganti / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: MauraKim

Aditya Kalandra wiratmaja tidak pernah menyangka bahwa kekasihnya, Nathasya Aurrelia pergi meninggalkannya tepat di hari pernikahannya. Dalam keadaan yang kalut ia dipaksa harus menerima pengantin pengganti yang tidak lain adalah adik dari sahabatnya.

Sementara itu, Nayra Anindhira Aditama juga terpaksa harus menuruti permintaan sang kakak, Nathan Wisnu Aditama untuk menjadi pengantin pengganti bagi Aditya atas dasar balas budi.

Apakah Nayra sanggup menjalani kehidupan barunya, dan mampukah dia menakhlukkan hati Aditya.

Ataukah sebaliknya, apa Nayra akan menyerah dan pergi meninggalkan Aditya saat masalalu pria itu kembali dan mengusik kehidupan rumah tangga mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MauraKim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jangan Tinggalkan Aku

Waktu sudah menunjukkan pukul 22.30, Tetapi Aditya masih sibuk bergelut dengan berkas-berkas yang ada di meja. Aditya memutuskan untuk pulang agak larut malam hari ini. Bukan karena pekerjaannya yang menumpuk, ia melakukan itu karena binggung harus bersikap seperti apa jika bertemu dengan Nayra.

Sementara di lain tempat, Nayra sudah merebahkan tubuhnya di atas ranjang dan bersiap untuk tidur. Tapi dalam hatinya ia bertanya-tanya, kenapa Aditya belum pulang juga padahal waktu sudah larut malam.

Nayra menghela nafasnya pelan, setelah ingat jika dia harus bersikap acuh dan tidak peduli pada Aditya. Dia tidak mau kalau sampai Aditya terus-menerus menyakitinya dengan kata-katanya yang kasar. Karena itulah Nayra akan bertekad untuk bersikap tidak peduli dengan pria yang menyandang status sebagai suaminya itu.

Hari-hari berjalan begitu cepat, sudah terhitung hampir dua bulan berlalu semenjak Aditya memutuskan untuk pulang terlambat. Dan pria itu bahkan masih melakukan itu hingga saat ini, ia selalu pulang terlambat dan berangkat pagi-pagi sekali saat semua orang belum bangun.

Nayra tentu dengan jelas sangat tahu, Suaminya itu sedang menghindar agar tidak bertemu dengannya. Namun bagi Nayra, ini jauh lebih baik daripada mereka bertemu dan terjebak dalam situasi yang tidak di inginkan.

Papa dan Mama Aditya pun tidak bisa berbuat apa-apa. Sudah beberapa kali mereka menegur sifat dan kelakuan Aditya, tapi Aditya tetap tidak peduli. Namun di lain sisi, mereka sangat bersyukur karena Nayra masih mau bersabar menghadapi sifat Aditya yang keras kepala itu.

Waktu menujukkan pukul 20.30, Nayra baru saja selesai mengisi teko air yang akan ia bawa ke dalam kamar. Tapi suara pintu yang tertutup begitu keras membuatnya terlonjak kaget.

"Siapa yang menutup pintu sekeras itu, apa Mas Aditya? Tapi ini belum terlalu malam, mana mungkin dia sudah pulang ke rumah. Atau jangan-jangan itu maling?" gumam Nayra.

Nayra memutuskan untuk keluar dari dapur dan melihat sendiri, siapa kiranya seseorang yang baru saja masuk ke dalam rumah.

Setelah ia sampai di ruang tengah, Nayra menghentikan langkahnya saat melihat sosok Aditya. Suaminya itu terlihat dalam kondisi yang sedang tidak baik-baik saja. Penampilannya berantakan, kemejanya terlihat kusut dan rambutnya sedikit acak-acakan.

Aditya bahkan berjalan dengan sedikit sempoyongan, pria itu juga beberapa kali terlihat memijat pelipisnya. Nayra meletakkan teko air minum yang ia bawa ke atas meja yang ada di sampingnya, ia memutuskan untuk menghampiri Aditya dan bertanya keadaannya.

"Mas, kamu sudah pulang, apa kamu baik-baik saja?" tanya Nayra setelah mendekat ke Aditya yang berdiri di ujung anak tangga sembari berpegangan pada pembatas tangga.

Aditya menoleh setelah mendengar ada seseorang yang memanggilnya, ia tidak menjawab pertanyaan yang Nayra lontarkan. Sebenarnya ia tidak begitu mendengarkan apa yang Nayra ucapkan, itu karena kepalanya yang sangat pusing.

Aditya memutuskan untuk berjalan menghampiri Nayra, meskipun pusing semakin menderanya, ia berusaha untuk melangkahkan kakinya dengan susah payah.

"Ra, aku,,," ucapan Aditya terputus dan di gantikan dengan teriakan Nayra.

"MAASS, Mas bangun! Mas Aditya,,," Aditya tiba-tiba pingsan dalam pelukan Nayra. Nayra dengan sekuat tenaga menahan tubuh Aditya agar suaminya itu tidak sampai jatuh ke lantai.

Setelah Ia tidak berhasil membangunkan Aditya, akhirnya Nayra memutuskan untuk meminta bantuan yang lain agar segera membawa Aditya ke kamar.

"PAPAA, MAMA, ARSYILA. TOOOOLLLOOOONNGG." Nayra sekeras mungkin meneriakkan suara agar ada yang mendengar. Ia berharap, ada beberapa anggota keluarga yang belum tidur dan mau membantunya membawa Aditya ke dalam kamar.

Sangat mustahil Nayra bisa membawa Aditya sendiri ke kamar mereka yang ada di lantai dua.

Tidak lama kemudian terdengar langkah kaki dengan tergesa-gesa menghampirinya..

"Apa yang terjadi, Ra. Kenapa kamu sampai,,"

Mama Hanum dan papa Indra muncul denga raut wajah panik, "Ya ALLAH, ADITYA KENAPA RA?" Mama Hanum bahkan tanpa sadar meninggikan suaranya karena terkejut melihat Aditya pingsan dalam pelukan Nayra.

"Nayra juga tidak tahu, Ma. Tiba-tiba Mas Aditya pingsan. Tolong bantu Nayra membawa Mas Aditya ke kamar, Pa." pinta Nayra dengan nada panik. Ia bisa merasakan suhu badan Aditya yang sangat panas.

"Mama, tolong panggilkan Security di depan untuk membantu Papa membawa Aditya ke atas." Papa Indra memberikan intruksi kepada Mama Hanum setelah meraih tubuh Aditya dari dekapan Nayra. "Setelah itu, telfon Dokter Hendra agar segera datang kesini."

"Baik, Pa." sahut Mama Hanum sembari segera berlalu untuk memanggil Security di depan.

Beberapa saat kemudian, Dokter selesai memeriksa Aditya. Dengan segera, Mama Hanum menanyakan keadaan putranya pada Dokter keluarga Wiratmadja yang merupakan sahabat Suaminya.

"Bagaimana keadaan Aditya, Dokter?" tanya Mama Hanum dengan nada khawatir.

"Keàdaannya sekarang sudah lebih baik. Tekanan darahnya memang sempat turun, dan itu yang menyebabkan Aditya pingsan tadi." jelas sang Dokter dengan nada tenang.

"Dari pemeriksaan, tidak ada tanda-tanda kondisi yang serius. Ini murni karena kelelahan, terlalu banyak fikiran dan tubuhnya kekurangan asupan makanan. Aditya terlalu memaksakan diri tanpa memberikan waktu bagi tubuhnya untuk beristirahat." Dokter Hendra sejenak menjeda ucapannya, ia melepas stetoskop yang menggantung di lehernya.

"Untuk sekarang, saya sarankan beberapa hal. Pastikan Aditya beristirahan dengan cukup, Atur pola makannya, jangan sampai dia terlambat makan lagi. Dan satu hal lagi, perhatikan emosinya. Stres yang menumpuk tanpa di bicarakan akan terus membebani tubuhnya. Coba ajak dia bicara dengan santai, dengarkan keluhannya atau berikan ruang untuk beristirahat dari hal-hal yang membuatnya tertekan."

Mendengar ucapan Dokter Hendra, Nayra merasa bersalah. Ia merasa seperti istri yang tidak becus mengurus suaminya, ia bahkan sama sekali tidak tahu, selama ini Aditya sering melewatkan waktu makannya sehingga membuatnya jatuh sakit seperti ini. Namun disisi lain, Nayra mencoba menenangkan dirinya. Bahwa yang ia lakukan selama ini, memang kemauan Aditya.

Tapi setelah melihat Aditya sampai jatuh sakit seperti ini, Nayra bertekad akan merubah prinsipnya. Sepertinya mulai sekarang, dia harus berusaha lebih peduli pada Aditya. Sungguh, ia merasa sangat malu kepada kedua mertuanya. Dalam hati, mereka pasti mengira kalau dirinya tidak becus mengurus putra mereka.

"Saya akan resepkan vitamin dan beberapa obat untuk membantu memulihkan energinya dan menurunkan panasnya. Kalau dalam waktu dua atau tiga hari kondisinya belum membaik, atau kalau dia memiliki gejala seperti pusing berat, mual atau sesak. Segera hubungi saya, atau bawa ke rumah sakit, ya." penjelasan Dokter mmebuat lamunan Nayra buyar. Dan ia segera mengangguk mengiyakan saran dari Dokter Hendra.

Setelah kepergian Dokter Hendra dan kedua mertuanya dari kamarnya, Nayra melangkahkan kakinya menuju lemari untuk mengambil handuk kecil guna mengompres dahi Aditya. Nayra menempelkan handuk itu di dahi Aditya, setelah sebelumnya ia mencelupkannya ke dalam baskom berisi air hangat.

Nayra merapatkan selimut yang Aditya pakai saat melihat pria itu mengigil kedinginan.

Perlahan, Aditya mengerjapkan matanya. Setelah matanya terbuka, ia bisa melihat Nayra sedang memandangnya dengan raut wajah khawatir.

"Mas, kamu sudah sadar? Apa yang kamu rasain, masih pusing? Sebentar ya, aku akan membuatkan bubur untuk kamu. Agar kamu bisa segera minum obat." tutur Nayra sebelum beranjak dari duduknya.

Namun, saat ia akan melangkahkan kakinya, Aditya menahan tangannya. Nayra menoleh, dan sedikit terkejut mendengar ucapan Aditya.

"Jangan tinggalkan aku, Ra."

1
Hiang Ardiati
bagus saya suka
JAM
luar biasa
MauraKim: Terima kasih sudah mau membaca novel saya🙏
total 1 replies
November
lanjut
MauraKim: terima kasih sudah mau membaca novel saya🙏
total 1 replies
Farldetenc
Ada karya menarik nih, IT’S MY DEVIAN, sudah End 😵 by farldetenc
Izin yaa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!