Naga Hitam Dan 4 Selir

"Dasar budak kurang ajar, apa yang kau lakukan ?" pemilik kapal berkata.

"Hai gendut !" hati hati kau bicara." kan aku tadi mau mengucapkan selamat kepadamu, mana aku tahu nona ini datang ?" Han ciu berkata.

"Ambil kan tali !" pemilik kapal berkata kepada anak buahnya, sementara itu, Ling ling dan Niu niu sudah berada di pinggiran perahu, melihat kakak mereka berenang. sambil memegang badan perahu.

Perahu, melambat karna pemilik kapal menyuruh untuk menghentikan kapal, menolong seorang gadis yang tercebur.

Han ciu, mengambil tangga dari tali yang di bawa oleh anak buah si gendut.

Kemudian membuka gulungan tangga tali itu, lalu melemparkan nya ke arah gadis yang ia tepak punggungnya dan tercebur ke sungai.

Gadis itu menatap tajam ke arah Han ciu, lalu naik tangga tali yang di lemparkan oleh Han ciu.

Han ciu tidak mau melihat ke arah wajah gadis itu, karna tak bisa menahan tawa.

Whuut, tap, plak.

Baru setengah jalan, gadis itu melesat lalu setelah kakinya menapak di lantai kapal, dan tepat di belakang Han ciu.

Pemuda itu langsung menoleh, dan sebuah tangan langsung melayang ke arah pipi Han ciu.

"Kenapa nona menamparku ?" Han ciu berkata sambil mengusap usap pipinya yang habis di tampar oleh gadis itu.

Ketika Ling ling dan Niu niu menghampiri, dan akan memanggil nama.

Gadis itu teriak dan berkata, "jangan sebut namaku."

"Baik kakak," Niu niu berkata.

"Kau tadi sengaja bukan, menepak punggung ku sehingga aku tercebur ke sungai ?" gadis itu berkata.

"Mana aku berani nona ?" Han ciu berkata.

Aku sedang berbalik dan memanggil paman gendut, dan nona sudah berada di belakangku..

Pemilik kapal yang kasihan terhadap Han ciu, ia mengangguk dan gadis itu mengerutkan keningnya ketika melihat Ling ling dan Niu niu juga mengangguk.

Kau selamat kali ini, aku mau ganti baju dulu, nanti setelah aku berganti baju, kau datang ketempat ku.

"Nona, nona sudahlah, dia orang gunung," pemilik kapal berkata kepada gadis itu.

"Kau jugs datang bersama dia !" gadis itu berkata kepada pemilik kapal.

Setelah berkata, kemudian gadis itu meninggalkan Han ciu dan masuk ke dalam kapal.

"Kenapa kau ?" Han ciu berkata ketika pemilik kapal itu menepak nepak mulut nya.

"Gara gara mulut ini, aku jadi harus ikut dengan mu menemani ketempat gadis surga malam." pemilk kapal berkata.

Kau tidak datang juga tak apa," Han ciu berkata sambil melangkah, ke arah ruangan kapal.

Han ciu duduk berhadapan dengan ketiga gadis surga malam, dan Han ciu di temani oleh sang pemilik kapal yang bertubuh gempal.

"Adik adik ku berkata bahwa kau memang tak sengaja menapak punggungku sehingga aku tercebur ke sungai, tetapi aku mau tanya, kau bilang apa tadi sewaktu aku bersama dengan pemimpin bajak sungai ?" gadis itu berkata.

"Aku tak bilang apa apa !" Han ciu berkata.

"Mau mungkir rupanya !" adik adiku juga sangat jelas mendengarmu," gadis itu berkata.

"Kau sebut aku gadis beracun, benarkan ?"

Han ciu diam mendengar perkataan gadis itu.

Nona sudah lah, bahaya telah lewat, bagaimana jika kita minum arak saja, untuk merayakan nona bertiga yang sangat hebat bisa menghabisi bajak sungai.

Pemilik kapal kemudian keluar dan tak lama datang kembali sambil membawa 2 guci arak, "silahkan nona," pemilik kapal berkata sambil meletakan guci arak di meja.

Gadis itu terus menatap ke arah Han ciu, yang menjadi salah tingkah ketika merasa ia terus saja di tatap.

Nona aku minta maaf, dan jika sudah beres urusan, aku akan keluar dari sini.

"Baju mu sangat bagus, darimana kau dapat ?"

"Aku mencuri nya !" Han ciu berkata, Ling ling dan Niu niu tertawa mendengar perkataan dari Ham ciu yang polos.

"Lalu kenapa kau tidak curi sekalian sepatunya ?" gadis itu berkata.

"Terlalu besar di kakiku," Han ciu berkata

"Kau tadi bilang tak punya orang tua, dan tinggal dengan kakekmu, siapa nama kakek.mu ?"

"Walau ku sebut namanya nona juga tak akan kenal, percumah saja."

Ciiis...!

Mulut mu itu apa memang jika bicara seenaknya saja, gadis itu berkata.

"Apa maksudn nona ?"

Han ciu berkata sambil menatap ke arah gadis itu, dan kali ini entah kenapa gadis itu yang menunduk ketika saling tatap.

Setelah di perhatikan, wajahnya walaupun kotor, tapi sepertinya tampan, jika ia bisa merawat rambut dan membersihkan wajahnya. pasti terlihat tampan.

Ling ling dan Niu niu juga berpikiran sama, dan selama meunggu perjalanan sampai di kota Nan mereka berdua sering ngobrol ngobrol dengan Han ciu, walau jarang bicara dan menjawab se enaknya, tapi kedua gadis itu suka kepada Han ciu karna kepolosannya.

Dan gadis itu sebenarnya ingin ikut ngobrol ngobrol bersama mereka, tapi ia malu jika nanti kedua adik angkatnya menggoda.

Tak terasa, perjalanan lewat sungai, akhirnya kapal sampai di pinggiran kota Nan, di tempat dermaga kecil, para penumpang turun dari kapal

"Hey Han ciu, kau ingin kemana, apa punya saudara di kota Nan ?" Niu niu berkata kepada Han ciu.

Han ciu menggelengkan kepala, lalu ia melihat gadis itu seperti berkata kepada Niu niu dan memberikan sebuah kantung kecil.

Niu niu lalu melesat ke arah Han ciu, kemudian memberikan kantung kecil kepada Han ciu.

"Ini dari kakak, hidup di kota harus ada uang, jika kau kesulitan uang, kau datang saja ke tempat kami, surga malam, cari saja aku, Niu niu."

Han ciu mengangguk mendengar perkataan gadis itu dan berkata, Terima kasih.

Ternyata kantung uang berisi 20 tail perak.

Han ciu lalu berjalan di iringi tatapan ketiga gadis itu.

Siang hari di kota Nan sangat ramai, penduduk hilir mudik, suasana di tengah kota,

Ketika Han ciu berjalan, seorang pengemis membawa sebuah tongkat bambu berwarna hitam, menyodorkan batok kelapa kosong ke arah Han ciu.

"Sedakahnya tuan ?" Han ciu lalu menatap pengemis itu lalu kemudian memberikan 2 tail perak, kedalam batok kelapa itu.

Pengemis muda itu tersenyum, dan berkata, "terima kasih tuan,"

Han ciu tak membalas perkataan pemuda itu,

Han ciu melangkah masuk ke dalam rumah makan, pedang pendek naga hitam di sembunyikan di dalam bajunya, supaya tidak menarik perhatian.

Rumah makan yang tidak begitu ramai, Han ciu duduk sambil mendengarkan percakapan.

Tapi tak ada percakapan berarti yang ia dengar.

Jika aku ingin mencari tahu tentang musuh musuhku, aku harus mencari tempat orang orang dunia persilatan berkumpul, Han ciu berkata dalam hati.

Setelah beres makan, Han ciu berjalan jalan di pusat keramaian yang ada di tengah kota.

Di depan sebuah gerbang yg terbuka, tampak sebuah bangunan yang di hiasi lampion lampion warna warni di depan bangunan itu, rumah rumah kecil ada di sekeliling gedung besar, kebun luas untuk minum teh, taman kecil yang di hiasi lampion lampion tempat perangan.

Pasti ini tempat berkumpul orang orang penting, Han ciu berkata dalam hati, sambil kepalanya melihat ke arah gedung besar itu.

lamunan Han ciu buyar.

Ketika merasakan tangannya di tarik.

Han ciu hampir lompat, ketika melihat tangannya di tarik oleh seorang perempuan bertubuh gemuk yang berada di depan gerbang.

"Silahkan masuk tuan, silahkan masuk," perempuan itu berkata sambil menarik narik tangan Han ciu.

Han ciu lalu berkata, "apa bisa menginap ?"

"Bisa, bisa tuan !" perempuan gemuk yang memakai pupur tebal itu berkata.

"Malah selimut malamnya sangat hangat, tuan," perempuan itu berkata, sambil mengedipkan sebelah matanya.

Han ciu akhirnya masuk ke dalam, karna tangannya terus di tarik oleh perempuan itu.

Dan Han ciu tak melihat tulisan di papan nama diatas gerbang yang ada tulisan.

"Surga malam"

Ketika masuk, datang seorang perempuan cantik yang berusia paruh baya, melirik ke arah Han ciu dan bertanya, "apa yang saya bisa bantu tuan muda ?" wanita paruh baya itu berkata,

"Aku ingin menginap di sini, apakah bisa ?"

"Bisa tuan !" tapi biaya menginap di sini tak murah, apa tuan punya uang ?" perempuan paruh baya itu berkata, sambil melihat ke arah kaki sampai kepala Han ciu.

Han ciu mengeluarkan uang yang sudah berbentuk uang kertas senilai 100 tail perak, kemudian memberikan 3 lembar ke arah perempuan itu dan berkata, "terimalah ini dulu, nanti jika kurang, nyonya tinggal bilang," Han ciu berkata.

Melihat uang kertas senilai 300 tail perak, wajah perempuan itu langsung ceria dan berubah sangat hormat.

Kongcu ( tuan muda ) silahkan masuk, mari hamba tunjukan kamar nya.

Han ciu kemudian, mengikuti perempuan itu, dan mendapat kamar luar, rumah kecil yang ia lihat dari luar, dan berada di dekat taman, rumah itulah tempat menginap Han ciu, dan Ham ciu merasa cocok dengan tempat itu karna berada di luar gedung, jadi ia bebas.

Tuan agaknya dari dunia persilatan, perempuan itu berkata melihat penampilan Han ciu.

Kami akan menyuruh pelayan untuk mengantar tuan mandi dan mengurus wajah dan rambut tuan yang acak acakan itu, perempuan itu tertawa, dan sebagai pelanggan baru kami, nanti malam tuan akan di hibur oleh, para kembang di penginapan kami, perempuan itu berkata setelah itu pamit undur diri.

Pelayan wanita datang, lalu meyiapkan air hangat untuk Han ciu mandi, kemudian menyiapkan gunting untuk merapikan rambut Han ciu.

Han ciu yang dulu, kini berbeda dengan yang sekarang, setelah mandi dan wajah di bersihkan, rambut nya yang acak acakan di rapihkan dan di ikat, Han ciu menjadi pemuda yang tampan dan berbeda dengan dulu, ketampanannya yang tertutup rambut panjang acak acakan, dan wajah berdebu, kini sudah tak terlihat lagi, rambutnya yang hitam tergerai tapi sudah di potong dan terlihat rapi menambah ketampanan pemuda itu.

Malam itu Han ciu menatap ke arah bulan yang bersinar dari jendela kamar tempatnya menginap.

Terdengar suara ketukan pintu kamar tempatnya menginap.

Masuk..!" Han ciu berkata.

Terdengar suara pintu kamar terbuka dan beberapa langkah orang masuk.

Terdengar suara merdu berkata.

"Tuan sebagai pelanggan baru, kami hari ini bertugas untuk menghibur tuan secara gratis, jika besok tuan ingin kami hibur kembali, tuan harus bayar."

Han ciu yang sedang berdiri di jendela kamar, dan menatap ke luar, ketika mendengar suara, langsung berbalik.

Han ciu tertegun melihat gadis itu, begitu pula gadis itu setelah mengetahui orang yang tadi melihat siapa orang yang berdiri di jendela.

Ketiga gadis surga malam yang bertemu dengannya di perahu, tengah berdiri di depan Han ciu, dan menatap bengong ke arah Han ciu yang memiliki penampilan yang sekarang jauh berbeda dengan yang dulu.

Ketiga gadis itu serempak berkata, begitu melihat Han ciu.

"Kau"