Duda Itu Mantan Pacarku

Ayo dong mana ini likenyaa😔, susah banget ya buat like cerita aku? Apa kalian engga suka ya sama cerita aku?

Aku sedih semakin hari likenya semakin kurang, bukan bertambah. Bukannya aku engga bersyukur tapi kalau kalian like cerita aku dan likenya banyak jadi ada rasa semangat tersendiri gitu buat aku. Aku ngerasa "Alhamdulillah, karya aku disukai sama para pembaca." Tapi kalau likenya sedikit aku selalu sedih, apa selama ini aku buat cerita kurang menarik ya buat kalian?

Maaf ya kalau seandainya cerita yang aku buat ini engga sesuai sama harapan kalian, aku buat cerita ini engga semata-mata cuma pengen kalian baca dan like tapi aku juga pengen kalian itu terhibur saat baca cerita aku.

Harapan aku semoga kalian suka sama cerita aku dan likenya bertambah, pembacanya juga bertambah, favorit juga bertambah, rating pun bagus, itu harapan aku.

Maaf yah jadi curhat dulu,

Terimakasih buat yang udah baca curhatan aku.

Selamat membaca😊

🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱

Lia melihat punggung Adrian semakin menjauh setelah beberapa menit Adrian kembali dan berkata

"Pa, Ma aku pulang duluan ya."

"Lho memangnya kenapa?" tanya Mama

"Aku ada urusan Ma, ini penting." Mama mengangguk

"Hati-hati kamu," ucap Om Kelan Adrian pun mengangguk.

"Bun, Yah, bang aku pulang duluan ya," pamit Adrian, mereka mengangguk kemudian Adrian menatap Lia

"Ana aku pulang duluan yah, maaf engga bisa antar kamu pulang dan makasih untuk jamuannya tadi." Lia mengangguk dan tersenyum, ia sebenarnya ingin bertanya Adrian akan pergi kemana. Tapi ia tidak berhak bertanya seperti itu.

"Assalamu'alaikum" ucap Adrian

"Wa'alaikumsalam" balas mereka

Setelah kepergian Adrian, Lia melihat jam di tangannya ternyata menunjukkan pukul 3 sore. Ia pun izin untuk bersiap-siap karena akan pulang sore ini. Untung saja tadi ia sudah mengabari Putra bahwa dia akan pulang jam 3 sore. Semua orang yang disana pindah ke ruang tamu.

Lia sekarang sudah ada di kamarnya tengah bersiap-siap dan saat itu juga ada suara mobil yang memasuki rumahnya dilihat dari jendela kamarnya ternyata itu Putra. Dia pun bergegas.

"Assalamu'alaikum," ucap Putra

"Wa'alaikumsalam," balas mereka yang ada di ruang tamu.

"Eh Putra, mau jemput Lia ya?" tanya Bunda

"Iya Bun, Lia nya mana Bun?" tanya Putra

"Di sini!" Ucap seseorang dari arah tangga, Putra pun melangkah maju dan merentangkan tangannya untuk memeluk Lia, Lia pun masuk ke dalam pelukan Putra mereka melepas rindu setelah tiga hari lamanya tidak bertemu.

"Cepat banget sampainya?" tanya Lia

"Kebetulan tadi gue lagi ada kerjaan di daerah sini jadi sekalian aja." Lia mengangguk

"Pulang sekarang?" tanya Putra, Lia hanya mengangguk. Mereka berpamitan pada semua orang yang ada di sana. Setelah mereka pergi Kelan bertanya

"Calon menantu kamu?" Ayah menoleh

"Ah bukan, maaf jika kalian salah paham dia bukan calon menantu ku. Dia sahabat Lia, ya memang mereka sangat dekat bahkan Putra sangat menyayangi Lia sebagai adiknya, dia juga yang menjaga Lia saat Lia jauh dari kami." jelas Lia, Kelan pun mengerti.

"Ya sudah kalau gitu kita pamit pulang ya, sudah sore juga," ucap Kelan

"Ya sudah kapan-kapan main lagi ya kesini," ucap Ayah

"Kamu juga main ke rumah," ucap Kelan

"Iya aku akan ke rumahmu nanti," balas Ayah

Kelan dan keluarga berpamitan pulang, kini suasana rumah kembali sepi, Ayah dan Bunda masuk ke kamar begitupun dengan Alfa.

🍀🍀🍀

Di perjalanan pulang, Lia dan Putra banyak bercerita mulai dari hal penting dan hal yang tidak penting. Saat di pertengahan jalan Putra mengajak Lia untuk menemaninya makan karena dia belum makan, Lia pun menyetujui. Putra membelokkan mobilnya ke arah restoran yang ada di dekat jalan yang mereka lewati.

Sampai di restoran, mereka mencari tempat duduk dekat jendela. Dimana tempat duduk itu menjadi tempat favorit mereka jika sedang berkumpul.

"Lia."

"Iya Put?" tanya Lia

"Lo nanti mau datang ke acara pernikahan Kevan?" Lia terdiam kemudian tersenyum dan mengangguk

"Iya gue datang, engga enak sama Mamanya Kevan masa di undang tapi engga datang." ucap Lia sambil terkekeh

"Lo yakin? Apa lo engga bakal nangis nanti?" Putra merasa tidak yakin pada keputusan Lia

"Iya gue yakin, gue engga bakal kenapa-napa ko Put. Kan ada lo juga yang jagain gue," Lia menampilkan deretan giginya yang putih. Putra hanya mengangguk, dia berharap Lia akan baik-baik saja.

Saat Lia sedang memakan kue yang ia pesan, matanya tak sengaja menangkap sosok yang sangat familiar tengah berjalan masuk ke restoran dengan seorang perempuan. Saat di lihat baik-baik ternyata benar ia kenal dengan orang itu, dia Adrian dan siapa perempuan yang ada disampingnya? Perempuan itu terlihat cantik dengan rambut sebahunya, Lia terus melihat interaksi mereka yang terlihat sangat akrab dan sedikit mesra. Tak sadar hatinya merasa sedikit panas dan nyeri, ia berpikir bahwa perempuan yang bersama dengan Adrian itu adalah kekasihnya Adrian. Lia pun mendesah kecewa.

Sedangkan Putra yang sedari tadi memperhatikan Lia, merasa bingung kenapa dia terus menatap ke arah dua orang itu? Apa Lia mengenal dua orang itu? Jika tidak kenal kenapa terus menatap? Apa dia merasa iri dengan dua orang yang terlihat mesra itu? Putra semakin penasaran dia pun bertanya

"Lo kenapa liatin dua orang itu mulu, lo kenal sama mereka?" Putra menatap Lia dengan tatapan mengintimidasi, seketika Lia tersadar

"Eh, Emm ya gue kenal. Dia anaknya sahabat Ayah," jelas Lia

"Dia siapa?" tanya Putra

"Dia, laki-laki itu namanya Putra anak dari sahabat Ayah. Kalau yang perempuan gue engga tahu dia siapa," Putra mengangguk mendengar penjelasan Lia.

"Gue sudah selesai nih makannya, lo mau tetap disini lihatin mereka?" tanya Putra

"Engga lah, ya kali engga ada kerjaan banget gue. Ya sudah ayo, tapi lo yang bayar ya!" Lia tersenyum dengan sangat manis dan Putra mentoyor kepala Lia pelan, membuat orangnya mengaduh sakit

"Kalau ada maunya aja lo senyum manis ke gue, ya sudah ayo." Setalah membayar makanan mereka di kasir mereka langsung pergi. Mereka tak sadar bahwa sejak tadi ada satu pasang mata yang menatap mereka dengan tatapan yang tak terbaca. Ya dia Adrian, dia menatap dari sejak Lia dan Putra membayar makanan karena memang dia duduk di tempat yang jaraknya lumayan dekat dengan kasir.

"Kak, kakak kenapa dari tadi liat ke arah pintu terus?" tanya perempuan itu, ya perempuan bernama Agnesia, yang sering di panggil Nesia, dia adalah sepupu Adrian. Umurnya sama dengan Lia baru akan menginjak 20 tahun.

"Engga apa-apa ko de, ya sudah lanjut makan lagi." Mereka melanjutkan acara makannya, Adrian merasa hilang selera makannya saat ia melihat Lia dengan laki-laki lain.

"Emm de, kakak mau nanya." Ucap Adrian

"Ya sudah, tanya saja." Nesia terus melanjutkan makannya.

"Kalau kita ngerasa jantung kita berdetak lebih cepat saat dekat dengan seseorang terus ada rasa panas dan sakit saat melihat orang itu dengan wanita lain namanya apa de?"

"Jatuh cinta!" jawab Nesia cepat sambil terus mengunyah makanan, tetapi tiba-tiba terhenti

"Kakak serius jatuh cinta? Ya ampun sama siapa kak? Aku harus kasih tau Mama sama Papa nih," Nesia jadi heboh sendiri Adrian pun menyumpal mulut Nesia dengan makanan,

"Berisik de," Nesia hanya tersenyum dengan pipi menggembung karena mulutnya penuh dengan makanan. Nesia melanjutkan makan sedangkan Adrian memikirkan perkataan Nesia tadi jatuh cinta apa mungkin dia jatuh cinta pada Ana? Teman masa kecil yang kini tumbuh menjadi gadis dewasa, mandiri dan cerdas.

🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱

Hai teman-teman, terimakasih yang sudah baca.

Jangan lupa ya klik like, tambah favorit, follow, vote dan rating 5 nya juga ya. Supaya aku makin semangat update tiap hari.😊

See you next episode