NovelToon NovelToon
Hijaber Vs Kapten Basket

Hijaber Vs Kapten Basket

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Basket / Angst
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Ncess Iren

Seorang siswi kedokteran yang tak lain adalah anak seorang kiyai, suatu saat ayahnya menjodohkan dia dengan anak teman lamannya.

Apesnya laki_laki yan di jodohkan itu, adalah laki_laki yang sangat membencinya dan mendapat fitnah kalau istrinya sudah tidak suci lagi.

Nah kan penasaran jadinya, daripada bertanya_tanya baca aja yukk.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ncess Iren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Terbukti Ar Pelindung Zara

Drrrrttt drrrrtt

Ponsel Ar kembali bergetar ada panggilan masuk, dan ia menatap malas layar ponselnya ketika melihat nama Cindy tertera disana.

Ar sama sekali tidak berniat mengangkatnya, toh saat ini sudah tidak ada Zara. Jadi untuk apa dia harus berpura_pura baik pada Cindy, tujuannya dia mengangkat telpon dari Cindy dan memanggilnya sayang. Hanya karena dia tidak mau kalah dari Zara, karena dia menganggap Zara berpacaran dengan rully. Apalagi saat ini juga Ar mengetahui, jika ada seorang ustadz yang menyukai Zara.

Setelah merasa puas melihat pemandangan hijau disana, Ar memutuskan untuk kembali masuk ke dalam mobilnya. Tapi lagi_lagi Cindy terus menelponnya..

"Halo sayang" Ucap Cindy.

"Stop panggil gue sayang, sekarang kita udah gakada hubungan apa_apa lagi. Dan jangan pernah hubungi gue lagi" Setelah mengatakan itu Ar memutuskan panggilan secara sepihak.

Ia melempar asal telponnya ke kursi mobil, kemudian ia mulai menyalakan mesin mobilnya dan berniat melanjutkan perjalanannya ke jakarta.

"Isi bensin dulu deh nanti pas udah dibawah" Gumamnya lirih, Rumah Zara dan pondok pesantren milik Abah Fais ini berada diatas. Untuk mencapai kesana ia harus melewati perkebunan teh terlebih dulu, dan letak jalan rayanya sudah jelas cukup jauh dari rumah Zara.

"Lah dompet gue mana? Ucap Ar mencari dompetnya.

"Kayaknya ketinggalan dirumah Abah deh, mana semua kartu gue ada di dompet lagi" Ar terus menggerutu sendiri pasalnya selama ini ia memang tidak pernah lupa, dan selalu meletakkan dompetnya di dashboard mobil. Dan akhirnya Ar memutuskan untuk kembali kerumah Zara, untuk mengambil dompetnya.

Setelah sampai Ar langsung memarkirkan mobilnya, di depan halaman rumah Zara. Ar sempat bingung, ketika melihat rumah terbuka. walaupun Ar hanya menginap 1 malam, tapi ia tahu jika Zara tidak pernah lupa menutup pintu rumahnya.

"Mungkin Abah sudah selsai rapat" tebak Ar dan ia mulai melangkahkan kakinya untuk masuk kedalam.

"Loh Ar kamu belum berangkat? Tanya Abah Fais yang baru datang.

"Loh Abah disini? Ar malah balik bertanya.

"Ia Abah mau ambil berkas pondok yang ketinggalan, rapatnya belum selsai" Jawab Abah Fais.

"Ar tadi udah sampai perkebunan teh, eh dompet Ar sepertinya tertinggal. Ini Ar mau masuk kirain Abah di dalam, karena pintu rumah terbuka" Ucap Ar.

"Si eneng pasti lupa menutup pintu" Ucap Abah Fais menggelengkan kepalannya.

"Aaaaaaaaa Tolooooooong"

Mereka berdua pun terkejut, setelah mendengar teriakan Zara yang berasal dari dalam. Abah Fais dan Ar malah saling tatap, setelah itu Ar langsung berlari kedalam. Sementara Abah dengan cepat mengikuti Ar dari belakang, karena Abah Fais memang sudah tidak bisa berlari. Seperti Ar ataupun anak muda, pada umumnya.

Ar langsung mencari keberadaan Zara, dan ia melihat pintu kamar Zara yang tertutup. Ar bisa mendengar suara tangis Zara, dan juga ada suara laki_laki yang dikenalnya.

"Jangan nangis sayang, aku akan merebut kamu dari laki\_laki kota itu" Ucap seseorang dari kamar Zara.

"Lepas Ustadz jangan sentuh saya" kali ini Ar mendengar suara Zara yang menangis, sesenggukan.

BRRRAAAAAAKKKKK...

Ar menendang pintu kamar Zara dan pintu itu langsung terbuka, ia melihat Hanif hendak memeluk Zara dan menarik cadarnya. Sementara Zara sedang melindungi dirinya, agar Hanif tak bisa menyentuhnya. Zara masih nangis sesenggukan dengan tubuh yang sudah gemetar, untung saja Hanif gak berhasil menarik cadarnya.

Ar yang itu pun langsung geram dengan tatapan yang berapi_api, ia langsung menarik Hanif dengan kasar. Kemudian memberinya bogeman mentah tepat diwajahnya, dan Hanif pun langsung jatuh tersungkur tepat dikaki Abah Fais.

"Berani sekali kamu berbuat seperti itu, terhadap putri saya!!! geram abah Fais, kemudian ia menarik kerah baju koko Hanif dengan kasar.

"Ar tolong panggilkan para Ustadz di aula, suruh mereka semua datang kesini" Pinta Abah Fais.

"Iya bah.. Jawab Ar yang saat ini melirik kearah Zara, yang sudah luruh kelantai, Zara terus menangis dengan tubuh yang masih gemetaran. Dan ia duduk dengan menekuk dan memeluk lututnya sendiri.

Entahlah melihat keadaan Zara yang seperti itu, membuat Ar menjadi tidak tega. Ia pun langsung menuju aula pondok pesantren, untuk memanggil para Ustadz sesuai perintah dari Abah Fais.

"Assalamualaikum... Ucap para Ustadz, yang udah tiba dirumah Abah Fais.

"Walaikumsalam... Jawab Abah Fais, dengan wajah datar.

"Ada apa kiyai memanggil kami kemari" Tanya Ustad Fikri.

"Ar tolong tutup pintunya" pinta Abah Fais, dan Ar langsung menutup pintu itu.

"Saya memanggil kalian semua kemari, untuk menjadi saksi mulai hari ini. Hanif saya berhentikan untuk mengajar para santri, dan tolong awasi dia jangan sampai dia masuk kembali ke pesantren saya" Ucap Abah Fais tegas.

Hanif yang mendengar itu langsung terkejut, "Kiyai tolong maafkan saya, saya khilaf" Ujar Hanif bersujud di kakinya Abah.

"Khilaf seperti apa yang kamu maksud? kamu sudah dengan sengaja hendak menodai putri saya satu\_satunya" Geram Abah Fais, dia tidak berniat menyuruh Hanif bangun.

"Saya benar khilaf pak kiyai" Mohon Hanif.

"Keputusan saya sudah bulat" Ucap Abah Fais lagi.

Para Ustadz yang berada disana begitu terkejut, mendengar ucapan Abah Fais. Mereka memang mengetahui jika Hanif menyukai anak kiyainya, tapi mereka sama sekali tidak menyangka. Jika Hanif akan melakukan hal kotor, dan memalukan seperti itu.

"Sekarang kemasi barang\_barang kamu, dan cepat pergi dari lingkungan pondok saya. Saya tidak mau menerima seorang Ustadz, yang tidak berakhlak seperti kamu"

"Dan saya minta tolong sama kalian semua agar mengawasi dia, dan satu lagi cukup kalian saja yang mengetahui soal kejadian ini" Sambung Abah Fais, memberi pesan.

"Tapi kiyai.. Ucapan Hanif langsung terjeda setelah Abah Fais memberinya tatapan tajam.

"Pergi atau akan saya laporkan tentang perbuatan kamu" ancam Abah Fais.

Hanif dengan wajah pasrah langsung keluar dari sama, entahlah dia akan menyesali perbuatannya atau tidak.

"Kalau begitu, kami permisi dulu pak kiyai" Ucap Ustadz fikri.

"Ini berkas pondok, tolong urus rapat ini sampai selsai" Tambah Abah Fais, dan menyerahkan map kepada Ustadz fikri.

"Baik kiyai" Jawab Ustadz fikri kemudian ia pun pamit dari sana, dan diikuti oleh Ustadz lainnya.

Dan sekarang tinggal Abah Fais dan Ar disitu, Abah Fais memijit pelipisnya karena terasa pusing.

"Abah sebaiknya kita lihat keadaan Zara dulu" Ucap Ar.

"Astaghfirullah al azhim Zara" Sahut abah Fais yang langsung bangkit dari tempat duduknya, ia sampai lupa dengan putrinya. karena begitu geram dengan kelakuan Hanif.

Abah Fais pun langsung menuju ke kamar Zara yang di ikuti oleh Ar.

"Neng.. Panggil Abah Fais setelah memasuki kamar Zara.

"Abah.. Lirih Zara dengan mata sembab, Abah Fais pun langsung membawa Zara kedalam pelukannya.

"Sabar neng, bersyukurlah dia tidak melakukan hal yang lebih" Ucap Abah Fais, mengelus puncak kepala Zara.

1
🦀🪄𝒏𝒄𝒆𝒔𝒔𝒊𝒓𝒆𝒏 🪄🦀
Buat kalian yang suka membaca bertemakan konflik, percintaan atau perjodohan bahkan permusuhan semua ada disini..

Yukk mampir siapa tau suka dengan ceritanya, thnks buat yang udah baca😍❤ Love you all.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!