Tangisan Emak

Sementara di kampung meranti tempat abah sodiq tinggal bersama keluarga besarnya sedang heboh karena yanto membeli sepeda motor

"ini motor beneran punya abang" kata adi sambil mengelus elus motor tersebut

"kenapa aku punya adik yang bodoh ya kan tadi wak jamal sudah memberitahu semuanya kenapa masih bertanya terus" cerocos daus yang sebal akan adiknya itu yang dari tadi terus bertanya hal yang sama

"hahahahaha...... Iya adi abang harus menjawab berapa kali lagi pertanyaan yang sama itu" yanto menimpali sambil geleng geleng kepala

"iya habis adi masih seperti mimpi bang kalau kita bisa punya motor padahal baru kemarin kita masih susah mencari uang buat makan sekarang jangankan makanan abang sudah bisa beli motor rasanya masih seperti sesuatu gitu bang" ucap adi dengan sendu karena masih belum percaya akan hal itu

"Allah itu maha pemberi nak jika Allah sudah berkehendak maka akan terjadi tapi kalau Allah sudah tidak menghendaki maka Allah akan mengambil lagi dari orang yang bukan lagi haknya" abah memberi pengertian kepada anak anaknya tersebut

"iya bah bertahun tahun kita semua menderita akhirnya ada pahlawan super hero yang bisa membawa keluarga kita tidak semiskin dulu" cerocos adi yang membanggakan abangnya itu walaupun baru bekerja kurang dari 1 minggu tapi hasil jerih payah cukup untuk makan beberapa bulan ke depan

"abah hanya tersenyum menanggapi celotehan anaknya itu, memang benar apa yang di katakan oleh anaknya tersebut pelan pelan perekonomian keluarganya berangsur membaik berkat kerja keras salah satu putranya itu"

"itu semua karena Allah di kalau kita bekerja keras pasti kita akan menuai hasilnya" jelas bang yanto pada adiknya

"adi daus kalian di rumah dulu jaga abah dan emak abang mau ke rumah ana dulu untuk memberitahukan kalau mau mengajak adik ipar dan abahnya untuk bekerja" perintah yanto

"iya bang tapi nanti adi boleh ga pinjam motornya buat latihan biar abang daus yang ajari" pinta adi kepada abangnya tersebut

"tentu boleh tunggu urusan kakak selesai dulu ya" yanto menjawab

"ok bang"

Yanto segera naik ke atas motornya dan melaju menuju ke jalan kampung, sebelum yanto ke rumah ana dia mampir dulu ke toko perabotan rumah tangga yang ada di kampung sebelah. 10 menit berkendara yanto sampai di toko tersebut

"mau cari apa nak" tanya ibu yang punya toko karena melihat yanto yang celingak celinguk

"saya mau beli kasur bu" jawab yanto

"ayo ke sini biar ibu tunjukkan model dan harganya" ajak ibu pemilik toko

"baik bu"

Setelah melihat lihat dan di beritahu masing masing harganya yanto memutuskan membeli kasur busa biasa yang berharga 500ribu

"bu saya ambil yang kasur model begini 5 buah ya" yanto berkata kepada pemilik toko

"baiklah nak hanya itu saja" tanya ibu itu lagi

"saya mau bantal 12 buah bu, guling nya 8 buah sama selimutnya 4 buah yang ukuran besar" sahut yanto baik ibu siapkan semuanya dulu

"jadi total semuanya 3 juta 700ribu ibu kasih bonus 1 bantal sama 1 selimut ukuran kecil ya" jelas ibu itu lagi

"baik bu terima kasih banyak dan ini uangnya bu" sahut yanto sambil menyerahkan uang kepada pemilik toko

Ibu itu segera menghitung uang dari yanto setelah selesai ibu itu segera menyuruh pegawainya untuk menyiapkan barang barang pesanan yanto

"alhamdulillah bisa aku bisa menabung dan juga bisa sedikit sedikit membeli barang barang rumah" ucap yanto dalam hati bersyukur akan nikmat yang di berikan oleh Allah

"yanto melihat isi dompetnya ternyata uang pegangannya hanya tinggal 700ribu lebih saja" tidak apa apalah kan besok mulai menyadap karet lagi begitu isi pikiran yanto

Setelah semua barang pesanan yanto sudah naik ke dalam mobil pick up, yanto meminta pada supir tersebut untuk mengikutinya

"pak ikuti saya ya soalnya saya mau ke rumah adik saya juga untuk memberikan barang barang itu" kata yanto kepada supir tersebut

"baik pak" sahut sang supir

yanto mendengus karena di panggil pak oleh supir itu karena umurnya saja baru mau 20 tahun tapi sudah di panggil pak apakah dia setua itu begitu pikir yanto

yanto segera melajukan motornya menuju rumah ana sampai nya di sana terlihat adiknya sedang menyapu halaman

"eh abang ke sini ada apa ya bang" tanya ana sambil memeluk abang nya itu

"abang mau bertemu dengan suamimu dan abahnya bisa minta tolong panggilkan" yanto menyahuti pertanyaan adiknya itu

"baik bang" ana segera masuk ke rumah untuk memanggil suami nya setelah itu ana pergi ke rumah mertuanya yang hanya berselang kebun kosong dari rumahnya

ketika ana pergi yanto menyuruh 2 karyawan toko itu untuk menurunkan 2 kasur 4 bantal dan 3 guling di teras rumah ana

"ilham yang keluar dari rumahnya merasa bingung kenapa ada orang yang menurunkan kasur di teras rumahnya"

"abang sudah lama" tanya ilham

"belum"

Tak berapa lama abah nya ilham sudah ikut duduk di teras rumah ilham setelah di panggil ana, setelah mereka duduk bersama yanto segera mengatakan apa maksud dari kedatangan dia ke sini, ilham dan abahnya nampak bahagia karena mendapatkan pekerjaan tambahan dari yanto

"oh iya dan ini ada 1 kasur, 2 bantal, dan 1 guling buat ana, sedangkan sisanya buat abah ya tolong di terima pemberian dari yanto yang tidak seberapa ini" ucap yanto lagi

"loh nak kenapa repot repot segala" kata abah yang terharu di beri kasur baru oleh yanto

"tidak repot kok bah" kata yanto sambil tersenyum

"abang makasih ya, abang sekarang udah hebat" celoteh ana sambil memeluk abangnya itu

"doakan abang supaya rejekinya lancar ya" tutur yanto

"baik bang"

"jadi besok pagi jam 5 kita ketemu di jalan ujung desa yang mengarah ke kebun tengah hutan saja ya ham" jelas yanto lagi

"baik bang besok jam 5 kita sudah ada di sana" sahut ilham dengan semangat karena dapat pekerjaan

"tidak usah bawa bekal karena nanti emak yang bawain bekal makan siang kita, ya sudah abang pamit dulu ya kasian pegawai pegawai toko itu kelamaan menunggu" pamit yanto pada semuanya

"baik bang"

"baik nak" sahut mereka bertiga bersamaan

Yanto segera naik ke atas motornya dan mengajak pegawai toko itu menuju rumah abahnya