Kupikir aku akan bahagia menikah dengan seorang Arjuna Raka Sastrowardoyo. Wajahnya yang sangat tampan dengan tubuh atletis tenyata tak bisa memberikan kenikmatan di ranjang.
Pria itu impoten dan mempunyai keanehan lain saat berada di ranjang.
Aku merasa kecantikan dan kemolekan tubuhku tak berguna. Hanya saja ia sangat baik dan loyal padaku. Semua hartanya yang banyak itu bebas aku gunakan yang penting ia puas menyiksaku.
Aku tidak tahu apakah aku akan bertahan atau memilih mencari kebahagiaan lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bhebz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15 Perasaan Arjuna
Mayang Sari merasakan tubuhnya menegang karena suaminya tiba-tiba saja berada di tempat itu dan telah memberikan satu tamparan keras pada Han. Setelah itu Arjuna menatapnya dengan tatapan berkilat.
"Masuk kamu!" titahnya pada sang istri.
Mayang Sari tidak bisa berkata apa-apa lagi dan langsung meninggalkan tempat itu dengan perasaan yang sangat takut.
Han menyentuh pipinya yang memanas dan menatap pria tinggi dan atletis itu dengan tatapan tajam.
"Siapa kamu berani memasuki wilayahku!" tanya Arjuna dengan rahang mengeras sempurna. Tangannya ingin menambah satu pelajaran lagi pada pria itu tapi berusaha ia tahan.
"Aku kekasih istrimu. Aku datang untuk mengambil Mayang yang telah kamu rebut dari tanganku."
"Oh ya?" ucap Arjuna kemudian langsung mendaratkan satu lagi pukulan pada wajah Han dan membuat hidung pria itu mengeluarkan darah.
"Aargh. Brengsek!" keluh pria itu dengan wajah meringis sakit. Ia juga ingin membalas Arjuna tapi orang-orang dari pria itu langsung menahannya. Tangannya diputar kebelakang sampai ia kembali merasakan sakit dan tak bisa berbuat apa-apa.
"Mayang Sari adalah istriku dan kamu tak ada hak untuk menyebut namanya di mulutmu atau aku akan menghancurkan kamu sekarang juga!" ujar Arjuna seraya mencengkram erat kerah kemeja pria itu.
Han tampak tak terpengaruh meskipun hidungnya sudah mengeluarkan darah segar.
"Serahkan Mayang Sari padaku karena hanya aku yang bisa membahagiakannya," ucap Han masih berkeras dengan keinginannya.
"Kamu impoten dan tak akan mampu memberikan apa yang diinginkan oleh Mayang!" lanjut pria itu dengan ujung bibir terangkat merendahkan.
Bugh!
"Aaargh! Sialan kamu!" umpat Arjuna dengan rahang mengeras sempurna. Harga diri pria itu terinjak-injak. Ia marah dan kembali mengangkat tinjunya. Satu lagi pukulan keras mendarat di wajah Han hingga bibir pria itu pecah.
Mayang Sari yang belum jauh dari tempat itu langsung berlari kembali dan berusaha untuk menahan suaminya atau mantan pacarnya itu akan mati sia-sia.
"Mas! Tolong. Lepaskan dia!" Wanita itu berusaha menarik tangan suaminya. Ia takut kalau pria itu membunuh Han yang tubuhnya tidak terlalu tinggi dan besar seperti suaminya.
"Kamu membelanya May?!" tanya Arjuna dengan tatapan tajam pada sang istri.
Mayangsari tidak menjawab, ia hanya bisa menangis. Sungguh, ia tak tahu bagaimana perasaannya saat ini melihat keadaan Han yang sudah babak belur seperti itu.
Arjuna pun meminta orang-orangnya melepaskan pria itu kemudian pergi dengan perasaan yang sangat marah. Tinggallah Mayang Sari bersama dengan Han di depan gerbang rumah bagaikan istana itu.
Wanita itu menatap pria yang pernah menjadi kekasihnya dengan perasaan yang sangat sedih dan juga kasihan.
"Lihatlah suamimu itu May, pria yang sangat kejam dan tak punya perasaan," ucap Han dengan wajah yang sangat menyedihkan.
"Apakah kamu ingin hidup dengan orang yang tak sangat kasar seperti itu May?" lanjut pria itu memprovokasi.
Mayang Sari menghela nafasnya kemudian berucap, "Kamu yang salah Han. Jadi pergilah dari sini. Aku takut kamu tak akan bisa keluar dari tempat ini dengan selamat." Ia pun mendorong tubuh pria itu agar segera pergi dari sana atau orang-orang suaminya akan datang lagi dan membunuh mantan kekasihnya itu.
Han bertahan untuk tidak meninggalkan tempat itu. Ia benar-benar telah berniat untuk menjadi seorang pebinor tangguh demi masa depan dirinya dan calon bayinya sesuai kesepakatannya dengan Fifian.
"May, plis. Kamu tidak bahagia di rumah ini. Ikutlah denganku. Pria tua berbahaya," ucap pria itu lagi memohon.
"Kamu mungkin akan disiksanya juga seperti apa yang dilakukannya padaku," lanjutnya dengan tatapan yang sama. Ia berharap sekali kalau wanita itu mau mendengarkan bujukannya.
"Pergilah Han. Aku akan menerima apapun yang dilakukan oleh pria itu karena aku adalah istrinya. Dia sangat berhak atas diriku."
"May, plis. Aku bisa membahagiakanmu. Kembalilah padaku," ucap pria itu lagi dengan harapan yang sama. Akan tetapi Mayang Sari langsung meninggalkan tempat itu.
Ia juga merasa takut pada suaminya sekarang tapi ia lebih takut lagi jika ia mengikuti permintaan pria itu.
"May!" panggil Han lagi dengan perasaan yang sangat hancur. Hati dan tubuhnya kini semakin sakit dengan penolakan yang diberikan oleh wanita yang sangat ia cintai itu.
Ia pun pergi darisana dengan tekad tak berkurang samasekali. Sungguh, ia masih ingin mendapatkan Mayangsari bagaimana pun caranya.
Sementara itu Mayang Sari langsung menemui suaminya di dalam ruang kerja pria itu. Di dalam sana, ia melihat Arjuna sedang berdiri di depan jendela dengan tatapan lurus ke depan.
"Mas," panggilnya dengan suara pelan.
"Apa aku boleh masuk?"
Arjuna tidak menjawab. Ia pun melangkahkan kakinya mendekat dan memeluk pria itu dari belakang. Tapi tangannya langsung ditepis oleh sang suami.
"Pergi kamu!" titah pria itu dengan suara datar dan dingin.
Mayang Sari tidak peduli dengan penolakan pria itu. Ia tetap saja memeluk sang suami meskipun Arjuna menepisnya berkali-kali.
"Mas. Maafkan aku, hiks," ucap Mayang dengan tangis sesenggukan.
"Kenapa kamu meminta maaf?" tanya Arjuna dengan nada suara yang sama.
Mayangsari tidak menjawab dan hanya menangis saja.
"Apa kamu yang memberitahu pria itu kalau aku suami yang tak berguna karena impoten?" Terdengar suara pria itu bergetar menahan emosi di dadanya.
"Tidak mas. aku tidak mengatakannya. Aku..."
Arjuna langsung memutar posisinya hingga ia bisa menatap sang istri.
"Aku apa? Kamu sengaja ingin mempermalukan aku iyya?!" ucap Arjuna dengan tatapan tajam pada Mayang Sari.
"Tidak mas. Mana mungkin aku mengatakan hal seperti itu pada orang lain."
"Lalu apa yang kamu lakukan dengan pria itu di taman? Apa kalian merencanakan sesuatu untuk mengkhianatiku?"
Deg
Mayangsari menatap suaminya yang juga sedang menatapnya.
Bagaimana mungkin pria itu tahu apa yang aku lakukan beberapa saat yang lalu?
Wanita itu merasakan tubuhnya gemetar. Tenggorokannya tercekat. Ia tak bisa berkata-kata lagi.
"Katakan padaku, apakah kamu ingin kembali kepada pria itu karena aku tak mampu membahagiakan kamu hah?!"
Mayangsari menggelengkan kepalanya pelan dengan airmata yang semakin deras mengalir di pipinya yang mulus.
"Tidak mas. Aku tak akan pernah pergi darimu. Aku mencintaimu." Wanita itu menjawab dengan suara bergetar.
"Meskipun aku tidak bisa membahagiakanmu di ranjang?"
"Iya mas. Aku akan selalu bersamamu."
"Apa kamu tidak akan menyesal?"
"Tidak mas."
"Bohong!" teriak Arjuna tiba-tiba.
"Mas?"
"Aku tahu kalau kalian semua hanya menginginkan harta dari keluarga ini saja! Kamu dan keluargaku sendiri merencanakan pengkhianatan yang sangat kejam!"
"Mas? Jangan pernah berkata seperti itu."
Arjuna memukul meja yang ada dihadapannya dengan perasaan yang sangat sakit.
"Pergilah dari sini May!"
"Mas?"
🌺
*Bersambung.
Like dan ketik komentar agar author semangat updatenya oke?