Karena sudah bosan dengan hidup susah, akhirnya Dinda memilih jalan pintas mengikuti teman-temannya yang menjadi wanita simpanan para pria kaya di luar sana. Sebutan kerennya sugar baby.
Mereka bisa hidup mewah dan banyak uang bahkan temannya ada yang dibelikan mobil hingga membuat Dinda tergiur untuk melakukan hal itu saat sekolah demi membantu ekonomi keluarganya karena dia mulai bosan makan dengan tahu dan tempe saja.
Lalu, akankah Dinda mendapatkan apa yang diinginkannya dengan standar yang begitu tinggi untuk calon sugar Daddy-nya karena dia tidak ingin laki-laki tua dan perut buncit seperti sugar daddy-nya Intan teman sekolahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15. Mabuk
Setelah pergi bersama dengan Kevin, Daniel pulang dalam keadaan sempoyongan. Dia sedikit mabuk karena sudah lama tidak minum alkohol seperti ini, jadi dia sedikit oleng.
"Open the door!" teriak Daniel saat dia lupa password pintu apartemennya. Dia sudah menekannya beberapa kali tapi tetap saja tidak bisa di buka karena dia lupa apa password-nya. Dia juga lupa jika Dinda ada di dalam apartemen.
Untuk pertama kalinya lagi setelah sekian lama Daniel kembali mabuk dan dia tidak bisa mengontrol dirinya untuk itu.
"Oh mu God! Kenapa pintunya tidak bisa di buka?" Daniel terus saja mengumpat karena pintunya tidak bisa terbuka dan itu membuatnya merasa kesal. Entah mengapa dia bisa lupa seperti ini, sampai beberapa saat kemudian dia kembali teringat akan password apartemennya.
"Oh God! bagaimana bisa aku melupakan hal seperti ini?" akhirnya Daniel bisa masuk ke apartemennya dan saat dia melangkah semakin dekat, tiba-tiba saja ada seorang wanita yang keluar dari kamar dengan pakaian yang cukup seksi menurutnya.
"Om Daniel?" Dinda kaget ketika Daniel pulang dalam keadaan mabuk seperti itu.
Mendengar wanita itu memanggilnya membuat Daniel yang setengah sadar itu kembali terlihat kaget dengan apa yang di lihatnya saat ini.
"Siapa kau?" tanya Daniel yang tidak mengenal Dinda, tapi sesaat kemudian dia baru teringat jika itu adalah Dinda. Gadis yang menjadi sugar baby-nya.
"Hah, aku Dinda. Om daniel mabuk ya?" tanya Dinda yang datang memapah tubuh Daniel yang hampir saja limbung.
"Kenapa kau banyak bicara sekali hah?" Daniel terus saja mengomel saat Dinda memapah tubuhnya sampai ke dalam kamarnya.
Brugh ...
Bukan hanya tubuh dan dia saja yang berada di atas tempat tidur tapi kini Dinda juga berada di atas tubuhnya karena pria itu langsung terjatuh di atas tempat tidur ketika dia hendak membantunya. Dinda sendiri berusaha untuk melepaskan diri dari Daniel, tapi yang terjadi malah sebaliknya. Dia kembali dihempaskan ke atas tempat tidur oleh laki-laki itu dan ditindih dengan tubuh besar.
Melihat Daniel yang hendak membuka pakaian yang membuat jantung tidak berdegup kencang. Dia berpikir apakah ini saatnya dia melakukannya dengan Daniel? siap tidak siap dia memang harus melakukan hal ini karena kedua temannya sudah mengatakan bahwa dia harus membayar uang 300 juta itu dengan tubuhnya bukan. Jadi, cepat atau lambat dia akan melakukan yang sama Daniel dan mungkin saja ini adalah waktu yang tepat.
"Om, Om Daniel mau apa?" tanya Dinda yang mulai panik ketika melihat Daniel terus saja menatap ke arahnya sedangkan kedua tangannya terus saja membuka satu persatu kancing kemeja yang digunakan laki-laki itu hingga kini sudah terlihat dengan jelas tubuh bagian atasnya.
Daniel tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini dan dia langsung menyerang bibir Dinda. Daniel melakukannya dengan begitu buas. Menciumi Dinda dengan begitu rakus seolah dia tidak pernah merasakan hal ini lagi. Ciumannya sudah turun ke bagian leher Dinda dan itu membuatnya mulai bergerak dengan gelisah. Sungguh, ini kedua kalinya Dia merasakan hal seperti ini setelah beberapa waktu yang lalu ia mendapatkan pelepasan yang dilakukan oleh harinya Daniel.
Tangan besar Daniel terus aja meraba bagian dada Dinda dan meremasnya hingga membuat gadis yang sebentar lagi akan kehilangan mahkotanya itu mendesah dan menggeliat ketika merasakan sentuhan darinya.
"Om Daniel, aaah ...," desah Dinda kala dia merasakan sensasi yang jauh berbeda dengan apa yang dirasakannya kemarin. Kali ini sangat berbeda karena bagian dadanya kembali dihisap dan dijilati oleh Daniel. Ya, Daniel melakukan hal itu seolah-olah dia sedang berada di padang gurun dan dia mendapatkan sumber airnya. Padahal yang dilakukannya tidak mengeluarkan air apapun hanya mengeluarkan kenikmatan dan sensasi yang luar biasa.
Dinda sendiri terus saja mendesah kalah merasakan kenikmatan itu, kedua bagian dadanya dinikmati bergantian oleh Daniel, di hisap, di mainkan dan di jilat oleh laki-laki itu hingga membuat Dinda semakin tidak terkendali lagi. Tubuhnya benar-benar menggeliat dengan liar ketika merasakan apa yang dia rasakan saat ini. Sungguh, seperti ada sengatan listrik yang menjalari seluruh tubuhnya dan Dinda semakin tidak terkontrol untuk itu.
"Ah ..., om Daniel!" pekik Dinda saat gaun tidurnya di robek begitu saja oleh Daniel hingga kini bagian atas tubuhnya sudah terlihat sempurna di kedua mata Daniel. Saat ini Dinda hanya memakai kain segitiga berwarna putih yang sangat mini dan terlihat sangat seksi di mata Daniel.
"Eggh ..., om Daniel," Dinda kembali mendesah saat merasakan bagian intinya di raba oleh Daniel, itu semakin membuatnya menggelepar seperti ikan yang kekurangan oksigen.
"Mendesahlah, Dinda, aku ingin mendengar suara mu yang liar itu," ucap Daniel tepat di telinga Dinda. Bukan hanya itu saja, bahkan Daniel juga menjilat bagian cuping telinga Dinda yang membuat sang pemilik raga semakin tidak terkendali.
"Om, aku mau pipis," rengek Dinda karena dia memang merasa ada sesuatu yang mengganjal di bagian intinya dan ternyata itu batangan besar milik Daniel yang memang sudah siap untuk tempur.
Bukannya mendengar apa yang Dinda katakan, Daniel semakin mempermainkan bagian inti Dinda dan menggeseknya dengan senjata perang miliknya.
"Ok Daniel, aahh ...," suara desahannya semakin terdengar seksi di telinga Daniel karena kini inti tubuh mereka berdua sudah bertemu dan Daniel masih mempermainkan Dinda dengan kenikmatan seperti itu sebelum dia merasakan sakitnya nanti saat senjata miliknya masuk.
"Aahhh ...," kedua kaki Dinda sudah di buka oleh Daniel dan siap untuk di masukinya sampai Dinda merasakan ada sesuatu yang masuk dan itu jarinya Daniel yang bermain di sana. Keluar masuk membuat kegaduhan hingga membuat perut bagian bawah Dinda terasa keram dan mengetat seperti ada yang ingin keluar.
"Om Daniel udah om, aku gak tahan. Aku mau keluar om, keluarin om, keluarin" rengek Dinda saat dia merasa ada yang ingin keluar dari inti tubuhnya.
Merasa Dinda yang sudah hendak keluar, Daniel langsung menarik jarinya dan mulai melancarkan aksi selanjutnya.
"Om, sakit!" pekik Dinda saat ada sesuatu yang besar ini menerobos masuk ke dalamnya.
Daniel tidak memperdulikan hal itu karena dia masih berusaha untuk tetap masuk dan menerobosnya.
"Oh my God! it's so tight!" umpat Daniel yang mulai merasakan miliknya di jepit dengan begitu keras hingga dia kembali mendorongnya sampai benar-benar masuk dan Dinda langsung menjerit ketika merasakan milik Daniel masuk sepenuhnya dan dia juga merasa seperti ada yang merobek inti tubuhnya sata itu juga.
"Hemph ...," bibir Dinda langsung di bungkam oleh ciuman Daniel agar wanita itu tidak berteriak lagi.
jadiningatwaktuitudi depanaltar❤❤❤❤